Materi Biology Sistem Pencernaan Makanan pada Hewan Terlengkap

- Selamat datang untuk kalian yang saat ini sedang mengunjungi situs Biology, pada artikel yang kalian baca kali ini mengenai , saya mencoba membuat ulasan pada tulisan ini secara lengkap untuk menambah ilmu pengetahuan dan pembelajaran tentang berbagai hal di dunia ini yang berkaitan dengan ilmu biology. Semoga apa yang kami sampaikan di Artikel Materi Pembelajaran, bisa dijadikan penambah wawasan pengetahuan seputar keilmuan biology. Ok, selamat membaca dan jangan lupa bagikan pula artikel ini ke sosial media kalian agar bisa memberikan manfaat untuk orang lain juga.

Judul : Materi Biology Sistem Pencernaan Makanan pada Hewan Terlengkap
link : Materi Biology Sistem Pencernaan Makanan pada Hewan Terlengkap

Baca juga


Sistem Pencernaan Makanan pada Hewan

Beberapa struktur khusus sistem pencernaan ruminansia yang membedakannya dengan hewan-hewan pemakan hewan dan pemakan segala antara lain:

Gigi serinya mempunyai bentuk yang sesuai untuk menjepit makanannya yang berupa rumput atau tumbuhan.Geraham belakang besar berbentuk datar dan lebar.Rahangnya bergerak menyamping untuk menggiling dan menggilas makanan.Struktur lambungnya kompleks dengan empat ruangan yang berbeda, yaitu rumen, retikulum, omasum, dan abomasum.Ukuran panjang ususnya, dibanding hewan karnivora atau omnivora yang ukuran tubuhnya sama, usus ruminansia jauh lebih panjang.Pada ususnya hidup koloni bakteri yang merupakan simbiosis mutualisme dengan ruminansia.

Saluran pencernaan hewan memamah biak terdiri atas organ-organ berikut:

Rongga Mulut (Cavum Oris)
Gigi yang terdapat dalam rongga mulut berbeda dengan mamalia lain dalam hal berikut.
Gigi seri (insisivus) mempunyai bentuk yang sesuai untuk menjepit makanan berupa tetumbuhan seperti rumput.Gigi taring (caninus) tidak berkembang.Gigi geraham belakang (molare) berbentuk datar dan lebar.

Makanan yang direnggut dengan bantuan lidah secara cepat dikunyah dan dicampur dengan air liur dalam mulut, kemudian ditelan masuk ke dalam lambung melalui esofagus.

Kerongkongan (Esofagus)
Esofagus merupakan saluran penghubung antara rongga mulut dengan lambung. Di sini tidak terjadi proses pencernaan. Esofagus pada sapi sangat pendek dan lebar, serta lebih mampu membesar (berdilatasi). Esofagus berdinding tipis dan panjang- nya bervariasi, diperkirakan sekitar 5 cm.

Lambung
Lambung mempunyai peranan penting untuk menyimpan makanan sementara yang akan dikunyah kembali (kedua kali). Selain itu, pada lambung juga terjadi proses pembusukan dan peragian.
Lambung Ruminansia terdiri atas empat ruangan, yaitu:
rumen (perut besar/perut urat daging),retikulum (perut jala),omasum (perut buku),abomasum (perut kelenjar/perut masam).

Ukuran ruangan tersebut bervariasi sesuai dengan umur dan makanan alamiahnya. Kapasitas rumen 80%, retikulum 5%, omasum 7–8%, dan abomasum 7–8%.
Mula-mula makanan masuk ke dalam rumen. Makanan yang masuk ke lambung ini telah bercampur dengan ludah yang bersifat alkali sehingga memberi suasana basa dengan pH ± 8,5.
Selanjutnya, dalam lambung sapi berlangsung proses pencernaan sebagai berikut.

a. Rumen
Rumen berfungsi sebagai gudang sementara bagi makanan yang ditelan. Setelah rumen cukup terisi makanan, sapi beristirahat. Di dalam rumen terdapat populasi bakteri dan Protozoa. Mikroorganisme tersebut menghasilkan enzim yang menguraikan polisakarida, misalnya enzim: hidrolase, amilase, oligosakharase, glikosidase, dan enzim selulase yang berfungsi untuk menguraikan selulosa. Selain itu juga terdapat enzim yang menguraikan protein, yaitu enzim proteolitik; dan enzim pencerna lemak.

b. Retikulum
Di dalam retikulum makanan diaduk-aduk kemudian dicampur dengan enzim yang dihasilkan oleh bakteri yang ada, hingga akhirnya menjadi gumpalan-gumpalan yang masih kasar (bolus). Pengadukan dilakukan oleh kontraksi otot dinding retikulum. Kemudian, gumpalan makanan tersebut didorong kembali ke mulut untuk dikunyah lebih sempurna (dimamah kedua kali), sambil beristirahat. Setelah itu, gumpalan makanan ditelan lagi masuk ke omasum melewati rumen dan retikulum.

c. Omasum
Di dalam omasum terdapat kelenjar yang memproduksi enzim yang akan bercampur dengan bolus. Makanan dijadikan lebih halus lagi di omasum. Kadar air dari gumpalan makanan dikurangi (terjadi absorpsi air), kemudian gumpalan makanan diteruskan keabomasum.

d. Abomasum
Di dalam abomasum makanan dicernakan lagi dengan bantuan enzim dan asam klorida. Abomasum merupakan perut yang sebenarnya, karena di sini terjadi pencernaan sebenarnya secara kimiawi oleh enzim-enzim pencernaan. Enzim yang dikeluarkan oleh dinding abomasum sama dengan yang terdapat pada lambung mamalia lain. Misalnya, enzim pepsin merombak protein menjadi asam amino.

Sistem Pencernaan Makanan pada Hewan

Beberapa struktur khusus sistem pencernaan ruminansia yang membedakannya dengan hewan-hewan pemakan hewan dan pemakan segala antara lain:

Gigi serinya mempunyai bentuk yang sesuai untuk menjepit makanannya yang berupa rumput atau tumbuhan.Geraham belakang besar berbentuk datar dan lebar.Rahangnya bergerak menyamping untuk menggiling dan menggilas makanan.Struktur lambungnya kompleks dengan empat ruangan yang berbeda, yaitu rumen, retikulum, omasum, dan abomasum.Ukuran panjang ususnya, dibanding hewan karnivora atau omnivora yang ukuran tubuhnya sama, usus ruminansia jauh lebih panjang.Pada ususnya hidup koloni bakteri yang merupakan simbiosis mutualisme dengan ruminansia.

Saluran pencernaan hewan memamah biak terdiri atas organ-organ berikut:

Rongga Mulut (Cavum Oris)
Gigi yang terdapat dalam rongga mulut berbeda dengan mamalia lain dalam hal berikut.
Gigi seri (insisivus) mempunyai bentuk yang sesuai untuk menjepit makanan berupa tetumbuhan seperti rumput.Gigi taring (caninus) tidak berkembang.Gigi geraham belakang (molare) berbentuk datar dan lebar.

Makanan yang direnggut dengan bantuan lidah secara cepat dikunyah dan dicampur dengan air liur dalam mulut, kemudian ditelan masuk ke dalam lambung melalui esofagus.

Kerongkongan (Esofagus)
Esofagus merupakan saluran penghubung antara rongga mulut dengan lambung. Di sini tidak terjadi proses pencernaan. Esofagus pada sapi sangat pendek dan lebar, serta lebih mampu membesar (berdilatasi). Esofagus berdinding tipis dan panjang- nya bervariasi, diperkirakan sekitar 5 cm.

Lambung
Lambung mempunyai peranan penting untuk menyimpan makanan sementara yang akan dikunyah kembali (kedua kali). Selain itu, pada lambung juga terjadi proses pembusukan dan peragian.
Lambung Ruminansia terdiri atas empat ruangan, yaitu:
rumen (perut besar/perut urat daging),retikulum (perut jala),omasum (perut buku),abomasum (perut kelenjar/perut masam).

Ukuran ruangan tersebut bervariasi sesuai dengan umur dan makanan alamiahnya. Kapasitas rumen 80%, retikulum 5%, omasum 7–8%, dan abomasum 7–8%.
Mula-mula makanan masuk ke dalam rumen. Makanan yang masuk ke lambung ini telah bercampur dengan ludah yang bersifat alkali sehingga memberi suasana basa dengan pH ± 8,5.
Selanjutnya, dalam lambung sapi berlangsung proses pencernaan sebagai berikut.

a. Rumen
Rumen berfungsi sebagai gudang sementara bagi makanan yang ditelan. Setelah rumen cukup terisi makanan, sapi beristirahat. Di dalam rumen terdapat populasi bakteri dan Protozoa. Mikroorganisme tersebut menghasilkan enzim yang menguraikan polisakarida, misalnya enzim: hidrolase, amilase, oligosakharase, glikosidase, dan enzim selulase yang berfungsi untuk menguraikan selulosa. Selain itu juga terdapat enzim yang menguraikan protein, yaitu enzim proteolitik; dan enzim pencerna lemak.

b. Retikulum
Di dalam retikulum makanan diaduk-aduk kemudian dicampur dengan enzim yang dihasilkan oleh bakteri yang ada, hingga akhirnya menjadi gumpalan-gumpalan yang masih kasar (bolus). Pengadukan dilakukan oleh kontraksi otot dinding retikulum. Kemudian, gumpalan makanan tersebut didorong kembali ke mulut untuk dikunyah lebih sempurna (dimamah kedua kali), sambil beristirahat. Setelah itu, gumpalan makanan ditelan lagi masuk ke omasum melewati rumen dan retikulum.

c. Omasum
Di dalam omasum terdapat kelenjar yang memproduksi enzim yang akan bercampur dengan bolus. Makanan dijadikan lebih halus lagi di omasum. Kadar air dari gumpalan makanan dikurangi (terjadi absorpsi air), kemudian gumpalan makanan diteruskan keabomasum.

d. Abomasum
Di dalam abomasum makanan dicernakan lagi dengan bantuan enzim dan asam klorida. Abomasum merupakan perut yang sebenarnya, karena di sini terjadi pencernaan sebenarnya secara kimiawi oleh enzim-enzim pencernaan. Enzim yang dikeluarkan oleh dinding abomasum sama dengan yang terdapat pada lambung mamalia lain. Misalnya, enzim pepsin merombak protein menjadi asam amino.

Materi Biology Kelainan dan Penyakit pada Sistem Pencernaan Terlengkap

- Selamat datang untuk kalian yang saat ini sedang mengunjungi situs Biology, pada artikel yang kalian baca kali ini mengenai , saya mencoba membuat ulasan pada tulisan ini secara lengkap untuk menambah ilmu pengetahuan dan pembelajaran tentang berbagai hal di dunia ini yang berkaitan dengan ilmu biology. Semoga apa yang kami sampaikan di Artikel Materi Pembelajaran, bisa dijadikan penambah wawasan pengetahuan seputar keilmuan biology. Ok, selamat membaca dan jangan lupa bagikan pula artikel ini ke sosial media kalian agar bisa memberikan manfaat untuk orang lain juga.

Judul : Materi Biology Kelainan dan Penyakit pada Sistem Pencernaan Terlengkap
link : Materi Biology Kelainan dan Penyakit pada Sistem Pencernaan Terlengkap

Baca juga


Kelainan dan Penyakit pada Sistem Pencernaan

Gangguan pada Mulut
Parotis atau gondong, yaitu infeksi pada kelenjar parotis.Xerostomia, yaitu produksi air liur yang amat sedikit.

Gangguan pada Lambung
Gastritis: radang akut pada dinding lambung karena makanan yang kotor.Kolik: salah cerna akibat makanan yang masuk terlalu banyak.

Gangguan pada Usus
Diare: injeksi kuman pada kolon yang mengakibatkan feses terlalu cepat keluar.Sembelit: keadaan sulit buang air besar akibat penyerapan air khim pada ileum berlebihanApendisitis: keadaan apendiks yang meradang.Hemoroid: keadaan membengkaknya vena pada anus.

Gangguan pada alat pencernaan bisa pula akibat keracunan makanan. Keracunan ini umumnya disebabkan oleh bakteri, seperti Salmonellayang dapat menyebabkan penyakit tifus dan Clostridium yang dapat menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian. Bakteri Clostridium umumnya terdapat pada makanan kaleng yang kadaluwarsa.

Kelainan dan Penyakit pada Sistem Pencernaan

Gangguan pada Mulut
Parotis atau gondong, yaitu infeksi pada kelenjar parotis.Xerostomia, yaitu produksi air liur yang amat sedikit.

Gangguan pada Lambung
Gastritis: radang akut pada dinding lambung karena makanan yang kotor.Kolik: salah cerna akibat makanan yang masuk terlalu banyak.

Gangguan pada Usus
Diare: injeksi kuman pada kolon yang mengakibatkan feses terlalu cepat keluar.Sembelit: keadaan sulit buang air besar akibat penyerapan air khim pada ileum berlebihanApendisitis: keadaan apendiks yang meradang.Hemoroid: keadaan membengkaknya vena pada anus.

Gangguan pada alat pencernaan bisa pula akibat keracunan makanan. Keracunan ini umumnya disebabkan oleh bakteri, seperti Salmonellayang dapat menyebabkan penyakit tifus dan Clostridium yang dapat menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian. Bakteri Clostridium umumnya terdapat pada makanan kaleng yang kadaluwarsa.

Materi Biology Cabang-cabang ilmu dalam Biologi dan kaitannya dengan pengembangan karir di masa depan Terlengkap

- Selamat datang untuk kalian yang saat ini sedang mengunjungi situs Biology, pada artikel yang kalian baca kali ini mengenai , saya mencoba membuat ulasan pada tulisan ini secara lengkap untuk menambah ilmu pengetahuan dan pembelajaran tentang berbagai hal di dunia ini yang berkaitan dengan ilmu biology. Semoga apa yang kami sampaikan di Artikel Materi Pembelajaran, bisa dijadikan penambah wawasan pengetahuan seputar keilmuan biology. Ok, selamat membaca dan jangan lupa bagikan pula artikel ini ke sosial media kalian agar bisa memberikan manfaat untuk orang lain juga.

Judul : Materi Biology Cabang-cabang ilmu dalam Biologi dan kaitannya dengan pengembangan karir di masa depan Terlengkap
link : Materi Biology Cabang-cabang ilmu dalam Biologi dan kaitannya dengan pengembangan karir di masa depan Terlengkap

Baca juga


Cabang-cabang ilmu dalam Biologi

Genetika
Genetika adalah ilmu yang mempelajari tentang susunan gen, pengaruh gen dalam makhluk hidup, dan hukum pewarisan sifat serta rekayasa genetika.
Contoh pekerjaan dalam ilmu genetika:
1. Perekayasa Gen
2. Ahli Pertanian (pembuat bibit unggul)
3. Ahli Peternakan (pembuat anakan unggul)
4. Dokter Spesialis Genetika
Taksonomi
Taksonomi adalah ilmu yang mempelajari tentang pengelompokkan makhluk hidup.
Contoh pekerjaan dalam ilmu taksonomi:
1. Petugas pusat konservasi
2. Petugas cagar alam
3. Paleontologis (orang yang mempelajari kehidupan purba)
Zoologi
Zoologi adalah ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk serta prilaku binatang.
Contoh pekerjaan dalam ilmu zoologi:
1. Petugas kebun binatang
2. Petugas pusat konservasi hewan
3. Dokter hewan
Ornitologi
Ornitologi adalah ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk serta prilaku aves/burung.
Contoh pekerjaan dalam ilmu ornitologi:
1. Petugas kebun binatang
2. Pengendalian unggas
3. Petugas pusat konservasi burung
Limnologi
Limnologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan di perairan darat atau perairan tawar.
Contoh pekerjaan dalam ilmu limnologi:
1. Limnologis (orang yang meneliti perairan darat)
2. Ahli perikanan air tawar
3. Pemeriksa kelayakan sungai dan danau
Sitologi
Sitologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sel dan fungsi serta aktivitasnya.
Contoh pekerjaan dalam ilmu sitologi:
1. Biomedis
2. Petugas labolatorium
3. Ahli penyakit sel
4. Petugas radiologi (Seperti CT Scan dan MRI 1.5 Tesla)
Enzimologi
Enzimologi adalah ilmu yang mempelajari tentang serba-serbi enzim dan nutrisi bagi makhluk hidup.
Contoh pekerjaan dalam ilmu enzimologi:
1. Badan pengawas obat dan makanan (BPOM)
2. Ahli Nutrisi
3. Dokter Spesialis Tumbuh Kembang
Virologi
Virologi adalah ilmu yang mempelajari tentang serba-serbi, fungsi, dan aktivitas suborganisme seperti virus.
Contoh pekerjaan dalam ilmu virologi:
1. Ahli Farmasi
2. Dokter
3. Dokter Hewan
4. Ahli Peternakan (spesialis virus, seperti pada flu burung dan flu babi)
5. Ahli Pertanian
Neurologi
Neurologi adalah ilmu yang mempelajari tentang saraf dan sistem saraf serta penyakit-penyakit yang berhubungan dengan saraf.
Contoh pekerjaan dalam ilmu neurologi:
1. Dokter spesialis Saraf
2. Psikiatris (orang yang mengurus masalah kesehatan jiwa)
3. Dokter spesialis Stroke dan penyakit Otak
Bioteknologi
Bioteknologi adalah ilmu yang mempelajari tentang penggunaan penerapan proses biologi secara terpadu yang meliputi proses biokimia, mikrobiologi, rekayasa kimia untuk bahan pangan dan peningkatan kesejahteraan manusia.
Contoh pekerjaan dalam ilmu bioteknologi:
1. Ahli pangan
2. Farmasi (ahli obat-obatan)
Radiologi
Radiologi adalahilmu untuk melihat bagian dalam tubuh manusia menggunakan pancaran atau radiasi gelombang, baik gelombang elektromagnetik maupun gelombang mekanik.
Contoh pekerjaan dalam ilmu radiologi:
1. Petugas Radiologi (X-Ray, CT Scan, MRI)
2. Dokter Spesialis Tulang
3. Dokter Spesialis Penyakit Dalam

Diatas adalah contoh sebagain Cabang dalam Ilmu Biologi beserta pekerjaan-pekerjaan yang cocok dengan bidang yang didalaminya. Selain cabang-cabang biologi diatas, sebenarnya masih banyak lagi cabang-cabang dalam ilmu biologi lainnya, di antaranya seperti berikut ini:

Sanitasi - Ilmu yang mempelajari tentang kesehatan dan kelayakan lingkungan.
Paleontologi - Ilmu yang mempelajari tentang kehidupan di zaman purbakala.
Parasitologi - Ilmu yang mempelajari tentang makhluk-makhluk pengganggu (Parasit).
Patologi - Ilmu yang mempelajari pengaruh penyakit bagi kehidupan manusia.
Onkologi - Ilmu yang mempelajari tentang kanker dan cara pencegahannya.
Onthogeni - Ilmu yang mempelajari tentang perkembangan makhluk hidup.
Mikrobiologi - Ilmu yang mempelajari tentang mikroorganisme.
Karsinologi - Ilmu yang mempelajari tentang crustacea/kepiting.
Ichtiologi - Ilmu yang mempelajari tentang pisces/ikan.
Klimatologi - Ilmu yang mempelajari tentang iklim dan pengaruhnya bagi makhluk hidup.
Histologi - Ilmu yang mempelajari tentang jaringan penyusun makhluk hidup.
Harpetologi - Ilmu yang mempelajari tentang reptilia/ular/kadal.
Farmakologi - Ilmu yang mempelajari tentang obat-obatan.
Dendrologi - Ilmu yang mepelajari tentang pohon dan tumbuhan berkayu.
Entomologi - Ilmu yang mempelajari tentang serangga.
Bryologi - Ilmu yang mempelajari tentang lumut.
Botani - Ilmu yang mempelajari tentang tumbuh-tumbuhan.
Anatomi - Ilmu yang mempelajari tentang struktur tubuh makhluk hidup.
Endokrinologi - Ilmu yang mempelajari tentang Hormon.
Epidemiologi - Ilmu yang mempelajari tentang penyakit menular.
Imunologi - Ilmu yang mempelajari tentang sistem kekebalan tubuh.
Cardiologi - Ilmu yang mempelajari tentang jantung dan pembuluh darah.
Fisiologi - Ilmu yang mempelajari tentang cara kerja tubuh.


Cabang-cabang ilmu dalam Biologi

Genetika
Genetika adalah ilmu yang mempelajari tentang susunan gen, pengaruh gen dalam makhluk hidup, dan hukum pewarisan sifat serta rekayasa genetika.
Contoh pekerjaan dalam ilmu genetika:
1. Perekayasa Gen
2. Ahli Pertanian (pembuat bibit unggul)
3. Ahli Peternakan (pembuat anakan unggul)
4. Dokter Spesialis Genetika
Taksonomi
Taksonomi adalah ilmu yang mempelajari tentang pengelompokkan makhluk hidup.
Contoh pekerjaan dalam ilmu taksonomi:
1. Petugas pusat konservasi
2. Petugas cagar alam
3. Paleontologis (orang yang mempelajari kehidupan purba)
Zoologi
Zoologi adalah ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk serta prilaku binatang.
Contoh pekerjaan dalam ilmu zoologi:
1. Petugas kebun binatang
2. Petugas pusat konservasi hewan
3. Dokter hewan
Ornitologi
Ornitologi adalah ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk serta prilaku aves/burung.
Contoh pekerjaan dalam ilmu ornitologi:
1. Petugas kebun binatang
2. Pengendalian unggas
3. Petugas pusat konservasi burung
Limnologi
Limnologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan di perairan darat atau perairan tawar.
Contoh pekerjaan dalam ilmu limnologi:
1. Limnologis (orang yang meneliti perairan darat)
2. Ahli perikanan air tawar
3. Pemeriksa kelayakan sungai dan danau
Sitologi
Sitologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sel dan fungsi serta aktivitasnya.
Contoh pekerjaan dalam ilmu sitologi:
1. Biomedis
2. Petugas labolatorium
3. Ahli penyakit sel
4. Petugas radiologi (Seperti CT Scan dan MRI 1.5 Tesla)
Enzimologi
Enzimologi adalah ilmu yang mempelajari tentang serba-serbi enzim dan nutrisi bagi makhluk hidup.
Contoh pekerjaan dalam ilmu enzimologi:
1. Badan pengawas obat dan makanan (BPOM)
2. Ahli Nutrisi
3. Dokter Spesialis Tumbuh Kembang
Virologi
Virologi adalah ilmu yang mempelajari tentang serba-serbi, fungsi, dan aktivitas suborganisme seperti virus.
Contoh pekerjaan dalam ilmu virologi:
1. Ahli Farmasi
2. Dokter
3. Dokter Hewan
4. Ahli Peternakan (spesialis virus, seperti pada flu burung dan flu babi)
5. Ahli Pertanian
Neurologi
Neurologi adalah ilmu yang mempelajari tentang saraf dan sistem saraf serta penyakit-penyakit yang berhubungan dengan saraf.
Contoh pekerjaan dalam ilmu neurologi:
1. Dokter spesialis Saraf
2. Psikiatris (orang yang mengurus masalah kesehatan jiwa)
3. Dokter spesialis Stroke dan penyakit Otak
Bioteknologi
Bioteknologi adalah ilmu yang mempelajari tentang penggunaan penerapan proses biologi secara terpadu yang meliputi proses biokimia, mikrobiologi, rekayasa kimia untuk bahan pangan dan peningkatan kesejahteraan manusia.
Contoh pekerjaan dalam ilmu bioteknologi:
1. Ahli pangan
2. Farmasi (ahli obat-obatan)
Radiologi
Radiologi adalahilmu untuk melihat bagian dalam tubuh manusia menggunakan pancaran atau radiasi gelombang, baik gelombang elektromagnetik maupun gelombang mekanik.
Contoh pekerjaan dalam ilmu radiologi:
1. Petugas Radiologi (X-Ray, CT Scan, MRI)
2. Dokter Spesialis Tulang
3. Dokter Spesialis Penyakit Dalam

Diatas adalah contoh sebagain Cabang dalam Ilmu Biologi beserta pekerjaan-pekerjaan yang cocok dengan bidang yang didalaminya. Selain cabang-cabang biologi diatas, sebenarnya masih banyak lagi cabang-cabang dalam ilmu biologi lainnya, di antaranya seperti berikut ini:

Sanitasi - Ilmu yang mempelajari tentang kesehatan dan kelayakan lingkungan.
Paleontologi - Ilmu yang mempelajari tentang kehidupan di zaman purbakala.
Parasitologi - Ilmu yang mempelajari tentang makhluk-makhluk pengganggu (Parasit).
Patologi - Ilmu yang mempelajari pengaruh penyakit bagi kehidupan manusia.
Onkologi - Ilmu yang mempelajari tentang kanker dan cara pencegahannya.
Onthogeni - Ilmu yang mempelajari tentang perkembangan makhluk hidup.
Mikrobiologi - Ilmu yang mempelajari tentang mikroorganisme.
Karsinologi - Ilmu yang mempelajari tentang crustacea/kepiting.
Ichtiologi - Ilmu yang mempelajari tentang pisces/ikan.
Klimatologi - Ilmu yang mempelajari tentang iklim dan pengaruhnya bagi makhluk hidup.
Histologi - Ilmu yang mempelajari tentang jaringan penyusun makhluk hidup.
Harpetologi - Ilmu yang mempelajari tentang reptilia/ular/kadal.
Farmakologi - Ilmu yang mempelajari tentang obat-obatan.
Dendrologi - Ilmu yang mepelajari tentang pohon dan tumbuhan berkayu.
Entomologi - Ilmu yang mempelajari tentang serangga.
Bryologi - Ilmu yang mempelajari tentang lumut.
Botani - Ilmu yang mempelajari tentang tumbuh-tumbuhan.
Anatomi - Ilmu yang mempelajari tentang struktur tubuh makhluk hidup.
Endokrinologi - Ilmu yang mempelajari tentang Hormon.
Epidemiologi - Ilmu yang mempelajari tentang penyakit menular.
Imunologi - Ilmu yang mempelajari tentang sistem kekebalan tubuh.
Cardiologi - Ilmu yang mempelajari tentang jantung dan pembuluh darah.
Fisiologi - Ilmu yang mempelajari tentang cara kerja tubuh.


Materi Biology Rangka - Sistem Gerak Terlengkap

- Selamat datang untuk kalian yang saat ini sedang mengunjungi situs Biology, pada artikel yang kalian baca kali ini mengenai , saya mencoba membuat ulasan pada tulisan ini secara lengkap untuk menambah ilmu pengetahuan dan pembelajaran tentang berbagai hal di dunia ini yang berkaitan dengan ilmu biology. Semoga apa yang kami sampaikan di Artikel Materi Pembelajaran, bisa dijadikan penambah wawasan pengetahuan seputar keilmuan biology. Ok, selamat membaca dan jangan lupa bagikan pula artikel ini ke sosial media kalian agar bisa memberikan manfaat untuk orang lain juga.

Judul : Materi Biology Rangka - Sistem Gerak Terlengkap
link : Materi Biology Rangka - Sistem Gerak Terlengkap

Baca juga


Rangka - Sistem Gerak

Gerakan tubuh dimungkinkan karena adanya kerjasama antara tulang dan otot. Tulang tidak dapat berfungsi sebagai alat gerak bila tidak digerakkan oleh otot. Otot dapat menggerakkan tulang karena dapat berkontraksi. Otot disebut alat gerak aktif sedangkan tulang disebut alat gerak pasif. Tulang-tulang di dalam tubuh manusia membentuk rangka.

Fungsi rangka :
Memberi bentuk pada tubuh.Sebagai alat gerak pasif.Melindungi alat-alat tubuh dalam yang lemah.Sebagai tempat melekatnya otototot rangka.Menunjang tegaknya tubuh.Tempat pembentukan sel-sel darah.Sebagai tempat penimbunan mineral.Secara garis besar rangka manusia dikelompokkan dalam 3 kelompok besar, kelopok tersebut sebagai berikut :

1. Tengkorak
Tengkorak terbentuk dari tempurung otak (kranium) dan bagian wajah.
2. Tulang Badan
Tulang badan terdiri atas tulang belakang, tulang dada, tulang rusuk, tulang bahu, tulang panggul.
3. Tulang Anggota Gerak
Tulang anggota gerak terdiri dari 2 kelompok, yaitu tulang anggota atas (lengan), dan tulang anggota bawah (tungkai).

Lengan terdiri atas : 2 tulang lengan atas (humerus), 2 tulang pengumpil (ulna), 2 batang hasta (radius), 16 tulang pergelangan tangan (os carpal), 10 tulang telapak tangan (os metacarpal), 28 ruas tulang jari tangan (phalanges), ibu jari 12 ruas.

Tungkai terdiri atas : 2 tulang paha (femur), 2 tulang tempurung lutut (patella), 2 tulang kering (tibia), 2 tulang betis (fibula), 14 tulang pergelangan kaki (tarsal), 10 tulang telapak kaki (metatarsal), 28 ruas tulang jari kaki (phalanges).

Rangka - Sistem Gerak

Gerakan tubuh dimungkinkan karena adanya kerjasama antara tulang dan otot. Tulang tidak dapat berfungsi sebagai alat gerak bila tidak digerakkan oleh otot. Otot dapat menggerakkan tulang karena dapat berkontraksi. Otot disebut alat gerak aktif sedangkan tulang disebut alat gerak pasif. Tulang-tulang di dalam tubuh manusia membentuk rangka.

Fungsi rangka :
Memberi bentuk pada tubuh.Sebagai alat gerak pasif.Melindungi alat-alat tubuh dalam yang lemah.Sebagai tempat melekatnya otototot rangka.Menunjang tegaknya tubuh.Tempat pembentukan sel-sel darah.Sebagai tempat penimbunan mineral.Secara garis besar rangka manusia dikelompokkan dalam 3 kelompok besar, kelopok tersebut sebagai berikut :

1. Tengkorak
Tengkorak terbentuk dari tempurung otak (kranium) dan bagian wajah.
2. Tulang Badan
Tulang badan terdiri atas tulang belakang, tulang dada, tulang rusuk, tulang bahu, tulang panggul.
3. Tulang Anggota Gerak
Tulang anggota gerak terdiri dari 2 kelompok, yaitu tulang anggota atas (lengan), dan tulang anggota bawah (tungkai).

Lengan terdiri atas : 2 tulang lengan atas (humerus), 2 tulang pengumpil (ulna), 2 batang hasta (radius), 16 tulang pergelangan tangan (os carpal), 10 tulang telapak tangan (os metacarpal), 28 ruas tulang jari tangan (phalanges), ibu jari 12 ruas.

Tungkai terdiri atas : 2 tulang paha (femur), 2 tulang tempurung lutut (patella), 2 tulang kering (tibia), 2 tulang betis (fibula), 14 tulang pergelangan kaki (tarsal), 10 tulang telapak kaki (metatarsal), 28 ruas tulang jari kaki (phalanges).

Materi Biology Peradangan, Alergi, Pencegahan dan Penyembuhan Penyakit Terlengkap

- Selamat datang untuk kalian yang saat ini sedang mengunjungi situs Biology, pada artikel yang kalian baca kali ini mengenai , saya mencoba membuat ulasan pada tulisan ini secara lengkap untuk menambah ilmu pengetahuan dan pembelajaran tentang berbagai hal di dunia ini yang berkaitan dengan ilmu biology. Semoga apa yang kami sampaikan di Artikel Materi Pembelajaran, bisa dijadikan penambah wawasan pengetahuan seputar keilmuan biology. Ok, selamat membaca dan jangan lupa bagikan pula artikel ini ke sosial media kalian agar bisa memberikan manfaat untuk orang lain juga.

Judul : Materi Biology Peradangan, Alergi, Pencegahan dan Penyembuhan Penyakit Terlengkap
link : Materi Biology Peradangan, Alergi, Pencegahan dan Penyembuhan Penyakit Terlengkap

Baca juga


inflamasi peradangan

Peradangan (Inflamasi)
Peradangan merupakan respon terhadap cedera. Arti khususnya, peradangan adalah reaksi vascular yang hasilnya merupakan pengiriman cairan, zat-zat yang terlarut dan sel-sel dari sirklasi darah ke jaringan interstitial pada daerah cedera atau nekrosis. Peradangan sebenarnya adalah gejala yang menguntungkan dan pertahanan, hasilnya adalah netralisasi dan pembuangan agen-agen penyerang, penghancur jaringan nekrosis, dan pembentukan keadaan yang dibutuhkan untuk perbaikan dan pemulihan.

Pada proses peradangan terjadi pelepasan histamine dan zat-zat humoral lain kedalam cairan jaringan sekitar.
Sekresi histamine mengakibatkan :
1.Peningkatan aliran darah lokal
2.Peningkatan permeabilitas kapiler
3.Permembesan arteri dan fibrinogen dalam jaringan interstitial
4.Edema ektraseluler
5.Pembekuan cairan ekstraseluler dan cairan limfe.

Proses Terjadinya Peradangan
Pada setiap luka jaringan, mula-mula akan terjadi dilatasi lokal dari arteriole dan kapiler sehingga plasma akan merembes keluar. Selanjutnya cairan edema akan berkumpul didaerah sekitar luka, kemudian fibrin membentuk semacam jala, struktur ini menutupi saluran limfe sehingga penyebaran mikroorganisme dapat dibatasi. Dalam proses imflamasi terjadi phagositosis, mula-mula phagosit, membungkus mikroorganisme, kemudian di digesti dalam sel. Selanjutnya akan keluar protease seluler yang menyebakan lisis leukosit. Setelah itu makrofak nuclear besar akan tiba dan membungkus sisa leukosit. Akhirnya terjadi pencairan yang merupakan hasil proses inflamasi lokal. Cairan kaya protein dan sel darah putih yang tertimbun dalam ruang ekstraseluler disebut dengan eksudat

Tanda-tanda Kardinal Peradangan
Pada peradangan akut, dapat dilihat dari tanda-tanda pokok (Tanda-tanda Peradangan)
1.Kemerahan (Rubor) : Kemerahan atau Rubor biasanya merupakan hal yang pertama dilihat di daerah yang mengalami peradangan.
2.Panas (Kalor) : Panas atau kalor terjadi bersamaan dengan kemerahan dari reaksi peradangan yang hanya terjadi pada permukaan tubuh yang dalam keadaan normal 37C( suhu dalam tubuh). Hal ini disebabkan karena darah lebih banyak disalurkan di daerah peradangan dibandingkan daerah yang normal.
3.Rasa Sakit (Dolor)
Rasa sakit terjadi karena adanya ransangan saraf. Rangsangan saraf sendiri sapat terjadi akibat perubahan pH lokal, perubahan konsentrasi ion-ion tertentu, atau pengeluaran zat-zat kimia bioaktif lainnya. Selain itu, pembengkakan jaringan yang mengakibatkan peningkatan tekanan lokal juga dapat menimbulkan rasa sakit.
4. Pembengkakan (Tumor)
Pembengkakan ditimbulkan oleh pengiriman cairan dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interstitial. Campuran cairan dan sel yang tertimbun didaerah peradangan disebut dengan eksudat.
5. Fungsio Lasea
Perubahan fungsi atau fungsio lasea adalah reaksi reaksi peradangan yang telah dikenal. Sepintas mudah dimengerti, mengapa bagian yang bengkak, nyeri yang disertai sirkulasi abnormal dari lingkungan kimiawi yang abnormal, berfungsi abnormal. Namun sebetulnya tidak diketahui secara mendalam dengan cara apa fungsi jaringan meradang terganggu.

Jenis Radang
1.Radang Kataral
Terbentuk diatas permukaan mukosa, dimana terdapat sel-sel yang mensekresikan musin. Eksudat musin yang terkenal adalah ‘Puck’ yang banyak menyertai infeksi pernafasan bagian atas.
2.Radang Pseudomembran
Istilah ini dipakai untuk reaksi radang pada permukaan selaput lendir, ditandai dengan pembentukan eksudat berupa lapisan selaput superficial, mengandung agen penyebab, endapan fibrin, sel-sel nekrotik aktif, dan sel-sel darah putih radang. Radang membranosa sering ditemui dalam orofaring, trachea, bronkus, dan traktus intestinal.
3. Ulkus
Terjadi bila bagian permukaan jaringan hilang. Sementara jaringan sekitarnya meradang, contohnya sariawan.
4. Abses
Abses adalah lubang yang berisi nanah dalam jaringan.
5.Radang Purulen
Radang purulen terjadi akibat infeksi bakteri. Terjadi pada cedera aseptis dan dapat terjadi dimana-mana pada tubuh yang jaringanya telah nekrotik.
6. Flegmon
Radang purulen yang meluas secara difuse pada jaringan
7.Radang Supuratif
Radang supuratif adalah radang yang menimbulkan nekrosis luquaktif. Nekrosis luquaktif adalah jaringan nekrosis yang sedikit demi sedikit mencair akibat enzim. Infeksi supuratif lokal disebabkan oleh banyak macam bakteri yang secara kolektif diberi nama piogen (Pembentukan nanah). Perbedaan penting antara radang supuratif dan radang purulen bahwa pada radang spuratif terjadi nekrosis luquaktif pada jaringan dasar.

Reaksi Sistemik Pada Peradangan
1. Demam
Demam terjadi akibat pelepasan zat pirogen endogen berasal dari netrofil dan makrofag. Selanjutnyaa zat tersebut
2. Perubahan Hematologis
Peradangan dapa mempengaruhi mempengaruhi maturasi dan pengelaran leukosit dari sum-sum tulang yang mengakibatkan kenaikan jumlah lekosit, yang disebut dengan leukositosis. Perubahan protein tertentu juga terjadi bersamaan dengan perubahan Laju Endap Darah (KED).
3. Gejala Konstitusional (Gejala Tidak Sehat Secara Umum)
Pada cedera hebat terjadi perubahan metabolisme dan endokrin sehingga reaksi peradangan lokal sering diiringi gejala konstisusional berupa malaise (Lemah/lesu), anorexia (tidak nafsu makan), tidak mampu melakukan pekerjaan yang berat, sampai tidak dapat melakukan apapun.



inflamasi peradangan

Peradangan (Inflamasi)
Peradangan merupakan respon terhadap cedera. Arti khususnya, peradangan adalah reaksi vascular yang hasilnya merupakan pengiriman cairan, zat-zat yang terlarut dan sel-sel dari sirklasi darah ke jaringan interstitial pada daerah cedera atau nekrosis. Peradangan sebenarnya adalah gejala yang menguntungkan dan pertahanan, hasilnya adalah netralisasi dan pembuangan agen-agen penyerang, penghancur jaringan nekrosis, dan pembentukan keadaan yang dibutuhkan untuk perbaikan dan pemulihan.

Pada proses peradangan terjadi pelepasan histamine dan zat-zat humoral lain kedalam cairan jaringan sekitar.
Sekresi histamine mengakibatkan :
1.Peningkatan aliran darah lokal
2.Peningkatan permeabilitas kapiler
3.Permembesan arteri dan fibrinogen dalam jaringan interstitial
4.Edema ektraseluler
5.Pembekuan cairan ekstraseluler dan cairan limfe.

Proses Terjadinya Peradangan
Pada setiap luka jaringan, mula-mula akan terjadi dilatasi lokal dari arteriole dan kapiler sehingga plasma akan merembes keluar. Selanjutnya cairan edema akan berkumpul didaerah sekitar luka, kemudian fibrin membentuk semacam jala, struktur ini menutupi saluran limfe sehingga penyebaran mikroorganisme dapat dibatasi. Dalam proses imflamasi terjadi phagositosis, mula-mula phagosit, membungkus mikroorganisme, kemudian di digesti dalam sel. Selanjutnya akan keluar protease seluler yang menyebakan lisis leukosit. Setelah itu makrofak nuclear besar akan tiba dan membungkus sisa leukosit. Akhirnya terjadi pencairan yang merupakan hasil proses inflamasi lokal. Cairan kaya protein dan sel darah putih yang tertimbun dalam ruang ekstraseluler disebut dengan eksudat

Tanda-tanda Kardinal Peradangan
Pada peradangan akut, dapat dilihat dari tanda-tanda pokok (Tanda-tanda Peradangan)
1.Kemerahan (Rubor) : Kemerahan atau Rubor biasanya merupakan hal yang pertama dilihat di daerah yang mengalami peradangan.
2.Panas (Kalor) : Panas atau kalor terjadi bersamaan dengan kemerahan dari reaksi peradangan yang hanya terjadi pada permukaan tubuh yang dalam keadaan normal 37C( suhu dalam tubuh). Hal ini disebabkan karena darah lebih banyak disalurkan di daerah peradangan dibandingkan daerah yang normal.
3.Rasa Sakit (Dolor)
Rasa sakit terjadi karena adanya ransangan saraf. Rangsangan saraf sendiri sapat terjadi akibat perubahan pH lokal, perubahan konsentrasi ion-ion tertentu, atau pengeluaran zat-zat kimia bioaktif lainnya. Selain itu, pembengkakan jaringan yang mengakibatkan peningkatan tekanan lokal juga dapat menimbulkan rasa sakit.
4. Pembengkakan (Tumor)
Pembengkakan ditimbulkan oleh pengiriman cairan dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interstitial. Campuran cairan dan sel yang tertimbun didaerah peradangan disebut dengan eksudat.
5. Fungsio Lasea
Perubahan fungsi atau fungsio lasea adalah reaksi reaksi peradangan yang telah dikenal. Sepintas mudah dimengerti, mengapa bagian yang bengkak, nyeri yang disertai sirkulasi abnormal dari lingkungan kimiawi yang abnormal, berfungsi abnormal. Namun sebetulnya tidak diketahui secara mendalam dengan cara apa fungsi jaringan meradang terganggu.

Jenis Radang
1.Radang Kataral
Terbentuk diatas permukaan mukosa, dimana terdapat sel-sel yang mensekresikan musin. Eksudat musin yang terkenal adalah ‘Puck’ yang banyak menyertai infeksi pernafasan bagian atas.
2.Radang Pseudomembran
Istilah ini dipakai untuk reaksi radang pada permukaan selaput lendir, ditandai dengan pembentukan eksudat berupa lapisan selaput superficial, mengandung agen penyebab, endapan fibrin, sel-sel nekrotik aktif, dan sel-sel darah putih radang. Radang membranosa sering ditemui dalam orofaring, trachea, bronkus, dan traktus intestinal.
3. Ulkus
Terjadi bila bagian permukaan jaringan hilang. Sementara jaringan sekitarnya meradang, contohnya sariawan.
4. Abses
Abses adalah lubang yang berisi nanah dalam jaringan.
5.Radang Purulen
Radang purulen terjadi akibat infeksi bakteri. Terjadi pada cedera aseptis dan dapat terjadi dimana-mana pada tubuh yang jaringanya telah nekrotik.
6. Flegmon
Radang purulen yang meluas secara difuse pada jaringan
7.Radang Supuratif
Radang supuratif adalah radang yang menimbulkan nekrosis luquaktif. Nekrosis luquaktif adalah jaringan nekrosis yang sedikit demi sedikit mencair akibat enzim. Infeksi supuratif lokal disebabkan oleh banyak macam bakteri yang secara kolektif diberi nama piogen (Pembentukan nanah). Perbedaan penting antara radang supuratif dan radang purulen bahwa pada radang spuratif terjadi nekrosis luquaktif pada jaringan dasar.

Reaksi Sistemik Pada Peradangan
1. Demam
Demam terjadi akibat pelepasan zat pirogen endogen berasal dari netrofil dan makrofag. Selanjutnyaa zat tersebut
2. Perubahan Hematologis
Peradangan dapa mempengaruhi mempengaruhi maturasi dan pengelaran leukosit dari sum-sum tulang yang mengakibatkan kenaikan jumlah lekosit, yang disebut dengan leukositosis. Perubahan protein tertentu juga terjadi bersamaan dengan perubahan Laju Endap Darah (KED).
3. Gejala Konstitusional (Gejala Tidak Sehat Secara Umum)
Pada cedera hebat terjadi perubahan metabolisme dan endokrin sehingga reaksi peradangan lokal sering diiringi gejala konstisusional berupa malaise (Lemah/lesu), anorexia (tidak nafsu makan), tidak mampu melakukan pekerjaan yang berat, sampai tidak dapat melakukan apapun.



Materi Biology Permasalahan Biologi pada berbagai objek Biologi, dan tingkat organisasi kehidupan Terlengkap

- Selamat datang untuk kalian yang saat ini sedang mengunjungi situs Biology, pada artikel yang kalian baca kali ini mengenai , saya mencoba membuat ulasan pada tulisan ini secara lengkap untuk menambah ilmu pengetahuan dan pembelajaran tentang berbagai hal di dunia ini yang berkaitan dengan ilmu biology. Semoga apa yang kami sampaikan di Artikel Materi Pembelajaran, bisa dijadikan penambah wawasan pengetahuan seputar keilmuan biology. Ok, selamat membaca dan jangan lupa bagikan pula artikel ini ke sosial media kalian agar bisa memberikan manfaat untuk orang lain juga.

Judul : Materi Biology Permasalahan Biologi pada berbagai objek Biologi, dan tingkat organisasi kehidupan Terlengkap
link : Materi Biology Permasalahan Biologi pada berbagai objek Biologi, dan tingkat organisasi kehidupan Terlengkap

Baca juga


Permasalahan Biologi pada berbagai objek

Masalah biologi dalam kehidupan dapat terjadi mulai dari molekul , sel, jaringan, organ, sistem organ, yang kesemuanya itu dapat dijumpai pada tingkat organisasi kehidupan individu. Selain individu, tingkat permasalahan biologi dalam kehidupan juga dapat terjado pada tingkat organisasi kehidupan populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer.

Contoh masalah biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan, antara lain :
? Pada tingkat molekul, seperti mutasi gen yang menimbulkan adanya gen mutan (gen albino, gen buta warna, gen hemofilia, gen botak, gen imbisil, gen sickle cell anemia, gen kecenderungan TBC, gen non taster, gen polidaktili), cara kerja enzim, sintesa protein.
 Pada tingkat? sel, seperti Plasmolisis, transportasi zat lintas membran, endositosis, penggadaan sel, perkembang biakan virus/bakteri.
 Pada tingkat jaringan, seperti leukemia, HIV/AIDS, CVPD tanaman jeruk.?
? Pada tingkat organ, seperti kanker kulit, kanker/tumor payu dara, kanker paru-paru, kista pada rahim, patah tulang, gagal ginjal, jantung koroner, katarak, mozaik.
 Pada tingkat populasi, seperti : penyebaran flu burung pada masyarakat manusia/unggas, penyebaran HIV/AIDS.?
? Pada tingkat komunitas, seperti rusaknya tanaman padi oleh tikus/hama wereng, rusaknya tanaman kelapa oleh hama, demam berarah, leptospirosis, penyebaran flu burung ke manusia
 Pada tingkat ekosistem, seperti? hampir punahnya badak bercula satu. Kebakaran hutan, masuknya harimau kepemukiman, pencemaran lingkungan.
 Pada tingkat biosfer, seperti: dampak kebocoran ozon terhadap biosfer, efek rumah kaca terhadap biosfer.?

Semakin kompleks tingkat organisasi kehidupan, semakin kompleks juga permasalahan biologi yang terkandung didalamnya. Dalam proses pemecahan semua masalah biologi, biologi tidak dapat berdiri sendiri, biologi memerlukan disiplin ilmu-ilmu lain, misal dengan ilmu fisika, ilmu kimia, geologi.
Contoh :
a. Permasalahan biologi yang terkait dengan prinsip-prinsip ilmu fisika antara lain : transportasi zat secara difusi, osmosis, absorbsi, kapilaritas xylem, ritme harian plankton.
b. Permasalahan biologi yang terkait dengan prinsip-prinsip ilmu kimia antara lain : proses pencemaran makanan oleh enzim, analisa bahan penyusunan zat makanan (seperti karbohidrat, protein, lemak), bagaimana produksi dan fungsi hormon bekerja, peranan senyawa buffer dalam sel, respirasi sel, fermentasi, peranan bakteri kemolitotrop pada permisahan logam dari bijihnya.
c. Permasalahan biologi yang terkait dengan prinsip-prinsip ilmu fisika dan ilmu kimia antara lain : peristiwa fotosintesis respirasi
d. Permasalahan biologi yang terkait dengan prinsip-prinsip ilmu geologi antara lain : pencemaran lingkungan, dampak kebocoran ozon terhadap biosfer.

Dengan Melibatkan Prinsip-Prinsip ilmu lain dalam hal dengan ilmu fisika dan ilmu kimia, biologi, makin berkembang kearaha tingkat molekuler dan lahirlah biologi molekuler. Babak ini dapat menyingkap inti permasalahan tentang sifat-sifat menurun sehingga lahirlah ilmu genetika. Seiring dengan makin banyaknya permasalahan biologi yang dapat dipecahkan maka juga semakin dapar dirasakan manfaat pengetahuan biologi dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan belajar biologi sebagai sains, kita semua dapat memiliki ketranpilan kerja ilmiah dan bersikap ilmiah, serta sadar terhadap hidup dan kehidupan dalam lingkungan;. Ilmu pengetahuan yang terkandung dalam biologi telah banyak menolong manusia dari berbagai masalah seperti wabah penyakit, kelaparan. Karena dengan biologi para ilmuan dapat mengetahui bagaimana suatu penyakit dapat menyebar dan menular sehingga memudahkan cara menanggulanginya atau mencegahnya berbgai obat-obatan juga telah diketemukan dapat menyelamatkan banyak manusia darikematian.

Pengetahuan biologi jugadapat membuat manusia sadar perlunya memilih makanan yang baik untuk pertumbuhan maupun kesehatan tubuh, serta menginsyafkan manusia pada pentingnya olahraga sebagai upaya menjaga kesegaran dan kebugaran tubuh. Disamping itu manusia juga dapat keluar dari malapetaka kelaparan, karena dapat meningkatkan produksi pertanian setelah berhasil menemukan bibit unggul maupun cara menanam danmemeliharanya. Pengetahuan biologi telah mengajarkan kepada manusia bagaiamana menjaga dan melestarikan flora dan fauna yang merupakan kekayaan alam sebagai anugerah dari Tuhan Pencipta Alam Semesta, serta bagaimana menjinakkan dan memelihara hewan dan tumbuhan liar sehingga dapat dimanfaatkan bagi kehidupan. Biologi berperan pula sebagai ilmu pengetahuan dasar bagi pertumbuhan dan perkembangan disiplin ilmu-ilmu yang lain seperti pertanian. Peternakan, kedokteran. Kehutanan, kependudukan, lingkungan hidup, dan lain sebagainya. Di tengah-tengah sains yang lain biologi dapat merupakan motivator bagi berkembang cabang sains lainnya. Selain yang penting dalam ilmu-ilmu sosial-ekonomi, geografi, dan bahkan ilmu pertahanan semesta.

Untuk memudahkan mempelajari ataupun melandasi suatu penelitian, objek-objek tersebut dipilah-pilah menurut tingkatan-tingkatan yaitu mulai dari tingkatan molekuler, sel, jaringan, organ, individu, populasi, komunitas, ekosistem, hingga tingkatan bioma, dimana antar tingkatan tersebut saling berhubungan. Hal ini menimbulkan terbentuknya cabang-cabang ilmu dalam Biologi. Contoh cabang-cabang ilmu Biologi adalah genetika, sitologi, histologi, anatomi, fisiologi, morfologi, taksonomi, zoologi, botani, embriologi, mikrobiologi, patologi, parasitologi, virologi, ekologi, dan bioteknologi.

Pada tingkat molekul, Biologi mempelajari berbagai macam struktur dan ciri molekul yang melakukan reaksi-reaksi penyusunan dan pembongkaran. Molekul-molekul tersebut kemudian saling berinteraksi membentuk sebuah struktur terkecil dari organisme yang dinamakan sel. Sel-sel dengan bentuk dan fungsi yang sama membentuk jaringan, dan beberapa jaringan menyusun organ. Untuk menjalankan fungsinya, suatu organ akan melibatkan organ-organ lainnya. Hal ini menimbulkan pengelompokan kerja organ-organ yang memiliki suatu fungsi khusus yang disebut Sistem Organ. Untuk tingkatan ini, di dalam tubuh hewan tingkat tinggi, terdapat bermacam sistem organ, diantaranya adalah sistem respirasi, sistem transportasi, sistem pencernaan, sistem saraf, sistem reproduksi dan sistem ekskresi. Seluruh sistem organ tersebut saling berinteraksi, saling menunjang atau saling berpengaruh dan membentuk satu tubuh yang disebut individu. Jadi individu merupakan satu organisme yang tubuhnya tersusun oleh berbagai sistem organ yang saling berhubungan.

Di lingkungan yang lebih luas, individu diartikan sebagai satuan makhluk hidup tunggal, misalnya seorang anak, seekor ayam, seekor ikan, sebatang pohon pisang, sebatang tanaman padi, dan sebagainya. Setiap individu di suatu areal tempat tinggal/habitatnya tentu tidak sendirian. Ia akan berinteraksi membentuk kumpulan individu sejenis yang dinamakan populasi. Individu-individu dikatakan sejenis atau satu species jika mampu melakukan perkawinan dan menghasilkan keturunan yang fertil. Misalnya sekelompok kambing di dalam kandang merupakan contoh populasi kambing; kambing betina dengan kambing jantan dikatakan satu species karena apabila terjadi perkawinan akan dihasilkan anak kambing yang juga dapat mempunyai keturunan lagi kelak.

Selanjutnya populasi ini berinteraksi dengan populasi lainnya dan membentuk komunitas. Interaksi antara beberapa komunitas dengan lingkungan abiotiknya akan menyusun struktur yang dinamakan ekosistem. Dalam lingkup yang lebih luas, iklim suatu daerah mempengaruhi kehidupan yang ada di dalamnya sehingga terbentuklah bioma. Contoh bioma adalah: tundra, taiga, hutan decidous, hutan hujan tropis, padang rumput, savana, dan gurun; dimana setiap bioma memiliki ciri atau karakter khusus yang ditandai dengan vegetasi (tumbuhan) dan hewan dominan. Selanjutnya interaksi antarbioma di permukaan bumi membentuk lapisan mahluk hidup di bumi yang dinamakan biosfer.

Setiap tingkatan dalam organisasi Biologi tersebut saling berkaitan/berhubungan dan saling mempengaruhi. Apabila terjadi gangguan atau kerusakan pada salah satu komponen atau tingkatan maka akan mempengaruhi keberadaan komponen atau tingkatan yang lainnya. Adapun gangguan atau kerusakan dalam lingkup ekosistem dapat terjadi akibat bencana alam dan atau akibat perbuatan manusia. Untuk yang kedua ini, perusakan ekosistem akibat perbuatan manusia biasanya dikarenakan kurangnya pemahaman yang baik mengenai ekologi dan sikap yang kurang bijaksana dalam mengeksploitasi sumber daya alam baik yang hayati maupun yang non hayati. Penanganan terhadap masalah lingkungan atau ekologis ini harus dilakukan dengan menggunakan pendekatan biologis, disamping alam sendiri memiliki kemampuan memperbaiki diri (self purification) yaitu dengan mengadakan suksesi ekologis.

Biologi sebagai ilmu murni yang mendasari ilmu terapan (bidang pertanian, peternakan, perikanan, dan kedokteran), bersama dengan perkembangan teknologi dan disiplin ilmu lainnya, telah banyak membawa perubahan yang mengarah pada peningkatan kesejahteraan hidup manusia. Penemuan-penemuan di bidang Biologi atau bioteknologi telah berhasil memecahkan berbagai masalah atau persoalan dalam hidup manusia; misalnya penemuan-penemuan dalam teknik rekayasa genetika untuk menciptakan hewan dan tanaman transgenik, teknik superovulasi untuk perbanyakan ternak jenis unggul, teknik penyisipan atau pemisahan gen, teknik fertilisasi in vitro, teknik penyimpanan dan transfer embrio, inseminasi buatan, teknik kultur jaringan, teknik kloning, teknik mutasi buatan, teknik transplantasi organ, serta penemuan berbagai jenis obat, antibiotik dan vaksin.

Permasalahan Biologi pada berbagai objek

Masalah biologi dalam kehidupan dapat terjadi mulai dari molekul , sel, jaringan, organ, sistem organ, yang kesemuanya itu dapat dijumpai pada tingkat organisasi kehidupan individu. Selain individu, tingkat permasalahan biologi dalam kehidupan juga dapat terjado pada tingkat organisasi kehidupan populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer.

Contoh masalah biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan, antara lain :
? Pada tingkat molekul, seperti mutasi gen yang menimbulkan adanya gen mutan (gen albino, gen buta warna, gen hemofilia, gen botak, gen imbisil, gen sickle cell anemia, gen kecenderungan TBC, gen non taster, gen polidaktili), cara kerja enzim, sintesa protein.
 Pada tingkat? sel, seperti Plasmolisis, transportasi zat lintas membran, endositosis, penggadaan sel, perkembang biakan virus/bakteri.
 Pada tingkat jaringan, seperti leukemia, HIV/AIDS, CVPD tanaman jeruk.?
? Pada tingkat organ, seperti kanker kulit, kanker/tumor payu dara, kanker paru-paru, kista pada rahim, patah tulang, gagal ginjal, jantung koroner, katarak, mozaik.
 Pada tingkat populasi, seperti : penyebaran flu burung pada masyarakat manusia/unggas, penyebaran HIV/AIDS.?
? Pada tingkat komunitas, seperti rusaknya tanaman padi oleh tikus/hama wereng, rusaknya tanaman kelapa oleh hama, demam berarah, leptospirosis, penyebaran flu burung ke manusia
 Pada tingkat ekosistem, seperti? hampir punahnya badak bercula satu. Kebakaran hutan, masuknya harimau kepemukiman, pencemaran lingkungan.
 Pada tingkat biosfer, seperti: dampak kebocoran ozon terhadap biosfer, efek rumah kaca terhadap biosfer.?

Semakin kompleks tingkat organisasi kehidupan, semakin kompleks juga permasalahan biologi yang terkandung didalamnya. Dalam proses pemecahan semua masalah biologi, biologi tidak dapat berdiri sendiri, biologi memerlukan disiplin ilmu-ilmu lain, misal dengan ilmu fisika, ilmu kimia, geologi.
Contoh :
a. Permasalahan biologi yang terkait dengan prinsip-prinsip ilmu fisika antara lain : transportasi zat secara difusi, osmosis, absorbsi, kapilaritas xylem, ritme harian plankton.
b. Permasalahan biologi yang terkait dengan prinsip-prinsip ilmu kimia antara lain : proses pencemaran makanan oleh enzim, analisa bahan penyusunan zat makanan (seperti karbohidrat, protein, lemak), bagaimana produksi dan fungsi hormon bekerja, peranan senyawa buffer dalam sel, respirasi sel, fermentasi, peranan bakteri kemolitotrop pada permisahan logam dari bijihnya.
c. Permasalahan biologi yang terkait dengan prinsip-prinsip ilmu fisika dan ilmu kimia antara lain : peristiwa fotosintesis respirasi
d. Permasalahan biologi yang terkait dengan prinsip-prinsip ilmu geologi antara lain : pencemaran lingkungan, dampak kebocoran ozon terhadap biosfer.

Dengan Melibatkan Prinsip-Prinsip ilmu lain dalam hal dengan ilmu fisika dan ilmu kimia, biologi, makin berkembang kearaha tingkat molekuler dan lahirlah biologi molekuler. Babak ini dapat menyingkap inti permasalahan tentang sifat-sifat menurun sehingga lahirlah ilmu genetika. Seiring dengan makin banyaknya permasalahan biologi yang dapat dipecahkan maka juga semakin dapar dirasakan manfaat pengetahuan biologi dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan belajar biologi sebagai sains, kita semua dapat memiliki ketranpilan kerja ilmiah dan bersikap ilmiah, serta sadar terhadap hidup dan kehidupan dalam lingkungan;. Ilmu pengetahuan yang terkandung dalam biologi telah banyak menolong manusia dari berbagai masalah seperti wabah penyakit, kelaparan. Karena dengan biologi para ilmuan dapat mengetahui bagaimana suatu penyakit dapat menyebar dan menular sehingga memudahkan cara menanggulanginya atau mencegahnya berbgai obat-obatan juga telah diketemukan dapat menyelamatkan banyak manusia darikematian.

Pengetahuan biologi jugadapat membuat manusia sadar perlunya memilih makanan yang baik untuk pertumbuhan maupun kesehatan tubuh, serta menginsyafkan manusia pada pentingnya olahraga sebagai upaya menjaga kesegaran dan kebugaran tubuh. Disamping itu manusia juga dapat keluar dari malapetaka kelaparan, karena dapat meningkatkan produksi pertanian setelah berhasil menemukan bibit unggul maupun cara menanam danmemeliharanya. Pengetahuan biologi telah mengajarkan kepada manusia bagaiamana menjaga dan melestarikan flora dan fauna yang merupakan kekayaan alam sebagai anugerah dari Tuhan Pencipta Alam Semesta, serta bagaimana menjinakkan dan memelihara hewan dan tumbuhan liar sehingga dapat dimanfaatkan bagi kehidupan. Biologi berperan pula sebagai ilmu pengetahuan dasar bagi pertumbuhan dan perkembangan disiplin ilmu-ilmu yang lain seperti pertanian. Peternakan, kedokteran. Kehutanan, kependudukan, lingkungan hidup, dan lain sebagainya. Di tengah-tengah sains yang lain biologi dapat merupakan motivator bagi berkembang cabang sains lainnya. Selain yang penting dalam ilmu-ilmu sosial-ekonomi, geografi, dan bahkan ilmu pertahanan semesta.

Untuk memudahkan mempelajari ataupun melandasi suatu penelitian, objek-objek tersebut dipilah-pilah menurut tingkatan-tingkatan yaitu mulai dari tingkatan molekuler, sel, jaringan, organ, individu, populasi, komunitas, ekosistem, hingga tingkatan bioma, dimana antar tingkatan tersebut saling berhubungan. Hal ini menimbulkan terbentuknya cabang-cabang ilmu dalam Biologi. Contoh cabang-cabang ilmu Biologi adalah genetika, sitologi, histologi, anatomi, fisiologi, morfologi, taksonomi, zoologi, botani, embriologi, mikrobiologi, patologi, parasitologi, virologi, ekologi, dan bioteknologi.

Pada tingkat molekul, Biologi mempelajari berbagai macam struktur dan ciri molekul yang melakukan reaksi-reaksi penyusunan dan pembongkaran. Molekul-molekul tersebut kemudian saling berinteraksi membentuk sebuah struktur terkecil dari organisme yang dinamakan sel. Sel-sel dengan bentuk dan fungsi yang sama membentuk jaringan, dan beberapa jaringan menyusun organ. Untuk menjalankan fungsinya, suatu organ akan melibatkan organ-organ lainnya. Hal ini menimbulkan pengelompokan kerja organ-organ yang memiliki suatu fungsi khusus yang disebut Sistem Organ. Untuk tingkatan ini, di dalam tubuh hewan tingkat tinggi, terdapat bermacam sistem organ, diantaranya adalah sistem respirasi, sistem transportasi, sistem pencernaan, sistem saraf, sistem reproduksi dan sistem ekskresi. Seluruh sistem organ tersebut saling berinteraksi, saling menunjang atau saling berpengaruh dan membentuk satu tubuh yang disebut individu. Jadi individu merupakan satu organisme yang tubuhnya tersusun oleh berbagai sistem organ yang saling berhubungan.

Di lingkungan yang lebih luas, individu diartikan sebagai satuan makhluk hidup tunggal, misalnya seorang anak, seekor ayam, seekor ikan, sebatang pohon pisang, sebatang tanaman padi, dan sebagainya. Setiap individu di suatu areal tempat tinggal/habitatnya tentu tidak sendirian. Ia akan berinteraksi membentuk kumpulan individu sejenis yang dinamakan populasi. Individu-individu dikatakan sejenis atau satu species jika mampu melakukan perkawinan dan menghasilkan keturunan yang fertil. Misalnya sekelompok kambing di dalam kandang merupakan contoh populasi kambing; kambing betina dengan kambing jantan dikatakan satu species karena apabila terjadi perkawinan akan dihasilkan anak kambing yang juga dapat mempunyai keturunan lagi kelak.

Selanjutnya populasi ini berinteraksi dengan populasi lainnya dan membentuk komunitas. Interaksi antara beberapa komunitas dengan lingkungan abiotiknya akan menyusun struktur yang dinamakan ekosistem. Dalam lingkup yang lebih luas, iklim suatu daerah mempengaruhi kehidupan yang ada di dalamnya sehingga terbentuklah bioma. Contoh bioma adalah: tundra, taiga, hutan decidous, hutan hujan tropis, padang rumput, savana, dan gurun; dimana setiap bioma memiliki ciri atau karakter khusus yang ditandai dengan vegetasi (tumbuhan) dan hewan dominan. Selanjutnya interaksi antarbioma di permukaan bumi membentuk lapisan mahluk hidup di bumi yang dinamakan biosfer.

Setiap tingkatan dalam organisasi Biologi tersebut saling berkaitan/berhubungan dan saling mempengaruhi. Apabila terjadi gangguan atau kerusakan pada salah satu komponen atau tingkatan maka akan mempengaruhi keberadaan komponen atau tingkatan yang lainnya. Adapun gangguan atau kerusakan dalam lingkup ekosistem dapat terjadi akibat bencana alam dan atau akibat perbuatan manusia. Untuk yang kedua ini, perusakan ekosistem akibat perbuatan manusia biasanya dikarenakan kurangnya pemahaman yang baik mengenai ekologi dan sikap yang kurang bijaksana dalam mengeksploitasi sumber daya alam baik yang hayati maupun yang non hayati. Penanganan terhadap masalah lingkungan atau ekologis ini harus dilakukan dengan menggunakan pendekatan biologis, disamping alam sendiri memiliki kemampuan memperbaiki diri (self purification) yaitu dengan mengadakan suksesi ekologis.

Biologi sebagai ilmu murni yang mendasari ilmu terapan (bidang pertanian, peternakan, perikanan, dan kedokteran), bersama dengan perkembangan teknologi dan disiplin ilmu lainnya, telah banyak membawa perubahan yang mengarah pada peningkatan kesejahteraan hidup manusia. Penemuan-penemuan di bidang Biologi atau bioteknologi telah berhasil memecahkan berbagai masalah atau persoalan dalam hidup manusia; misalnya penemuan-penemuan dalam teknik rekayasa genetika untuk menciptakan hewan dan tanaman transgenik, teknik superovulasi untuk perbanyakan ternak jenis unggul, teknik penyisipan atau pemisahan gen, teknik fertilisasi in vitro, teknik penyimpanan dan transfer embrio, inseminasi buatan, teknik kultur jaringan, teknik kloning, teknik mutasi buatan, teknik transplantasi organ, serta penemuan berbagai jenis obat, antibiotik dan vaksin.