Materi Biology Keanekaragaman hayati Indonesia, flora dan fauna, serta penyebarannya berdasarkan Garis Wallace dan Garis Weber Terlengkap

- Selamat datang untuk kalian yang saat ini sedang mengunjungi situs Biology, pada artikel yang kalian baca kali ini mengenai , saya mencoba membuat ulasan pada tulisan ini secara lengkap untuk menambah ilmu pengetahuan dan pembelajaran tentang berbagai hal di dunia ini yang berkaitan dengan ilmu biology. Semoga apa yang kami sampaikan di Artikel Materi Pembelajaran, bisa dijadikan penambah wawasan pengetahuan seputar keilmuan biology. Ok, selamat membaca dan jangan lupa bagikan pula artikel ini ke sosial media kalian agar bisa memberikan manfaat untuk orang lain juga.

Judul : Materi Biology Keanekaragaman hayati Indonesia, flora dan fauna, serta penyebarannya berdasarkan Garis Wallace dan Garis Weber Terlengkap
link : Materi Biology Keanekaragaman hayati Indonesia, flora dan fauna, serta penyebarannya berdasarkan Garis Wallace dan Garis Weber Terlengkap

Baca juga


Keanekaragaman hayati Indonesia, flora dan fauna

Keanekaragaman Hayati Indonesia
Indonesia merupakan salah satu dari tiga negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Dua negara lainnya adalah Brasil dan Zaire. Tetapi dibandingkan dengan Brazil dan Zaire, Indonesia memiliki keunikan tersendiri. Keunikannya adalah di samping memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi, Indonesia memiliki areal tipe indo-malaya yang luas, juga tipe oriental, australia, dan peralihannya. Selain itu, di Indonesia terdapat banyak hewan dan tumbuhan langka, serta spesies endemik.

Indonesia terletak pada garis 6° LU – 11° LS dan 95° BT – 141° BT. Dengan demikian, Indonesia terletak di daerah beriklim tropis dan dilewati oleh garis khatulistiwa. Letak ini menyebabkan Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Indonesia juga memiliki berbagai jenis ekosistem, seperti ekosistem perairan, ekosistem air tawar, rawa gambut, hutan bakau, terumbu karang, dan ekosistem pantai.

Indonesia terletak di daerah tropik sehingga memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dibandingkan dengan daerah subtropik (iklim sedang) dan kutub (iklim kutub). Keanekaragaman tinggi di Indonesia dapat dijumpai di dalam lingkungan hutan tropik. Jika di hutan iklim sedang dijumpai satu atau dua jenis pohon, maka di areal yang sama di dalam hutan hujan tropik memiliki keanekaragaman hayati sekitar 300 kali lebih besar dibandingkan dengan hutan iklim sedang. Di dalam hutan hujan tropik terdapat berbagai jenis tumbuhan (flora) dan fauna yang belum dimanfaatkan, atau masih liar. Di dalam tubuh hewan dan tumbuhan itu tersimpan sifat-sifat unggul, yang mungkin dapat dimanfaatkan di masa mendatang. Sifat-sifat unggul itu misalnya tumbuhan yang tahan penyakit, tahan kekeringan, dan tahan terhadap kadar garam yang tinggi. Ada pula yang memiliki sifat menghasilkan bahan kimia beracun. Jadi, di dalam dunia hewan dan tumbuhan, baik yang sudah dibudidayakan maupun belum, terdapat sifat-sifat unggul yang perlu dilestarikan.

Flora dan Fauna di Indonesia
1.  Jenis dan Persebaran Tumbuhan (Flora) di Indonesia
Jenis tumbuh-tumbuhan di Indonesia diperkirakan berjumlah 25.000 jenis atau lebih dari 10% dari flora dunia. Lumut dan ganggang diperkirakan jumlahnya 35.000 jenis. Tidak kurang dari 40% dari jenis-jenis ini merupakan jenis yang endemik atau jenis yang hanya terdapat di Indonesia dan tidak terdapat di tempat lain di dunia.

Tumbuhan yang tumbuh di Malaysia, Indonesia, Philipina sering disebut kelompok tumbuhan Malesiana. Beberapa jenis tumbuhan khas di Indonesia :
* Durian ( Durio zibethinus ), ada beberapa varietas : Durian Petruk  (Jepara), durian Simas (Bogor), durian Sitokong (Ragunan-Jakarta).
* Salak ( Salacca edulis ), beberapa varietas : salak pondoh (sleman), salak bali, salak condet (jakarta).
* Bunga Bangkai ( Rafflesia arnoldi ) dari Bengkulu
* Pohon Jati (Tectona grandis), Mahoni (Switenia mahagoni), Kenari     (Canarium caesius) banyak ditemukan di Jawa, keruing (Dipterocarpus  sp), Matoa (Pometia pinnata) dari Papua.
* Meranti (Shorea sp), rotan (Calamus caesius) di kalimantan.
* Cendana (Santalumalbum), kayu putih (Eucalyptus alba)

2.  Jenis dan Persebaran Hewan (Fauna) di Indonesia
Hewan-hewan di bagian barat Indonesia (Oriental) yang meliputi Sumatera, Jawa dan Kalimantan, serta pulau-pulaunya memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
-Banyak spesies mamalia yang berukuran besar, misalnya gajah, banteng, harimau, badak. Mamalia berkantung jumlahnya sedikit, bahkan hampir tidak ada.
-Terdapat berbagai macam kera. Kalimantan merupakan pulau yang paling kaya kan jenis-jenis primata. Ada tiga jenis primata, misalnya bekantan, tarsius, loris hantu, orang utan.
-Terdapat hewan endemik, seperti:
       1.      Badak bercula satu di Ujung Kulon
       2.      Binturong (Arctictis binturong), hewan sebangsa beruang tapi kecil
       3.      Monyet Presbytis thomasi
       4.      Tarsius (Tarsius bancanus)
       5.      Kukang (Mycticebus coucang)
-Burung-burung Oriental memiliki warna yang kurang menarik dibanding burung-burung di daerah Australia, tetapi dapat berkicau. Burung-burung yang endemik misalnya jalak bali (Leucopsar rothschildi), elang jawa, murai mengkilat (Myophoneus melurunus), elang putih (Mycrohyerax latifrons), ayam hutan berdada merah (Arborphila hyperithra), ayam pegar.

Jenis-jenis hewan di Indonesia bagian Timur (Australian), yaitu Irian, Maluku, Sulawesi, Nusa Tenggara, relatif sama dengan Australia. Ciri-ciri hewan di Indonesia bagian Timur adalah:
        a)      Mamalia berukuran kecil
        b)     Banyak hewan berkantung
        c)      Tidak terdapat spesies kera
        d)     Jenis-jenis burung memiliki warna yang beragam

3.  Hewan dan Tumbuhan endemik  di Indonesia
Hewan dan tumbuhan endemik Indonesia adalah hewan dan tumbuhan yang hanya ada di di Indonesia.
* Hewan yang endemik misalnya : harimau jawa (Panthera tigris sondaicus), harimau bali (sudah punah), jalak bali putih (Leucopsar     rothschildi) di Bali, badak bercula satu (Rhinoceros sondaicus) di Ujung Kulon, binturong (Artictis binturong), monyet (Presbytis thomasi), tarsius (Tarsius bancanus) di Sulawesi Utara, kukang (Nycticebus coucang), maleo (hanya di Sulawesi), komodo (Varanus komodoensis) di Pulau Komodo dan sekitarnya.
* Tumbuhan yang endemik terutama dari genus Rafflesia misalnya Rafflesia arnoldii (endemik di Sumatra Barat, Bengkulu, dan Aceh), Rafflesia borneensis (Kalimantan), Rafflesia cilliata (Kalimantan Timur), Rafflesia horsfilldii (Jawa), Rafflesia patma (Nusa Kambangan dan Pangandaran), Rafflesia rochussenii (Jawa Barat), dan Rafflesia contleyi (Sumatra bagian timur).
* Bedali (Radermachera gigantean),  Kepuh (Stereula foetida),  Bungur (Lagerstroemia spesiosa), Nangka celeng (Arthocarpus heterophyllus),  Mundu (Garcinia dulcis),  Sawo kecik (Manilkara kauki),  Winong (Tetrameles nudiflora),  Kluwak (Pingium edule),  Gandaria (Bouea macrophylla)

Penyebaran Flora dan Fauna di Indonesia berdasarkan Garis Wallace dan Garis Weber

Persebaran hewan-hewan di dunia dikelompokkan menjadi 6 (enam) daerah utama, yaitu :

insert picture

Jenis-jenis hewan yang ada di Indonesia diperkirakan berjumlah sekitar 220.000 jenis yang terdiri atas lebih kurang 200.000 serangga (± 17% fauna serangga di dunia), 4.000 jenis ikan, 2.000 jenis burung, serta 1.000 jenis reptilia dan amphibia.

Penyebaran keanekaragaman hayati di Indonesia, khususnya hewan, sangat berkaitan erat dengan letak geografis Indonesia. Penyebaran hewan ini secara umum terbagi menjadi dua wilayah, yaitu kawasan timur (Benua Australia) dan kawasan barat (Benua Asia).

Dalam ekspedisinya ke Indonesia, Alfred R. Wallace (1856)  menemukan perbedaan hewan di beberapa daerah di Indonesia.  Jenis burung yang ada di Bali tidak dijumpai di Lombok, dan sebaliknya. Hewan yang terdapat di Sumatera, jawa, Bali, dan Kalimantan mirip dengah  jenis hewan di daerah geografis Oriental (Asia), sehingga Wallace  membuat garis pembatas yang dikenal dengan garis wallace yang memisahkan daerah oriental dengan daerah Australian (meliputi Papua, Maluku, Sulawesi, dan Nusa Tenggara).

Ahli zoology Jerman, Max Weber menjumpai hewan di daerah  Sulawesi mirip dengah hewan di daerah Oriental dan Australian (merupakan peralihan), sehingga membuat garis pembatas yang dikenal garis weber  yang membentang daerah Sulawesi ke selatan hingga kepulauan Aru.

Dengan demikian, hewan-hewan di Indonesia memiliki tipe daerah Oriental, Australian, dan Peralihan

Keanekaragaman hayati Indonesia, flora dan fauna

Keanekaragaman Hayati Indonesia
Indonesia merupakan salah satu dari tiga negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Dua negara lainnya adalah Brasil dan Zaire. Tetapi dibandingkan dengan Brazil dan Zaire, Indonesia memiliki keunikan tersendiri. Keunikannya adalah di samping memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi, Indonesia memiliki areal tipe indo-malaya yang luas, juga tipe oriental, australia, dan peralihannya. Selain itu, di Indonesia terdapat banyak hewan dan tumbuhan langka, serta spesies endemik.

Indonesia terletak pada garis 6° LU – 11° LS dan 95° BT – 141° BT. Dengan demikian, Indonesia terletak di daerah beriklim tropis dan dilewati oleh garis khatulistiwa. Letak ini menyebabkan Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Indonesia juga memiliki berbagai jenis ekosistem, seperti ekosistem perairan, ekosistem air tawar, rawa gambut, hutan bakau, terumbu karang, dan ekosistem pantai.

Indonesia terletak di daerah tropik sehingga memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dibandingkan dengan daerah subtropik (iklim sedang) dan kutub (iklim kutub). Keanekaragaman tinggi di Indonesia dapat dijumpai di dalam lingkungan hutan tropik. Jika di hutan iklim sedang dijumpai satu atau dua jenis pohon, maka di areal yang sama di dalam hutan hujan tropik memiliki keanekaragaman hayati sekitar 300 kali lebih besar dibandingkan dengan hutan iklim sedang. Di dalam hutan hujan tropik terdapat berbagai jenis tumbuhan (flora) dan fauna yang belum dimanfaatkan, atau masih liar. Di dalam tubuh hewan dan tumbuhan itu tersimpan sifat-sifat unggul, yang mungkin dapat dimanfaatkan di masa mendatang. Sifat-sifat unggul itu misalnya tumbuhan yang tahan penyakit, tahan kekeringan, dan tahan terhadap kadar garam yang tinggi. Ada pula yang memiliki sifat menghasilkan bahan kimia beracun. Jadi, di dalam dunia hewan dan tumbuhan, baik yang sudah dibudidayakan maupun belum, terdapat sifat-sifat unggul yang perlu dilestarikan.

Flora dan Fauna di Indonesia
1.  Jenis dan Persebaran Tumbuhan (Flora) di Indonesia
Jenis tumbuh-tumbuhan di Indonesia diperkirakan berjumlah 25.000 jenis atau lebih dari 10% dari flora dunia. Lumut dan ganggang diperkirakan jumlahnya 35.000 jenis. Tidak kurang dari 40% dari jenis-jenis ini merupakan jenis yang endemik atau jenis yang hanya terdapat di Indonesia dan tidak terdapat di tempat lain di dunia.

Tumbuhan yang tumbuh di Malaysia, Indonesia, Philipina sering disebut kelompok tumbuhan Malesiana. Beberapa jenis tumbuhan khas di Indonesia :
* Durian ( Durio zibethinus ), ada beberapa varietas : Durian Petruk  (Jepara), durian Simas (Bogor), durian Sitokong (Ragunan-Jakarta).
* Salak ( Salacca edulis ), beberapa varietas : salak pondoh (sleman), salak bali, salak condet (jakarta).
* Bunga Bangkai ( Rafflesia arnoldi ) dari Bengkulu
* Pohon Jati (Tectona grandis), Mahoni (Switenia mahagoni), Kenari     (Canarium caesius) banyak ditemukan di Jawa, keruing (Dipterocarpus  sp), Matoa (Pometia pinnata) dari Papua.
* Meranti (Shorea sp), rotan (Calamus caesius) di kalimantan.
* Cendana (Santalumalbum), kayu putih (Eucalyptus alba)

2.  Jenis dan Persebaran Hewan (Fauna) di Indonesia
Hewan-hewan di bagian barat Indonesia (Oriental) yang meliputi Sumatera, Jawa dan Kalimantan, serta pulau-pulaunya memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
-Banyak spesies mamalia yang berukuran besar, misalnya gajah, banteng, harimau, badak. Mamalia berkantung jumlahnya sedikit, bahkan hampir tidak ada.
-Terdapat berbagai macam kera. Kalimantan merupakan pulau yang paling kaya kan jenis-jenis primata. Ada tiga jenis primata, misalnya bekantan, tarsius, loris hantu, orang utan.
-Terdapat hewan endemik, seperti:
       1.      Badak bercula satu di Ujung Kulon
       2.      Binturong (Arctictis binturong), hewan sebangsa beruang tapi kecil
       3.      Monyet Presbytis thomasi
       4.      Tarsius (Tarsius bancanus)
       5.      Kukang (Mycticebus coucang)
-Burung-burung Oriental memiliki warna yang kurang menarik dibanding burung-burung di daerah Australia, tetapi dapat berkicau. Burung-burung yang endemik misalnya jalak bali (Leucopsar rothschildi), elang jawa, murai mengkilat (Myophoneus melurunus), elang putih (Mycrohyerax latifrons), ayam hutan berdada merah (Arborphila hyperithra), ayam pegar.

Jenis-jenis hewan di Indonesia bagian Timur (Australian), yaitu Irian, Maluku, Sulawesi, Nusa Tenggara, relatif sama dengan Australia. Ciri-ciri hewan di Indonesia bagian Timur adalah:
        a)      Mamalia berukuran kecil
        b)     Banyak hewan berkantung
        c)      Tidak terdapat spesies kera
        d)     Jenis-jenis burung memiliki warna yang beragam

3.  Hewan dan Tumbuhan endemik  di Indonesia
Hewan dan tumbuhan endemik Indonesia adalah hewan dan tumbuhan yang hanya ada di di Indonesia.
* Hewan yang endemik misalnya : harimau jawa (Panthera tigris sondaicus), harimau bali (sudah punah), jalak bali putih (Leucopsar     rothschildi) di Bali, badak bercula satu (Rhinoceros sondaicus) di Ujung Kulon, binturong (Artictis binturong), monyet (Presbytis thomasi), tarsius (Tarsius bancanus) di Sulawesi Utara, kukang (Nycticebus coucang), maleo (hanya di Sulawesi), komodo (Varanus komodoensis) di Pulau Komodo dan sekitarnya.
* Tumbuhan yang endemik terutama dari genus Rafflesia misalnya Rafflesia arnoldii (endemik di Sumatra Barat, Bengkulu, dan Aceh), Rafflesia borneensis (Kalimantan), Rafflesia cilliata (Kalimantan Timur), Rafflesia horsfilldii (Jawa), Rafflesia patma (Nusa Kambangan dan Pangandaran), Rafflesia rochussenii (Jawa Barat), dan Rafflesia contleyi (Sumatra bagian timur).
* Bedali (Radermachera gigantean),  Kepuh (Stereula foetida),  Bungur (Lagerstroemia spesiosa), Nangka celeng (Arthocarpus heterophyllus),  Mundu (Garcinia dulcis),  Sawo kecik (Manilkara kauki),  Winong (Tetrameles nudiflora),  Kluwak (Pingium edule),  Gandaria (Bouea macrophylla)

Penyebaran Flora dan Fauna di Indonesia berdasarkan Garis Wallace dan Garis Weber

Persebaran hewan-hewan di dunia dikelompokkan menjadi 6 (enam) daerah utama, yaitu :

insert picture

Jenis-jenis hewan yang ada di Indonesia diperkirakan berjumlah sekitar 220.000 jenis yang terdiri atas lebih kurang 200.000 serangga (± 17% fauna serangga di dunia), 4.000 jenis ikan, 2.000 jenis burung, serta 1.000 jenis reptilia dan amphibia.

Penyebaran keanekaragaman hayati di Indonesia, khususnya hewan, sangat berkaitan erat dengan letak geografis Indonesia. Penyebaran hewan ini secara umum terbagi menjadi dua wilayah, yaitu kawasan timur (Benua Australia) dan kawasan barat (Benua Asia).

Dalam ekspedisinya ke Indonesia, Alfred R. Wallace (1856)  menemukan perbedaan hewan di beberapa daerah di Indonesia.  Jenis burung yang ada di Bali tidak dijumpai di Lombok, dan sebaliknya. Hewan yang terdapat di Sumatera, jawa, Bali, dan Kalimantan mirip dengah  jenis hewan di daerah geografis Oriental (Asia), sehingga Wallace  membuat garis pembatas yang dikenal dengan garis wallace yang memisahkan daerah oriental dengan daerah Australian (meliputi Papua, Maluku, Sulawesi, dan Nusa Tenggara).

Ahli zoology Jerman, Max Weber menjumpai hewan di daerah  Sulawesi mirip dengah hewan di daerah Oriental dan Australian (merupakan peralihan), sehingga membuat garis pembatas yang dikenal garis weber  yang membentang daerah Sulawesi ke selatan hingga kepulauan Aru.

Dengan demikian, hewan-hewan di Indonesia memiliki tipe daerah Oriental, Australian, dan Peralihan

Materi Biology Keunikan Hutan Hujan Tropis di Indonesia Terlengkap

- Selamat datang untuk kalian yang saat ini sedang mengunjungi situs Biology, pada artikel yang kalian baca kali ini mengenai , saya mencoba membuat ulasan pada tulisan ini secara lengkap untuk menambah ilmu pengetahuan dan pembelajaran tentang berbagai hal di dunia ini yang berkaitan dengan ilmu biology. Semoga apa yang kami sampaikan di Artikel Materi Pembelajaran, bisa dijadikan penambah wawasan pengetahuan seputar keilmuan biology. Ok, selamat membaca dan jangan lupa bagikan pula artikel ini ke sosial media kalian agar bisa memberikan manfaat untuk orang lain juga.

Judul : Materi Biology Keunikan Hutan Hujan Tropis di Indonesia Terlengkap
link : Materi Biology Keunikan Hutan Hujan Tropis di Indonesia Terlengkap

Baca juga


Keunikan Hutan Hujan Tropis di Indonesia

Sebagian besar hutan alam di Indonesia termasuk dalam hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis adalah hutan yang memiliki keanekaragaman tumbuhan yang sangat tinggi, atau hutan dengan pohon-pohon yang tinggi, iklim yang lembap dan curah hujan yang tinggi.

Hutan hujan tropis di satu sisi merupakan bagian dari keanekaragaman ekosistem dunia.  Di sisi yang lain, hutan hujan merupakan rumah bagi keanekaragaman spesies flora dan fauna yang paling kaya di dunia.  Untuk itu, keanekaragaman hayati dimaknai secara lebih luas, bukan hanya spesies tetapi mencakup genetik dan ekosistem.

Bahkan, keanekaragaman budaya dan manusia juga menjadi bagian tak terpisahkan dalam keanekaragaman hayati.  Sebagian besar keanekaragaman hayati Indonesia berpusat di hutan hujan tropis.

Indonesia memiliki tutupan hutan hujan  tropis terluas ketiga di dunia, setelah Brazil dan Congo.  Meski demikian, Indonesia lebih memiliki keunikan ekosistem karena kondisi wilayahnya sebagai negara kepulauan.  Indonesia memiliki sekitar 17.504 pulau dengan garis pantai terpanjang nomor empat di dunia sejauh 95.181 km (KKP 2009).

Letak Indonesia di antara benua Asia dan Australia semakin membuat lengkap keunikan keanekaragaman hayati di dalamnya. Karakteristik flora dan fauna wilayah Asia, flora fauna Australia, dan peralihan dari keduanya dapat ditemukan di Indonesia.  Ekosistem hutan mulai dari pantai sampai dengan puncak pegunungan bersalju abadi juga dapat ditemukan di Indonesia.

Indonesia adalah satu-satunya negara tropis di wilayah di Asia Tenggara yang memiliki tutupan salju. Indonesia juga terletak di antara dua samudera, yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.

Hutan hujan tropis ini memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Jasa ekosistem hutan tropis meliputi manfaat ekonomi, sosial-budaya, dan ekologi. Jasa ekosistem tersebut memberikan nilai secara langsung maupun tidak langsung.  Hutan Indonesia merupakan modal pembangunan bangsa sebagai penghasil berbagai produk seperti kayu, hasil hutan bukan kayu, buah, obat-obatan, dan bahan pangan lainnya. Keberadaan hutan hujan juga memperlihatkan hubungan yang sangat erat dengan kehidupan masyarakatnya, khususnya masyarakat adat yang hidup di dalam dan di sekitar hutan.

Hutan hujan Indonesia menjadi rumah bagi ribuan jenis keanekaragaman spesies.  Maka tidak salah apabila Indonesia disebut sebagai Megabiodiversity Country. Daratan Indonesia hanya mencakup 1,3% daratan bumi, tetapi Indonesia memiliki 10 % tumbuhan dunia, 12 % mamalia, 16% reptil dan amfibi, 17 % burung (Collin et al. 1991).

Angka-angka yang menunjukan kekayaan keanekaragaman hayati Indonesia juga bermacam-macam.  Indonesia, misalnya memiliki lebih dari 38.000 spesies tumbuhan, 55% di antaranya tumbuhan endemik.  Spesies palem juga paling banyak ditemukan di Indonesia dengan 477 spesies, dimana 225 spesies diantaranya merupakan spesies endemik (BAPPENAS 2003).

Ekosistem hutan tropis memberikan jasa lingkungan yang penting  sebagai pengatur iklim dan konservasi tanah dan air.  Ekosistem hutan tropis juga berperan penting bagi penyimpan karbon, baik pada level regional maupun global (Laurance 1999).  Hutan tropis memiliki  nilai estetika yang berpotensi sebagai pengembangan penelitian dan wisata.

Jika dikelola dengan baik, di masa yang akan datang Indonesia memegang peranan penting sebagai negara penyedia keanekaragaman hayati untuk mendukung perkembangan energi terbarukan, bahan obat-obatan, dan sumber pangan.  Hutan hujan Indonesia juga dapat menjadi bagian dari solusi penanganan perubahan iklim.

insert picture

1. Ciri-ciri Hutan Hujan Tropis
Ciri-ciri dan kekhasan hutan hujan tropis diantaranya sebagai berikut:
  • Curah hujan yang terjadi di hutan ini cukup besar dengan intensitas yang deras setiap tahunnya.
  • Hutan hujan tropis berada di kawasan tropis yang mendapatkan sinar matahari yang cukup banyak dengan curah hujan yang tinggi.
  • Memiliki keanekaragaman hayati baik berupa hewan maupun tumbuhan yang sangat banyak. Bahkan dapat dikatakan jenis keanekaragaman makhluk hidup di hutan hujan tropis ini sangat banyak dan sangat beraneka ragam.
  • Hutan ini memiliki kanopi yaitu penutup di bagian atas hutan ini yang terbuat dari penumpukan ranting dan dahan pohon-pohon yang saling menyilang sehingga berbentuk seperti tudung.
  • Ada banyak habitat hewan seperti jenis katak, burung, kadal, kucing dan monyet hidup di kanopi hutan ini.
  • Tanah dibawah kanopi yang berada di hutan ini umumnya gelap, lembap dan basah. Namun, permukaan tanah tersebut menjadi tempat pembusukan yang sangat baik sehingga nutrisi dan unsur hara di hutan ini selalu tersedia dengan baik. Karena itulah, tumbuhan dan pepohonan di hutan ini dapat tumbuh dengan subur dan rindang.
  • Iklim yang terdapat pada hutan ini basah dengan curah hujan yang merata. Terdapat bermacam-macam jenis tanah di dalam hutan ini.
  • Mayoritas tumbuhan yang bisa ditemukan di hutan ini adalah tumbuhan berbatang kurus yang tidak memiliki banyak cabang dan berkulit tipis, serta pepohonan berkayu dengan ketinggian di atas rata-rata pohon yang tumbuh di hutan-hutan selain hutan hujan tropis. Tumbuhan yang terdapat dihutan ini kebanyakan adalah pohon-pohon yang dapat diambil getahnya sepanjang tahun.

2. Fungsi Hutan HujanTropis
Hutan hujan merupakan surga bagi tumbuhan dan binatang liar, sekaligus menjadi tempat berlindung bagi satwa yang terancam punah. Beberapa hewan liar hanya bisa bertahan hidup di hutan hujan memiliki banyak manfaat. Diantaranya adalah mencegah erosi, mencegah kekeringan dan menyediakan sumber air, melindungi dari terpaan angin kencang atau mengurangi resiko terjangan badai, menghasilkan kayu hasil hutan, menjaga keseimbangan iklim dan sebagainya.

Hutan hujan menyerap CO2 (karbon dioksida) yang ada di atmosfer dan mengeluarkannya sebagai O2 (oksigen) untuk dihirup mansuia dan hewan. Tanah pertanian di sekitar hutan hujan senantiasa subur. Selain karena menghasilkan humus, hutan hujan menjaga iklim dari perubahan suhu udara yang signifikan. Jika di daerah yang tidak memiliki hutan hujan, maka perubahan cuaca akan terasa menyengat sehingga tanaman tidak bisa sesubur di hutan hujan. Hewan-hewan tidak bisa bereproduksi dengan baik seperti di hutan hujan. Di negara-negara yang beriklim selain tropis, perubahan iklim yang mendadak bisa menyebabkan kematian pada banyak spesies.

Keunikan Hutan Hujan Tropis di Indonesia

Sebagian besar hutan alam di Indonesia termasuk dalam hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis adalah hutan yang memiliki keanekaragaman tumbuhan yang sangat tinggi, atau hutan dengan pohon-pohon yang tinggi, iklim yang lembap dan curah hujan yang tinggi.

Hutan hujan tropis di satu sisi merupakan bagian dari keanekaragaman ekosistem dunia.  Di sisi yang lain, hutan hujan merupakan rumah bagi keanekaragaman spesies flora dan fauna yang paling kaya di dunia.  Untuk itu, keanekaragaman hayati dimaknai secara lebih luas, bukan hanya spesies tetapi mencakup genetik dan ekosistem.

Bahkan, keanekaragaman budaya dan manusia juga menjadi bagian tak terpisahkan dalam keanekaragaman hayati.  Sebagian besar keanekaragaman hayati Indonesia berpusat di hutan hujan tropis.

Indonesia memiliki tutupan hutan hujan  tropis terluas ketiga di dunia, setelah Brazil dan Congo.  Meski demikian, Indonesia lebih memiliki keunikan ekosistem karena kondisi wilayahnya sebagai negara kepulauan.  Indonesia memiliki sekitar 17.504 pulau dengan garis pantai terpanjang nomor empat di dunia sejauh 95.181 km (KKP 2009).

Letak Indonesia di antara benua Asia dan Australia semakin membuat lengkap keunikan keanekaragaman hayati di dalamnya. Karakteristik flora dan fauna wilayah Asia, flora fauna Australia, dan peralihan dari keduanya dapat ditemukan di Indonesia.  Ekosistem hutan mulai dari pantai sampai dengan puncak pegunungan bersalju abadi juga dapat ditemukan di Indonesia.

Indonesia adalah satu-satunya negara tropis di wilayah di Asia Tenggara yang memiliki tutupan salju. Indonesia juga terletak di antara dua samudera, yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.

Hutan hujan tropis ini memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Jasa ekosistem hutan tropis meliputi manfaat ekonomi, sosial-budaya, dan ekologi. Jasa ekosistem tersebut memberikan nilai secara langsung maupun tidak langsung.  Hutan Indonesia merupakan modal pembangunan bangsa sebagai penghasil berbagai produk seperti kayu, hasil hutan bukan kayu, buah, obat-obatan, dan bahan pangan lainnya. Keberadaan hutan hujan juga memperlihatkan hubungan yang sangat erat dengan kehidupan masyarakatnya, khususnya masyarakat adat yang hidup di dalam dan di sekitar hutan.

Hutan hujan Indonesia menjadi rumah bagi ribuan jenis keanekaragaman spesies.  Maka tidak salah apabila Indonesia disebut sebagai Megabiodiversity Country. Daratan Indonesia hanya mencakup 1,3% daratan bumi, tetapi Indonesia memiliki 10 % tumbuhan dunia, 12 % mamalia, 16% reptil dan amfibi, 17 % burung (Collin et al. 1991).

Angka-angka yang menunjukan kekayaan keanekaragaman hayati Indonesia juga bermacam-macam.  Indonesia, misalnya memiliki lebih dari 38.000 spesies tumbuhan, 55% di antaranya tumbuhan endemik.  Spesies palem juga paling banyak ditemukan di Indonesia dengan 477 spesies, dimana 225 spesies diantaranya merupakan spesies endemik (BAPPENAS 2003).

Ekosistem hutan tropis memberikan jasa lingkungan yang penting  sebagai pengatur iklim dan konservasi tanah dan air.  Ekosistem hutan tropis juga berperan penting bagi penyimpan karbon, baik pada level regional maupun global (Laurance 1999).  Hutan tropis memiliki  nilai estetika yang berpotensi sebagai pengembangan penelitian dan wisata.

Jika dikelola dengan baik, di masa yang akan datang Indonesia memegang peranan penting sebagai negara penyedia keanekaragaman hayati untuk mendukung perkembangan energi terbarukan, bahan obat-obatan, dan sumber pangan.  Hutan hujan Indonesia juga dapat menjadi bagian dari solusi penanganan perubahan iklim.

insert picture

1. Ciri-ciri Hutan Hujan Tropis
Ciri-ciri dan kekhasan hutan hujan tropis diantaranya sebagai berikut:
  • Curah hujan yang terjadi di hutan ini cukup besar dengan intensitas yang deras setiap tahunnya.
  • Hutan hujan tropis berada di kawasan tropis yang mendapatkan sinar matahari yang cukup banyak dengan curah hujan yang tinggi.
  • Memiliki keanekaragaman hayati baik berupa hewan maupun tumbuhan yang sangat banyak. Bahkan dapat dikatakan jenis keanekaragaman makhluk hidup di hutan hujan tropis ini sangat banyak dan sangat beraneka ragam.
  • Hutan ini memiliki kanopi yaitu penutup di bagian atas hutan ini yang terbuat dari penumpukan ranting dan dahan pohon-pohon yang saling menyilang sehingga berbentuk seperti tudung.
  • Ada banyak habitat hewan seperti jenis katak, burung, kadal, kucing dan monyet hidup di kanopi hutan ini.
  • Tanah dibawah kanopi yang berada di hutan ini umumnya gelap, lembap dan basah. Namun, permukaan tanah tersebut menjadi tempat pembusukan yang sangat baik sehingga nutrisi dan unsur hara di hutan ini selalu tersedia dengan baik. Karena itulah, tumbuhan dan pepohonan di hutan ini dapat tumbuh dengan subur dan rindang.
  • Iklim yang terdapat pada hutan ini basah dengan curah hujan yang merata. Terdapat bermacam-macam jenis tanah di dalam hutan ini.
  • Mayoritas tumbuhan yang bisa ditemukan di hutan ini adalah tumbuhan berbatang kurus yang tidak memiliki banyak cabang dan berkulit tipis, serta pepohonan berkayu dengan ketinggian di atas rata-rata pohon yang tumbuh di hutan-hutan selain hutan hujan tropis. Tumbuhan yang terdapat dihutan ini kebanyakan adalah pohon-pohon yang dapat diambil getahnya sepanjang tahun.

2. Fungsi Hutan HujanTropis
Hutan hujan merupakan surga bagi tumbuhan dan binatang liar, sekaligus menjadi tempat berlindung bagi satwa yang terancam punah. Beberapa hewan liar hanya bisa bertahan hidup di hutan hujan memiliki banyak manfaat. Diantaranya adalah mencegah erosi, mencegah kekeringan dan menyediakan sumber air, melindungi dari terpaan angin kencang atau mengurangi resiko terjangan badai, menghasilkan kayu hasil hutan, menjaga keseimbangan iklim dan sebagainya.

Hutan hujan menyerap CO2 (karbon dioksida) yang ada di atmosfer dan mengeluarkannya sebagai O2 (oksigen) untuk dihirup mansuia dan hewan. Tanah pertanian di sekitar hutan hujan senantiasa subur. Selain karena menghasilkan humus, hutan hujan menjaga iklim dari perubahan suhu udara yang signifikan. Jika di daerah yang tidak memiliki hutan hujan, maka perubahan cuaca akan terasa menyengat sehingga tanaman tidak bisa sesubur di hutan hujan. Hewan-hewan tidak bisa bereproduksi dengan baik seperti di hutan hujan. Di negara-negara yang beriklim selain tropis, perubahan iklim yang mendadak bisa menyebabkan kematian pada banyak spesies.

Materi Biology Pemanfaatan keanekaragaman hayati Indonesia Terlengkap

- Selamat datang untuk kalian yang saat ini sedang mengunjungi situs Biology, pada artikel yang kalian baca kali ini mengenai , saya mencoba membuat ulasan pada tulisan ini secara lengkap untuk menambah ilmu pengetahuan dan pembelajaran tentang berbagai hal di dunia ini yang berkaitan dengan ilmu biology. Semoga apa yang kami sampaikan di Artikel Materi Pembelajaran, bisa dijadikan penambah wawasan pengetahuan seputar keilmuan biology. Ok, selamat membaca dan jangan lupa bagikan pula artikel ini ke sosial media kalian agar bisa memberikan manfaat untuk orang lain juga.

Judul : Materi Biology Pemanfaatan keanekaragaman hayati Indonesia Terlengkap
link : Materi Biology Pemanfaatan keanekaragaman hayati Indonesia Terlengkap

Baca juga


Pemanfaatan keanekaragaman hayati Indonesia

Kenekaragaman hayati memberi banyak sekali manfaat bagi kehidupan manusia. Misalnya kepulauan Maluku yang kaya akan rempah-rempah dan pulau Komodo yang mempunya spesies hewan endemik dan unik. Peran keanekaragaman hayati sangat banyak di berbagai bidang studi. Keanekaragman hayati juga menunjukkan kekayaan alam yang dimiliki bumi.

1. Peran Keanekaragaman Hayati Sebagai Sumber Pangan
Sumber pangan bagi manusia selalu berasal dari hewan dan tumbuhan. Manusia juga tidak dapat mensintesis makanannya sendiri, maka dari itu manusia sangat bergantung pada keanekaragaman hayati. Di dunia terdapat ratusan jenis tumbuhan (contoh: padi, jagung, sagu, dan ketela) dan hewan (contoh: sapi, ayam, babi, dan ikan) yang dapat dijadikan sumber pangan. Sumber-sumber pangan tersebut diolah melalui pertanian dan peternakan. Beberapa jenis tumbuhan seperti rempah-rempah juga sering dijadikan bumbu tradisional. Daun pandan dan kunyit dapat digunakan sebagai zat pewarna alami pada makanan. Manusia juga dapat memakan beberapa jenis fungi (jamur). Bakteri juga dapat dimanfaatkan untuk melakukan fermentasi pada bahan pangan. Namun tidak semua keanekaragaman hayati dapat dijadikan bahan pangan karena beberapa ada yang beracun dan mematikan bagi manusia.

2. Peran Keanekaragaman Hayati Sebagai Sumber Sandang
Sandang (pakaian) terbuat dari kain, kain terdiri dari tenunan benang, dan benang sebagian besar berasal dari kapas. Pohon kapas sering dijadikan bahan utama untuk membuat pakaian. Pakaian tradisional dan aksesorisnya juga kebanyakan berasal dari keanekaragaman hayati seperti bulu merak, tulang, bulu burung, dan kulit kayu. Dedaunan juga sering digunakan sebagai pakaian pada orang pedalaman. Saat ini, kulit hewan sering dijadikan bahan pembuatan tas, dompet, dan ikat pinggang. Bahkan bulu domba dapat dijadikan bahan pembuatan kain wol.

3. Peran Keanekaragaman Hayati Sebagai Sumber Papan
Tempat tinggal atau rumah tradisional sebagian besar berbahan baku dari keanekaragaman hayati seperti kayu jati, mahoni, dan bambu. Bahkan atapnya ada yang masing menggunakan alang-alang. Kayu jati juga menjadi bahan baku pembuatan furniture. Rajutan rotan juga dapat digunakan sebagai dinding rumah tradisional.

4. Peran Keanekaragaman Hayati Sebagai Bahan Obat-Obatan
Jamu adalah obat tradisional asal Indonesia yang menggunakan kekayaan hayati tumbuhan sebagai bahan bakunya. Jamu alami memiliki banyak khasiat dan memiliki efek samping yang sedikit. Indonesia memiliki hampir 1000 spesies tanaman obat.

5. Peran Keanekaragaman Hayati Sebagai Bahan Kosmetik
Lulur adalah kosmetik alami yang berasal dari Indonesia. Indonesia juga memiliki beragam ramuan pewangi, kosmetik, dan sampo yang terbuat dari bahan alami.

6. Peran Keanekaragaman Hayati Sebagai Sumber Pendapatan
Jika dikelola dengan baik, keanekaragaman hayati dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan yang berkelanjutan. Indonesia memiliki kekayaan keanekaragaman hayati yang seharusnya membawa kemajuan jika dikelola dengan baik.

7. Peran Keanekaragaman Hayati Sebagai Penyeimbang Lingkungan
Ini adalah yang terpenting, karena setiap spesies makhluk hidup pasti berperan dalam sebuah ekosistem. Jadi jika ada satu saja yang punah, maka hal itu akan mengganggu makhluk hidup lain yang bergantung padanya. Misalnya jika ular sawah terus diburu dan dibunuh, maka populasi tikus sawah akan berkembang pesat karena tidak ada yang memakannya. Akibatnya hasil panen padi terus menurun karena diserang hama tikus.

8. Peran Keanekaragaman Hayati Sebagai Sumber Ilmu Pengetahuan dan Penelitian
Biologi adalah pelajaran yang memiliki bidang yang sangat luas. Masih banyak spesies makhluk hidup di Indonesia atau di dunia yang belum teridentifikasi. Beberapa manfaat makhluk hidup di dunia juga masih menjadi misteri sehingga harus dilakukan banyak sekali penelitian lebih lanjut. Pada akhirnya ilmu pengetahuan berkembang dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.

9. Peran Keanekaragaman Hayati Sebagai Sumber Keindahan
Keanekaragaman hayati juga dapat dijadikan sebuah karya seni. Taman adalah salah satu contohnya. kawasan Asia Timur juga memiliki seni merangkai tanaman yang disebut bonsai. Tumbuhan dan hewan juga kerap menjadi inspirasi para seniman.

A.Manfaat pengembangan keanekaragaman hayati
1. Manfaat dari Segi Ekonomi
Jenis hewan (fauna) dan tumbuhan (flora) dapat diperbarui dan dimanfaatkan secara berkelanjutan. Beberapa jenis kayu memiliki manfaat bagi kepentingan masyarakat.Indonesia maupun untuk kepentingan ekspor. Jenis kayu-kayu tersebut antara lain adalah Kayu Ramin, Gaharu, Meranti, dan Jati jika di ekspor akan menghasilkan devisa bagi negara. Beberapa tumbuhan juga dapat dijadikan sebagai sumber makanan yang mengandung karbohidrat, protein, vitamin serta ada tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai obat-oabatan dan kosmetika. Sumber daya yang berasal dari hewan dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan dan untuk kegiatan industri.

Dua pertiga wilayah Indonesia adalah perairan yang dapat dijadikan sumber daya alam yang bernilai ekonomi. Laut, sungai, dan tambak merupakan sumber-sumber perikanan yang berpotensi ekonomi. Beberapa jenis diantaranya dikenal sebagai sumber bahan makanan yang mengandung protein.

2. Manfaat dari Segi Wisata dan Ilmu Pengetahuan
Kekayaan aneka flora dan fauna sudah sejak lama dimanfaatkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Hingga saat ini masih banyak jenis hewan dan tumbuhan yang belum dipelajari dan belum diketahui manfaatnya. Dengan demikian keadaan ini masih dapat dimanfaatkan sebagai sarana pengembangan pengetahuan dan penelitian bagi berbagai bidang pengetahuan. Misalnya penelitian mengenai sumber makanan dan obat-obatan yang berasal dari tumbuhan. Umumnya secara langsung manusia menjadikan hewan sebagai objek wisata atau hiburan.

3. Manfaat dari Segi Sosial dan Budaya
Masyarakat Indonesia ada yang menetap di wilayah pegunungan, dataran rendah, maupun dekat dengan wilayah perairan. Masyrakat tersebut telah terbiasa dan menyatu dengan keadaan lingkungan sekitarnya. Kegiatan memanen hasil hutan maupun pertanian merupakan kebiasaan yang khas bagi masyarakat yang tinggal di pegunungan atau dataran tinggi. Masyarakat tersebut yang hidup berdekatan dengan laut, sungai, dan hutan memiliki aturan tertentu dalam upaya memanfaatkan tumbuhandan hewan. Masyarakat memiliki kepercayaan tersendiri mengenai alam. Dengan adanya aturan-aturan tersebut, keanekaragaman hayati akan terus terjaga kelestariannya.

4. Manfaat dalam Ekologi
Keanekaragaman hayati merupakan komponen ekosistem yang sangat penting, misalnya hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis memiliki nilai ekologis atau nilai lingkungan yang penting bagi bumi, antara lain: · Merupakan paru-paru bumi Kegiatan fotosintesis hutan hujan tropis dapat menurunkan kadar karbondioksida (CO2) di atmosfer, yang berarti dapat mengurangi pencemaran udara dan dapat mencegah efek rumah kaca. · Dapat menjaga kestabilan iklim global, yaitu mempertahankan suhu dan ke lembaban udara. Selain berfungsi untuk menunjuang kehidupan manusia, keanekaragaman hayati memiliki peranan dalam mempertahankan keberlanjutan ekosistem. Masing-masing jenis organisme memiliki peranan dalam ekosistemnya. Peranan ini tidak dapat digantikan oleh jenis yang lain. Sebagai contoh, burung hantu dan ular di ekosistem sawah merupakan pemakan tikus. Jika kedua pemangsa ini dilenyapkan oleh manusia, maka tidak ada yang mengontrol populasi tikus. Akibatnya perkembangbiakan tikus meningkat cepat dan di mana-mana terjadi hama tikus. Selain berfungsi untuk menunjuang kehidupan manusia, keanekaragaman hayati memiliki peranan dalam mempertahankan keberlanjutan ekosistem. Masing-masing jenis organisme memiliki peranan dalam ekosistemnya. Peranan ini tidak dapat digantikan oleh jenis yang lain. Sebagai contoh, burung hantu dan ular di ekosistem sawah merupakan pemakan tikus. Jika kedua pemangsa ini dilenyapkan oleh manusia, maka tidak ada yang mengontrol populasi tikus. Akibatnya perkembangbiakan tikus meningkat cepat dan di mana-mana terjadi hama tikus. Tumbuhan merupakan penghasil zat organik dan oksigen, yang dibutuhkan oleh organisme lain. Selain itu, tumbuh-tumbuhan dapat membentuk humus, menyimpan air tanah, dan mencegah erosi. Keanekaragaman yang tinggi memperkokoh ekosistem. Ekosistem dengan keanekaragaman yang rendah merupakan ekosistem yang tidak stabil. Bagi manusia, keanekaragaman yang tinggi merupakan gudang sifat-sifat unggul (plasma nutfah) untuk dimanfaatkan di kemudian hari.

5. Manfaat dalam Farmasi
Manusia telah lama menggunakan sumber daya hayati untuk kepentingan medis. Selain pengobatan tradisional, pengobatan moderenpun sangat tergantung pada keragaman hayati terutama tumbuhan dan mikroba. Sumber daya dari tanaman liar, hewan dan mikroorganisme juga sangat penting dalam pencarian bahan-bahan aktif bidang kesehatan. Banyak obat-obatan yang digunakan saat ini berasal dari tanaman; beberapa antibiotik, berasal dari mikroorganisme, dan struktur kimia baru ditemukan setiap saat.

6. Manfaat dalam Ilmu pengetahuan dan Teknologi

Kekayaan aneka flora dan fauna sudah sejak lama dimanfaatkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Hingga saat ini masih banyak jenis hewan dan tumbuhan yang belum dipelajari dan belum diketahui manfaatnya. Dengan demikian keadaan ini masih dapat dimanfaatkan sebagai sarana pengembangan pengetahuan dan penelitian bagi berbagai bidang pengetahuan. Misalnya penelitian mengenai sumber makanan dan obat-obatan yang berasal dari tumbuhan.

7. Manfaat dalam Bidang Industri
Keanekaragaman hayati dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan (dapat mendatangkan devisa untuk industri). Misalnya untuk bahan baku industri, rempah-rempah, dan perkebunan. Bahan-bahan industri misalnya: kayu gaharu dan cendana untuk industri kosmetik, kayu jati dan rotan untuk meubel, teh dan kopi untuk industri minuman, gandum dan kedelai untuk industri makanan, dan ubi kayu untuk menghasilkan alcohol. Rempah-rempah, misalnya lada, vanili, cabai, bumbu dapur. Perkebunan misalnya: kelapa sawit dan karet.

B. Manfaat keanekaragaman hayati untuk masyarakat:
Ø Merupakan sumber kehidupan, penghidupan dan kelangsungan hidup bagi umat manusia, karena potensial sebagai sumber pangan, papan, sandang, obat-obatan serta kebutuhan hidup yang lain Ø Merupakan sumber ilmu pengetahuan dan tehnologi Ø Mengembangkan sosial budaya umat manusia. Pemanfaatan keanekaragaman hayati bagi masyarakat ini harus dilakukan secara berkelanjutan yaitu manfaat yang tidak hanya untuk generasi sekarang tetapi juga untuk generasi yang akan dating. Oleh karena itu, mari kita lestarikan keanekaragaman hayati yang ada di sekitar kita agar dapat dimanfaatkan oleh generasi yang akan datang.

C. Nilai Keanekaragaman Hayati

1. Kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan yang bersifat mutlak , seperti: · sandang (ulat sutra, bulu domba, kapas) · pangan (serealia/biji - bijian, umbi - umbian, sayur, buah, telur, daging, susu dan sebagainya) · papan (meranti, jati, sengon, pohon sawo, dan sebagainya) · udara bersih (pepohonan) · keanekaragamn hayati yang dapat menghasilkan suatu produk yang bermanfaat untuk hidup dan menjaga kesehatan manusia dikatakan memiliki nilai biologi. 2. Kebutuhan Sekunder, kebutuhan untuk lebih menikmati hidup, misalnya: · transportasi (kuda, onta, sapi) · rekreasi (hutan, taman bunga, tanaman hias, keindahan bawah laut, hewan piaraan dan sebagainya) 3. Keanekaragaman hayati dapat menghasilkan produk berupa materi atau jasa yang manfaatnya dapat ditukar dengan uang, misalnya bahan kebutuhan pokok atau pangan yang diperdagangkan, dikatakan memiliki nilai ekonomi. 4. Bagi suatu negara tertentu, keanekaragaman hayati dapat memberikan kebanggaan karena keindahan atau kekhasannya, seperti: karapan sapi di madura, ukiran jepara dari kayu jati, lukisan wayang dari kulit domba dan sebagainya. Keanekaragaman hayati tersebut memiliki niali budaya. 5. keanekaragaman hayati masih terus diteliti oleh para ahli, karena sebagai sumber ilmu atau tujuan lain (misalnya :pemuliaan hewan dan tumbuhan, pelestarian alam, pencarian alternatif bahan pangan dan energi dan sebagainya). jadi keanekaragaman hayati memiliki nilai pendidikan.

D. Manfaat mempelajari keanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayati telah banyak dipelajari oleh menusia sejak zaman dahulu. Hal tersebut dilakukan selain untuk memenuhi kebutuhan sandang dan pangan juga untuk keperluan kesehatan dan pengobatan suatu penyakit. Contohnya seperti sirih, lengkuas, kumis kucing, dan Pennicillium. Manfaat mempelajari keanekaragaman hayati antara lain: · mengetahui manfaat masing-masing jenis bagi kehidupan manusia · mengetahui adanya saling ketergantungan makhluk hidup · mengetahui ciri-ciri dan sifat masing-masing jenis · mengetahui kekerabatam antar makhluk hidup · mengetahui manfaat keanekaragaman dalam mendukung kelangsungan hidup manusia

Pemanfaatan keanekaragaman hayati Indonesia

Kenekaragaman hayati memberi banyak sekali manfaat bagi kehidupan manusia. Misalnya kepulauan Maluku yang kaya akan rempah-rempah dan pulau Komodo yang mempunya spesies hewan endemik dan unik. Peran keanekaragaman hayati sangat banyak di berbagai bidang studi. Keanekaragman hayati juga menunjukkan kekayaan alam yang dimiliki bumi.

1. Peran Keanekaragaman Hayati Sebagai Sumber Pangan
Sumber pangan bagi manusia selalu berasal dari hewan dan tumbuhan. Manusia juga tidak dapat mensintesis makanannya sendiri, maka dari itu manusia sangat bergantung pada keanekaragaman hayati. Di dunia terdapat ratusan jenis tumbuhan (contoh: padi, jagung, sagu, dan ketela) dan hewan (contoh: sapi, ayam, babi, dan ikan) yang dapat dijadikan sumber pangan. Sumber-sumber pangan tersebut diolah melalui pertanian dan peternakan. Beberapa jenis tumbuhan seperti rempah-rempah juga sering dijadikan bumbu tradisional. Daun pandan dan kunyit dapat digunakan sebagai zat pewarna alami pada makanan. Manusia juga dapat memakan beberapa jenis fungi (jamur). Bakteri juga dapat dimanfaatkan untuk melakukan fermentasi pada bahan pangan. Namun tidak semua keanekaragaman hayati dapat dijadikan bahan pangan karena beberapa ada yang beracun dan mematikan bagi manusia.

2. Peran Keanekaragaman Hayati Sebagai Sumber Sandang
Sandang (pakaian) terbuat dari kain, kain terdiri dari tenunan benang, dan benang sebagian besar berasal dari kapas. Pohon kapas sering dijadikan bahan utama untuk membuat pakaian. Pakaian tradisional dan aksesorisnya juga kebanyakan berasal dari keanekaragaman hayati seperti bulu merak, tulang, bulu burung, dan kulit kayu. Dedaunan juga sering digunakan sebagai pakaian pada orang pedalaman. Saat ini, kulit hewan sering dijadikan bahan pembuatan tas, dompet, dan ikat pinggang. Bahkan bulu domba dapat dijadikan bahan pembuatan kain wol.

3. Peran Keanekaragaman Hayati Sebagai Sumber Papan
Tempat tinggal atau rumah tradisional sebagian besar berbahan baku dari keanekaragaman hayati seperti kayu jati, mahoni, dan bambu. Bahkan atapnya ada yang masing menggunakan alang-alang. Kayu jati juga menjadi bahan baku pembuatan furniture. Rajutan rotan juga dapat digunakan sebagai dinding rumah tradisional.

4. Peran Keanekaragaman Hayati Sebagai Bahan Obat-Obatan
Jamu adalah obat tradisional asal Indonesia yang menggunakan kekayaan hayati tumbuhan sebagai bahan bakunya. Jamu alami memiliki banyak khasiat dan memiliki efek samping yang sedikit. Indonesia memiliki hampir 1000 spesies tanaman obat.

5. Peran Keanekaragaman Hayati Sebagai Bahan Kosmetik
Lulur adalah kosmetik alami yang berasal dari Indonesia. Indonesia juga memiliki beragam ramuan pewangi, kosmetik, dan sampo yang terbuat dari bahan alami.

6. Peran Keanekaragaman Hayati Sebagai Sumber Pendapatan
Jika dikelola dengan baik, keanekaragaman hayati dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan yang berkelanjutan. Indonesia memiliki kekayaan keanekaragaman hayati yang seharusnya membawa kemajuan jika dikelola dengan baik.

7. Peran Keanekaragaman Hayati Sebagai Penyeimbang Lingkungan
Ini adalah yang terpenting, karena setiap spesies makhluk hidup pasti berperan dalam sebuah ekosistem. Jadi jika ada satu saja yang punah, maka hal itu akan mengganggu makhluk hidup lain yang bergantung padanya. Misalnya jika ular sawah terus diburu dan dibunuh, maka populasi tikus sawah akan berkembang pesat karena tidak ada yang memakannya. Akibatnya hasil panen padi terus menurun karena diserang hama tikus.

8. Peran Keanekaragaman Hayati Sebagai Sumber Ilmu Pengetahuan dan Penelitian
Biologi adalah pelajaran yang memiliki bidang yang sangat luas. Masih banyak spesies makhluk hidup di Indonesia atau di dunia yang belum teridentifikasi. Beberapa manfaat makhluk hidup di dunia juga masih menjadi misteri sehingga harus dilakukan banyak sekali penelitian lebih lanjut. Pada akhirnya ilmu pengetahuan berkembang dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.

9. Peran Keanekaragaman Hayati Sebagai Sumber Keindahan
Keanekaragaman hayati juga dapat dijadikan sebuah karya seni. Taman adalah salah satu contohnya. kawasan Asia Timur juga memiliki seni merangkai tanaman yang disebut bonsai. Tumbuhan dan hewan juga kerap menjadi inspirasi para seniman.

A.Manfaat pengembangan keanekaragaman hayati
1. Manfaat dari Segi Ekonomi
Jenis hewan (fauna) dan tumbuhan (flora) dapat diperbarui dan dimanfaatkan secara berkelanjutan. Beberapa jenis kayu memiliki manfaat bagi kepentingan masyarakat.Indonesia maupun untuk kepentingan ekspor. Jenis kayu-kayu tersebut antara lain adalah Kayu Ramin, Gaharu, Meranti, dan Jati jika di ekspor akan menghasilkan devisa bagi negara. Beberapa tumbuhan juga dapat dijadikan sebagai sumber makanan yang mengandung karbohidrat, protein, vitamin serta ada tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai obat-oabatan dan kosmetika. Sumber daya yang berasal dari hewan dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan dan untuk kegiatan industri.

Dua pertiga wilayah Indonesia adalah perairan yang dapat dijadikan sumber daya alam yang bernilai ekonomi. Laut, sungai, dan tambak merupakan sumber-sumber perikanan yang berpotensi ekonomi. Beberapa jenis diantaranya dikenal sebagai sumber bahan makanan yang mengandung protein.

2. Manfaat dari Segi Wisata dan Ilmu Pengetahuan
Kekayaan aneka flora dan fauna sudah sejak lama dimanfaatkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Hingga saat ini masih banyak jenis hewan dan tumbuhan yang belum dipelajari dan belum diketahui manfaatnya. Dengan demikian keadaan ini masih dapat dimanfaatkan sebagai sarana pengembangan pengetahuan dan penelitian bagi berbagai bidang pengetahuan. Misalnya penelitian mengenai sumber makanan dan obat-obatan yang berasal dari tumbuhan. Umumnya secara langsung manusia menjadikan hewan sebagai objek wisata atau hiburan.

3. Manfaat dari Segi Sosial dan Budaya
Masyarakat Indonesia ada yang menetap di wilayah pegunungan, dataran rendah, maupun dekat dengan wilayah perairan. Masyrakat tersebut telah terbiasa dan menyatu dengan keadaan lingkungan sekitarnya. Kegiatan memanen hasil hutan maupun pertanian merupakan kebiasaan yang khas bagi masyarakat yang tinggal di pegunungan atau dataran tinggi. Masyarakat tersebut yang hidup berdekatan dengan laut, sungai, dan hutan memiliki aturan tertentu dalam upaya memanfaatkan tumbuhandan hewan. Masyarakat memiliki kepercayaan tersendiri mengenai alam. Dengan adanya aturan-aturan tersebut, keanekaragaman hayati akan terus terjaga kelestariannya.

4. Manfaat dalam Ekologi
Keanekaragaman hayati merupakan komponen ekosistem yang sangat penting, misalnya hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis memiliki nilai ekologis atau nilai lingkungan yang penting bagi bumi, antara lain: · Merupakan paru-paru bumi Kegiatan fotosintesis hutan hujan tropis dapat menurunkan kadar karbondioksida (CO2) di atmosfer, yang berarti dapat mengurangi pencemaran udara dan dapat mencegah efek rumah kaca. · Dapat menjaga kestabilan iklim global, yaitu mempertahankan suhu dan ke lembaban udara. Selain berfungsi untuk menunjuang kehidupan manusia, keanekaragaman hayati memiliki peranan dalam mempertahankan keberlanjutan ekosistem. Masing-masing jenis organisme memiliki peranan dalam ekosistemnya. Peranan ini tidak dapat digantikan oleh jenis yang lain. Sebagai contoh, burung hantu dan ular di ekosistem sawah merupakan pemakan tikus. Jika kedua pemangsa ini dilenyapkan oleh manusia, maka tidak ada yang mengontrol populasi tikus. Akibatnya perkembangbiakan tikus meningkat cepat dan di mana-mana terjadi hama tikus. Selain berfungsi untuk menunjuang kehidupan manusia, keanekaragaman hayati memiliki peranan dalam mempertahankan keberlanjutan ekosistem. Masing-masing jenis organisme memiliki peranan dalam ekosistemnya. Peranan ini tidak dapat digantikan oleh jenis yang lain. Sebagai contoh, burung hantu dan ular di ekosistem sawah merupakan pemakan tikus. Jika kedua pemangsa ini dilenyapkan oleh manusia, maka tidak ada yang mengontrol populasi tikus. Akibatnya perkembangbiakan tikus meningkat cepat dan di mana-mana terjadi hama tikus. Tumbuhan merupakan penghasil zat organik dan oksigen, yang dibutuhkan oleh organisme lain. Selain itu, tumbuh-tumbuhan dapat membentuk humus, menyimpan air tanah, dan mencegah erosi. Keanekaragaman yang tinggi memperkokoh ekosistem. Ekosistem dengan keanekaragaman yang rendah merupakan ekosistem yang tidak stabil. Bagi manusia, keanekaragaman yang tinggi merupakan gudang sifat-sifat unggul (plasma nutfah) untuk dimanfaatkan di kemudian hari.

5. Manfaat dalam Farmasi
Manusia telah lama menggunakan sumber daya hayati untuk kepentingan medis. Selain pengobatan tradisional, pengobatan moderenpun sangat tergantung pada keragaman hayati terutama tumbuhan dan mikroba. Sumber daya dari tanaman liar, hewan dan mikroorganisme juga sangat penting dalam pencarian bahan-bahan aktif bidang kesehatan. Banyak obat-obatan yang digunakan saat ini berasal dari tanaman; beberapa antibiotik, berasal dari mikroorganisme, dan struktur kimia baru ditemukan setiap saat.

6. Manfaat dalam Ilmu pengetahuan dan Teknologi

Kekayaan aneka flora dan fauna sudah sejak lama dimanfaatkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Hingga saat ini masih banyak jenis hewan dan tumbuhan yang belum dipelajari dan belum diketahui manfaatnya. Dengan demikian keadaan ini masih dapat dimanfaatkan sebagai sarana pengembangan pengetahuan dan penelitian bagi berbagai bidang pengetahuan. Misalnya penelitian mengenai sumber makanan dan obat-obatan yang berasal dari tumbuhan.

7. Manfaat dalam Bidang Industri
Keanekaragaman hayati dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan (dapat mendatangkan devisa untuk industri). Misalnya untuk bahan baku industri, rempah-rempah, dan perkebunan. Bahan-bahan industri misalnya: kayu gaharu dan cendana untuk industri kosmetik, kayu jati dan rotan untuk meubel, teh dan kopi untuk industri minuman, gandum dan kedelai untuk industri makanan, dan ubi kayu untuk menghasilkan alcohol. Rempah-rempah, misalnya lada, vanili, cabai, bumbu dapur. Perkebunan misalnya: kelapa sawit dan karet.

B. Manfaat keanekaragaman hayati untuk masyarakat:
Ø Merupakan sumber kehidupan, penghidupan dan kelangsungan hidup bagi umat manusia, karena potensial sebagai sumber pangan, papan, sandang, obat-obatan serta kebutuhan hidup yang lain Ø Merupakan sumber ilmu pengetahuan dan tehnologi Ø Mengembangkan sosial budaya umat manusia. Pemanfaatan keanekaragaman hayati bagi masyarakat ini harus dilakukan secara berkelanjutan yaitu manfaat yang tidak hanya untuk generasi sekarang tetapi juga untuk generasi yang akan dating. Oleh karena itu, mari kita lestarikan keanekaragaman hayati yang ada di sekitar kita agar dapat dimanfaatkan oleh generasi yang akan datang.

C. Nilai Keanekaragaman Hayati

1. Kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan yang bersifat mutlak , seperti: · sandang (ulat sutra, bulu domba, kapas) · pangan (serealia/biji - bijian, umbi - umbian, sayur, buah, telur, daging, susu dan sebagainya) · papan (meranti, jati, sengon, pohon sawo, dan sebagainya) · udara bersih (pepohonan) · keanekaragamn hayati yang dapat menghasilkan suatu produk yang bermanfaat untuk hidup dan menjaga kesehatan manusia dikatakan memiliki nilai biologi. 2. Kebutuhan Sekunder, kebutuhan untuk lebih menikmati hidup, misalnya: · transportasi (kuda, onta, sapi) · rekreasi (hutan, taman bunga, tanaman hias, keindahan bawah laut, hewan piaraan dan sebagainya) 3. Keanekaragaman hayati dapat menghasilkan produk berupa materi atau jasa yang manfaatnya dapat ditukar dengan uang, misalnya bahan kebutuhan pokok atau pangan yang diperdagangkan, dikatakan memiliki nilai ekonomi. 4. Bagi suatu negara tertentu, keanekaragaman hayati dapat memberikan kebanggaan karena keindahan atau kekhasannya, seperti: karapan sapi di madura, ukiran jepara dari kayu jati, lukisan wayang dari kulit domba dan sebagainya. Keanekaragaman hayati tersebut memiliki niali budaya. 5. keanekaragaman hayati masih terus diteliti oleh para ahli, karena sebagai sumber ilmu atau tujuan lain (misalnya :pemuliaan hewan dan tumbuhan, pelestarian alam, pencarian alternatif bahan pangan dan energi dan sebagainya). jadi keanekaragaman hayati memiliki nilai pendidikan.

D. Manfaat mempelajari keanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayati telah banyak dipelajari oleh menusia sejak zaman dahulu. Hal tersebut dilakukan selain untuk memenuhi kebutuhan sandang dan pangan juga untuk keperluan kesehatan dan pengobatan suatu penyakit. Contohnya seperti sirih, lengkuas, kumis kucing, dan Pennicillium. Manfaat mempelajari keanekaragaman hayati antara lain: · mengetahui manfaat masing-masing jenis bagi kehidupan manusia · mengetahui adanya saling ketergantungan makhluk hidup · mengetahui ciri-ciri dan sifat masing-masing jenis · mengetahui kekerabatam antar makhluk hidup · mengetahui manfaat keanekaragaman dalam mendukung kelangsungan hidup manusia

Materi Biology Upaya Pelestarian Keanekaragaman Hayati Terlengkap

- Selamat datang untuk kalian yang saat ini sedang mengunjungi situs Biology, pada artikel yang kalian baca kali ini mengenai , saya mencoba membuat ulasan pada tulisan ini secara lengkap untuk menambah ilmu pengetahuan dan pembelajaran tentang berbagai hal di dunia ini yang berkaitan dengan ilmu biology. Semoga apa yang kami sampaikan di Artikel Materi Pembelajaran, bisa dijadikan penambah wawasan pengetahuan seputar keilmuan biology. Ok, selamat membaca dan jangan lupa bagikan pula artikel ini ke sosial media kalian agar bisa memberikan manfaat untuk orang lain juga.

Judul : Materi Biology Upaya Pelestarian Keanekaragaman Hayati Terlengkap
link : Materi Biology Upaya Pelestarian Keanekaragaman Hayati Terlengkap

Baca juga


Upaya Pelestarian Keanekaragaman Hayati

Agar keanekaragaman makhluk hidup dapat terus lestari dan mampu memberi manfaat yang sebesar-besarnya kepada manusia, pemanfaatannya harus secara bijaksana. Beberapa usaha penyelamatan dan pelestarian keanekaragaman makhluk hidup sebagai berikut.
1.    Sistem tebang pilih dengan cara memilih tanaman yang bila ditebang tidak sangat berpengaruh terhadap ekosistem.
2.    Peremajaan tanaman dilakukan untuk mempertahankan dan meningkatkan hasil dengan mempersiapkan tanaman pengganti.
3.    Penangkapan musiman yang dilakukan pada saat populasi hewan paling banyak dan tidak pada saat kondisi yang dapat mengakibatkan kepunahan. Contohnya tidak berburu pada saat musim berkembang biak.
4.    Pembuatan cagar alam dan tempat perlindungan bagi tumbuhan dan hewan langka seperti suaka margasatwa dan taman nasional. Tempat-tempat tersebut melindungi flora atau fauna yang sudah terancam punah.

Perlindungan (konservasi) keanekaragaman hayati bertujuan untuk melindungi flora dan fauna dari ancaman kepunahan. Konservasi dibagi dua macam, yaitu:
1.    In Situ
In situ adalah konservasi flora dan fauna yang dilakukan pada habitat asli. Misalnya memelihara ikan yang terdapat di suatu danau yang dilakukan di danau tersebut, tidak dibawa ke danau lain atau sungai. Ini dilakukan agar lingkungannya tetap sesuai dengan lingkungan alaminya. Meliputi 7 kategori, yaitu cagar alam, suaka margasatwa, taman laut, taman buru, hutan, atau taman wisata, taman provinsi, dan taman nasional.
2.    Ex Situ
Ex situ adalah konservasi flora dan fauna yang dilakukan di luar habitat asli, namun kondisinya diupayakan sama dengan habitat aslinya. Perkembangbiakan hewan di kebun binatang merupakan upaya pemeliharaan ex situ. Jika berhasil dikembangbiakan, sering kali organisme tersebut dikembalikan ke habitat aslinya. Contohnya, setelah berhasil ditangkar secara ex situ, jalak Bali dilepaskan ke habitat aslinya di Bali. Misalnya: konservasi flora di Kebun Raya Bogor dan konservasi fauna di suaka margasatwa Way Kambas, Lampung.

Upaya melestarikannya juga meliputi ekosistem di suatu wilayah. Perlindungan tersebut di antaranya:
1.    Cagar Alam
Cagar alam adalah membiarkan ekosistem dalam suatu wilayah apa adanya. Perkembangannya terjadi secara proses alami. Manusia dilarang memasukinya tanpa izin khusus. Cagar alam bertujuan untuk:
a.    melindungi ciri khas tumbuhan, hewan, dan ekosistem alami
b.    mempertahankan keanekaragaman gen
c.    menjamin pemanfaatan ekosistem secara berkesinambunga
d.   memelihara proses ekologi
Contohnya Cagar Alam Pangandaran (Jawa Barat).
2.    Suaka Margasatwa
Merupakan pelestarian satwa langka. Perburuan dibuatkan peraturan tertentu. Satwa langka dilindungi oleh undang-undang konservasi, sehingga kepemilikannya harus memiliki izin khusus.
3.    Taman Nasional
Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli. Taman nasional dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, penunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman nasional juga berfungsi melindungi ekosistem, melestarikan keanekaragam flora dan fauna, dan melestarikan pemanfaatan sumber daya alam hayati.
Beberapa taman nasional tersebut misalnya Taman Nasional (TN) Gunung Leuseur (Aceh dan Sumatera Utara), TN Kerinci Seblat (Sumatera Selatan dan Bengkulu), TN Bukit Barisan Selatan (Bengkulu dan Lampung), TN Ujung Kulon (Banten), TN Gunung Gede Pangrango (Bogor dan Sukabumi, Jawa Barat), TN Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), TN Bromo Tengger (Jawa Timur), TN Meru Betiri (Jawa Timur), TN Baluran (Banyuwangi, Jawa Timur), TN Bali Barat, TN Komodo (Nusa Tenggara Barat) dan TN Tanjung Puting (Kalimantan Tengah).
4.    Taman Laut
Taman laut adalah wilayah lautan yang memiliki keanekaragaman flora dan fauna yang tinggi dan indah. Kawasan ini dijadikan sebagai konservasi alam, misalnya Taman Laut Bunaken di Sulawesi Utara.
Konservasi alam adalah upaya pengelolaan sumber daya alam untuk menjamin kelangsungan hidup manusia di masa kini dan masa mendatang. Konservasi alam meliputi tiga hal, yaitu:
a.    perlindungan, melindungi proses ekologis dan sistem penyangga kehidupan. Misalnya, perlindungan siklus udara dan air.
b.    pelestarian, melestarikan sumber daya alam dan keanekaragam hayati
c.    pemanfaatan, memanfaatkan secara bijaksana sumber daya alam dan lingkungannya.
5.    Hutan Lindung
Hutan lindung biasanya terletak di daerah pegunungan. Hutan tersebut berfungsi sebagai resapan air. Hal ini untuk mengatur tata air dan menjaga agar tidak terjadi erosi.
6.    Kebun Raya
Kebun raya adalah kebun buatan yan berguna untuk menghimpun tumbuhan dari berbagai tempat untuk dilestarikan. Selain itu, kebun raya ialah Kebun rata Bogor dan Kebun Raya Ppurwodadi (Jawa Timur)

Masyarakat awam hendaknya tidak memelihara hewan atau tumbuhan langka yang rawan punah. Memelihara burung, kera, atau orang utan di rumah akan menyebabkan hewan hewan tersebut semakin cepat punah. Sebaiknya, hewan tersebut dibiarkan hidup secara alami atau diserahkan pemeliharaannya kepada orang yang ahli agar ditangkarkan dan kemudian dilepaskan kembali ke habitat aslinya. Kita dapat berperan serta untuk melestarikannya dengan memelihara hewan atau tumbuhan hasil penangkaran atau budi daya, misalnya burung kenari, ikan hias, tanaman hias, kucing dan anjing.

Kita dapat membantu melestarikan keanekaragaman makhluk hidup dengan cara:
a.     tidak membunuh hewan dan tumbuhan liar
b.      tidak mempermainkan hewan liar dan memetik tumbuhan langka
c.      sewaktu bertamasya atau berkemah, tetaplah memelihara kelestarian lingkungan, tidak membawa pulang hewan dan tumbuhan langka
d.      tidak membuang sampah di sembarang tempat, karena dapat mengganggu kesehatan hewan jika termakan hewan tersebut
e.      tidak membuang limbah ke lingkungan, misal limbah rumah tangga atau pestisida, karena dapat membahayakan kehidupan hewan dan tumbuhan yang ada di lingkungan tersebut.

Upaya Pelestarian Keanekaragaman Hayati

Agar keanekaragaman makhluk hidup dapat terus lestari dan mampu memberi manfaat yang sebesar-besarnya kepada manusia, pemanfaatannya harus secara bijaksana. Beberapa usaha penyelamatan dan pelestarian keanekaragaman makhluk hidup sebagai berikut.
1.    Sistem tebang pilih dengan cara memilih tanaman yang bila ditebang tidak sangat berpengaruh terhadap ekosistem.
2.    Peremajaan tanaman dilakukan untuk mempertahankan dan meningkatkan hasil dengan mempersiapkan tanaman pengganti.
3.    Penangkapan musiman yang dilakukan pada saat populasi hewan paling banyak dan tidak pada saat kondisi yang dapat mengakibatkan kepunahan. Contohnya tidak berburu pada saat musim berkembang biak.
4.    Pembuatan cagar alam dan tempat perlindungan bagi tumbuhan dan hewan langka seperti suaka margasatwa dan taman nasional. Tempat-tempat tersebut melindungi flora atau fauna yang sudah terancam punah.

Perlindungan (konservasi) keanekaragaman hayati bertujuan untuk melindungi flora dan fauna dari ancaman kepunahan. Konservasi dibagi dua macam, yaitu:
1.    In Situ
In situ adalah konservasi flora dan fauna yang dilakukan pada habitat asli. Misalnya memelihara ikan yang terdapat di suatu danau yang dilakukan di danau tersebut, tidak dibawa ke danau lain atau sungai. Ini dilakukan agar lingkungannya tetap sesuai dengan lingkungan alaminya. Meliputi 7 kategori, yaitu cagar alam, suaka margasatwa, taman laut, taman buru, hutan, atau taman wisata, taman provinsi, dan taman nasional.
2.    Ex Situ
Ex situ adalah konservasi flora dan fauna yang dilakukan di luar habitat asli, namun kondisinya diupayakan sama dengan habitat aslinya. Perkembangbiakan hewan di kebun binatang merupakan upaya pemeliharaan ex situ. Jika berhasil dikembangbiakan, sering kali organisme tersebut dikembalikan ke habitat aslinya. Contohnya, setelah berhasil ditangkar secara ex situ, jalak Bali dilepaskan ke habitat aslinya di Bali. Misalnya: konservasi flora di Kebun Raya Bogor dan konservasi fauna di suaka margasatwa Way Kambas, Lampung.

Upaya melestarikannya juga meliputi ekosistem di suatu wilayah. Perlindungan tersebut di antaranya:
1.    Cagar Alam
Cagar alam adalah membiarkan ekosistem dalam suatu wilayah apa adanya. Perkembangannya terjadi secara proses alami. Manusia dilarang memasukinya tanpa izin khusus. Cagar alam bertujuan untuk:
a.    melindungi ciri khas tumbuhan, hewan, dan ekosistem alami
b.    mempertahankan keanekaragaman gen
c.    menjamin pemanfaatan ekosistem secara berkesinambunga
d.   memelihara proses ekologi
Contohnya Cagar Alam Pangandaran (Jawa Barat).
2.    Suaka Margasatwa
Merupakan pelestarian satwa langka. Perburuan dibuatkan peraturan tertentu. Satwa langka dilindungi oleh undang-undang konservasi, sehingga kepemilikannya harus memiliki izin khusus.
3.    Taman Nasional
Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli. Taman nasional dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, penunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman nasional juga berfungsi melindungi ekosistem, melestarikan keanekaragam flora dan fauna, dan melestarikan pemanfaatan sumber daya alam hayati.
Beberapa taman nasional tersebut misalnya Taman Nasional (TN) Gunung Leuseur (Aceh dan Sumatera Utara), TN Kerinci Seblat (Sumatera Selatan dan Bengkulu), TN Bukit Barisan Selatan (Bengkulu dan Lampung), TN Ujung Kulon (Banten), TN Gunung Gede Pangrango (Bogor dan Sukabumi, Jawa Barat), TN Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), TN Bromo Tengger (Jawa Timur), TN Meru Betiri (Jawa Timur), TN Baluran (Banyuwangi, Jawa Timur), TN Bali Barat, TN Komodo (Nusa Tenggara Barat) dan TN Tanjung Puting (Kalimantan Tengah).
4.    Taman Laut
Taman laut adalah wilayah lautan yang memiliki keanekaragaman flora dan fauna yang tinggi dan indah. Kawasan ini dijadikan sebagai konservasi alam, misalnya Taman Laut Bunaken di Sulawesi Utara.
Konservasi alam adalah upaya pengelolaan sumber daya alam untuk menjamin kelangsungan hidup manusia di masa kini dan masa mendatang. Konservasi alam meliputi tiga hal, yaitu:
a.    perlindungan, melindungi proses ekologis dan sistem penyangga kehidupan. Misalnya, perlindungan siklus udara dan air.
b.    pelestarian, melestarikan sumber daya alam dan keanekaragam hayati
c.    pemanfaatan, memanfaatkan secara bijaksana sumber daya alam dan lingkungannya.
5.    Hutan Lindung
Hutan lindung biasanya terletak di daerah pegunungan. Hutan tersebut berfungsi sebagai resapan air. Hal ini untuk mengatur tata air dan menjaga agar tidak terjadi erosi.
6.    Kebun Raya
Kebun raya adalah kebun buatan yan berguna untuk menghimpun tumbuhan dari berbagai tempat untuk dilestarikan. Selain itu, kebun raya ialah Kebun rata Bogor dan Kebun Raya Ppurwodadi (Jawa Timur)

Masyarakat awam hendaknya tidak memelihara hewan atau tumbuhan langka yang rawan punah. Memelihara burung, kera, atau orang utan di rumah akan menyebabkan hewan hewan tersebut semakin cepat punah. Sebaiknya, hewan tersebut dibiarkan hidup secara alami atau diserahkan pemeliharaannya kepada orang yang ahli agar ditangkarkan dan kemudian dilepaskan kembali ke habitat aslinya. Kita dapat berperan serta untuk melestarikannya dengan memelihara hewan atau tumbuhan hasil penangkaran atau budi daya, misalnya burung kenari, ikan hias, tanaman hias, kucing dan anjing.

Kita dapat membantu melestarikan keanekaragaman makhluk hidup dengan cara:
a.     tidak membunuh hewan dan tumbuhan liar
b.      tidak mempermainkan hewan liar dan memetik tumbuhan langka
c.      sewaktu bertamasya atau berkemah, tetaplah memelihara kelestarian lingkungan, tidak membawa pulang hewan dan tumbuhan langka
d.      tidak membuang sampah di sembarang tempat, karena dapat mengganggu kesehatan hewan jika termakan hewan tersebut
e.      tidak membuang limbah ke lingkungan, misal limbah rumah tangga atau pestisida, karena dapat membahayakan kehidupan hewan dan tumbuhan yang ada di lingkungan tersebut.

Materi Biology Prinsip Klasifikasi Makhluk Hidup Terlengkap

- Selamat datang untuk kalian yang saat ini sedang mengunjungi situs Biology, pada artikel yang kalian baca kali ini mengenai , saya mencoba membuat ulasan pada tulisan ini secara lengkap untuk menambah ilmu pengetahuan dan pembelajaran tentang berbagai hal di dunia ini yang berkaitan dengan ilmu biology. Semoga apa yang kami sampaikan di Artikel Materi Pembelajaran, bisa dijadikan penambah wawasan pengetahuan seputar keilmuan biology. Ok, selamat membaca dan jangan lupa bagikan pula artikel ini ke sosial media kalian agar bisa memberikan manfaat untuk orang lain juga.

Judul : Materi Biology Prinsip Klasifikasi Makhluk Hidup Terlengkap
link : Materi Biology Prinsip Klasifikasi Makhluk Hidup Terlengkap

Baca juga


Prinsip Klasifikasi Makhluk Hidup

Klasifikasi adalah pengelompokan aneka jenis makhluk hidup ke dalam kelompok tertentu. Kelompok ini disusun sesuai tingkatannya (hierarki) mulai dari yang lebih rendah tingkatannya sampai ke tingkatan yang lebih tinggi. Ilmu tentang prinsip dan cara pengelompokan makhluk hidup disebut taksonomi.

Tujuan dari klasifikasi makhluk hidup adalah:
mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki
mendeskripsikan ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya dengan makhluk hidup dari jenis yang lain
mengetahui hubungan kekerabatan antarmakhluk hidup
memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya

Berdasarkan tujuan tersebut, sistem klasifikasi makhluk hidup memiliki manfaat seperti berikut.
Memudahkan kita dalam mempelajari makhluk hidup yang sangat beraneka ragam.
Mengetahui hubungan kekerabatan antara makhluk hidup satu dengan yang lain.

Prinsip dan cara mengelompokkan makhluk hidup menurut ilmu taksonomi adalah dengan membentuk takson. Takson adalah kelompok makhluk hidup yang anggotanya memiliki banyak persamaan ciri. Takson dibentuk dengan jalan mencandra objek atau makhluk hidup yang diteliti dengan mencari persamaan ciri maupun perbedaan yang dapat diamati. Mencandra berarti mengidentifikasi, membuat deskripsi, dan memberi nama.
Selanjutnya, makhluk hidup yang memiliki persamaan ciri dikelompokkan ke dalam satu kelompok yang disebut takson. Dengan cara demikian dapat dibentuk banyak takson. Takson adalah kelompok makhluk hidup yang anggotanya memiliki banyak persamaan ciri. Kemudian, tiap-tiap takson tersebut ditempatkan pada tempatnya (posisinya) sesuai dengan tingkatannya.
Langkah-langkah pembentukan takson mengikuti sistem tertentu. Itulah sebabnya taksonomi disebut pula sistematik.

Terdapat dua metode pengelompokan makhluk hidup, yaitu:
Metode empiris, makhluk hidup dikelompokkan berdasarkan persamaan alfabet, tanpa melihat sifat atau ciri yang dimilikinya serta tanpa melihat hubungan satu dengan lainnya.
Metode rasional, makhluk hidup dikelompokkan atas dasar hubungan yang jelas dari sifat atau ciri yang ada.

Berdasarkan sifatnya, sistem klasifikasi dibedakan menjadi:

1.   Klasifikasi Sistem Alamiah
Klasifikasi sistem alamiah klasifikasi untuk membentuk takson-takson yang bersifat alamiah (sesuai kehendak alam). Dasar yang digunakan adalah adanya persamaan sifat, terutama sifat morfologinya. Klasifikasi sistem alamiah dikemukakan pertama kali oleh Aristoteles. Aristoteles mengelompokan di bumi ini menjadi 2 kingdom, yaitu , hewan dan tumbuhan. Kemudian hewan dikelompokan lagi berdasarkan persamaan habitat dan perilakuny,.sedangkan tumbuhan dikelompokan lagi berdasarkan ukuran dan strukturnya, misalnya tumbuhan pohon (beringin, mangga, jeruk, kelapa); tumbuhan perdu (tomat, bayam, cabai, terung); dan tumbuhan semak (rumput, jahe).

2.  Klasifikasi Sistem Artisifal (Buatan)
Klasifikasi sistem Artisifal adalah klasifikasi untuk tujuan praktis, misalnya berdasarkan kegunaannya. Berdasarkan kegunaannya, tumbuhan dikelompokan menjadi tanaman obat (jahe, kina, kayu putih, ginseng), tanaman hias (mawar, melati, cempaka, anggrek), tanaman makanan pokok (padi, jagung, gandum, ubi), tanaman sayuran (bayam, kangkung, kacang panjang, kol), tanaman buah-buahan (jeruk, salak, pepaya, apel), tanaman sandang (kapas), dan tanaman untuk papan (jati, bambu, meranti). Klasifikasi sistem artifisial diperkenalkan pertama kali oleh seorang naturalis berkebangsaan Swedia, Carl von Linne, yang lebih dikenal dengan nama Carolus Linnaeus. Linnaeus mengemukakan makalahnya yang berjudul Systema Naturae pada tahun 1735. Dalam makalah tersebut ia mengelompokan tumbuhan berdasarkan alat reproduksi seksualnya (bunga). Kelompok mamalia diberi nama berdasarkan keberadaan kelenjar susu (mamae) yang digunakan untuk merawat bayinya.

3.  Klasifikasi Sistem Filogenetik
Pada sistem filogenetik, klasifikasi didasarkan pada jauh dekatnya hubungan kekerabatan antar organisme atau kelompok organisme, dengan melihat kesamaan ciri morfologi, struktur anatomi, fisiologi dan etologi (perilaku). Filogeni merupakan hubungan kekerabatan antar organisme berdasarkan proses evolusinya. Hubungan kekerabatan tersebut digambarkan sebagai pohon filogenetik (gambar. 1.13). Klasifikasi sistem filogenetik diperkenalkan sejak munculnya teori evolusi yang dikemukakan oleh Charles Darwin pada tahun 1859.

Pada sistem filogenetik, klasifikasi didasarkan pada jauh dekatnya hubungan kekerabatan antar organisme atau kelompok organism

4.  Klasifikasi Sistem Modern
Klasifikasi sistem modern dibuat berdasarkan hubungan kekerabatan organisme (filogenetik), ciri-ciri gen atau kromosom, serta ciri-ciri biokimia. Misalnya, hewan Limulus polyphemus, dahulu dimasukkan ke dalam golongan rajungan (Crab) karena bentuknya seperti rajungan, tetapi setelah dianalisis darahnya secara biokimia, terbukti bahwa hewan ini lebih dekat dengan laba-laba (Spider). Berdasarkan bukti ini, Limulus dimasukkan ke dalam golongan laba-laba;

Pada klasifikasi sistem modern, selain menggunakan dasar perbandingan ciri-ciri morfologi, struktur anatomi, fisiologi, etologi, juga dilakukan perbandingan struktur molekuler dari organisme yang diklasifikasikan.

Langkah-langkah klasifikasi
mengidentifikasi objek berdasar ciri-ciri struktur tubuh makhluk hidup, misalnya, hewan atau tumbuhan yang sama jenis atau spesiesnya
setelah kelompok spesies terbentuk, dapat dibentuk kelompok-kelompok lain dari urutan tingkatan klasifikasi sebagai berikut.

Dua atau lebih spesies dengan ciri-ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson genus.
Beberapa genus yang memiliki ciri-ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson famili.
Beberapa famili dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson ordo.
Beberapa ordo dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson kelas.
Beberapa kelas dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson filum (untuk hewan) atau divisio (untuk tumbuhan).

Dengan cara tersebut terbentuklah urutan hierarki atau tingkatan klasifikasi makhluk hidup. Urutan klasifikasi dari tingkatan tertinggi hingga terendah adalah sebagai berikut:
kingdom (kerajaan)
divisio atau filum
kelas (classis)
ordo (bangsa)
famili (suku)
genus (marga)
spesies (jenis)


Tata Nama Makhluk Hidup
Kamu tentu sering menemukan suatu jenis makhluk hidup, misalnya tanaman mangga dalam bahasa Indonesia memiliki nama yang berbeda-beda. Misalnya orang Jawa Tengah menyebutnya pelem, paoh bagi orang Jawa Timur, sedangkan di Sumatera Barat disebut pauh. Contoh lain, pisang dalam bahasa Indonesia, di Jawa Barat disebut cau, sedangkan di Jawa Tengah dinamakan gedang. Nama mangga dan pisang dapat berbeda-beda menurut daerah masing-masing, dan hanya dimengerti oleh penduduk setempat.

Agar nama-nama tersebut dimengerti oleh semua orang, maka setiap jenis makhluk hidup perlu diberi nama ilmiah dengan menggunakan nama latin, sesuai dengan kode Internasional Tata Nama Tumbuhan dan Hewan. Nama ilmiah makhluk hidup digunakan sebagai alat komunikasi ilmiah di seluruh dunia. Walaupun kadang-kadang sulit di eja atau diingat, tetapi diharapkan suatu organisme hanya memiliki satu nama yang benar. Upaya memberi nama ilmiah makhluk hidup yang dirintis oleh para ilmuwan, akhirnya melahirkan sistem tata nama binomial nomenklatur (tata nama biner) yang meliputi ketentuan pemberian nama takson jenis.

Prinsip Klasifikasi Makhluk Hidup

Klasifikasi adalah pengelompokan aneka jenis makhluk hidup ke dalam kelompok tertentu. Kelompok ini disusun sesuai tingkatannya (hierarki) mulai dari yang lebih rendah tingkatannya sampai ke tingkatan yang lebih tinggi. Ilmu tentang prinsip dan cara pengelompokan makhluk hidup disebut taksonomi.

Tujuan dari klasifikasi makhluk hidup adalah:
mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki
mendeskripsikan ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya dengan makhluk hidup dari jenis yang lain
mengetahui hubungan kekerabatan antarmakhluk hidup
memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya

Berdasarkan tujuan tersebut, sistem klasifikasi makhluk hidup memiliki manfaat seperti berikut.
Memudahkan kita dalam mempelajari makhluk hidup yang sangat beraneka ragam.
Mengetahui hubungan kekerabatan antara makhluk hidup satu dengan yang lain.

Prinsip dan cara mengelompokkan makhluk hidup menurut ilmu taksonomi adalah dengan membentuk takson. Takson adalah kelompok makhluk hidup yang anggotanya memiliki banyak persamaan ciri. Takson dibentuk dengan jalan mencandra objek atau makhluk hidup yang diteliti dengan mencari persamaan ciri maupun perbedaan yang dapat diamati. Mencandra berarti mengidentifikasi, membuat deskripsi, dan memberi nama.
Selanjutnya, makhluk hidup yang memiliki persamaan ciri dikelompokkan ke dalam satu kelompok yang disebut takson. Dengan cara demikian dapat dibentuk banyak takson. Takson adalah kelompok makhluk hidup yang anggotanya memiliki banyak persamaan ciri. Kemudian, tiap-tiap takson tersebut ditempatkan pada tempatnya (posisinya) sesuai dengan tingkatannya.
Langkah-langkah pembentukan takson mengikuti sistem tertentu. Itulah sebabnya taksonomi disebut pula sistematik.

Terdapat dua metode pengelompokan makhluk hidup, yaitu:
Metode empiris, makhluk hidup dikelompokkan berdasarkan persamaan alfabet, tanpa melihat sifat atau ciri yang dimilikinya serta tanpa melihat hubungan satu dengan lainnya.
Metode rasional, makhluk hidup dikelompokkan atas dasar hubungan yang jelas dari sifat atau ciri yang ada.

Berdasarkan sifatnya, sistem klasifikasi dibedakan menjadi:

1.   Klasifikasi Sistem Alamiah
Klasifikasi sistem alamiah klasifikasi untuk membentuk takson-takson yang bersifat alamiah (sesuai kehendak alam). Dasar yang digunakan adalah adanya persamaan sifat, terutama sifat morfologinya. Klasifikasi sistem alamiah dikemukakan pertama kali oleh Aristoteles. Aristoteles mengelompokan di bumi ini menjadi 2 kingdom, yaitu , hewan dan tumbuhan. Kemudian hewan dikelompokan lagi berdasarkan persamaan habitat dan perilakuny,.sedangkan tumbuhan dikelompokan lagi berdasarkan ukuran dan strukturnya, misalnya tumbuhan pohon (beringin, mangga, jeruk, kelapa); tumbuhan perdu (tomat, bayam, cabai, terung); dan tumbuhan semak (rumput, jahe).

2.  Klasifikasi Sistem Artisifal (Buatan)
Klasifikasi sistem Artisifal adalah klasifikasi untuk tujuan praktis, misalnya berdasarkan kegunaannya. Berdasarkan kegunaannya, tumbuhan dikelompokan menjadi tanaman obat (jahe, kina, kayu putih, ginseng), tanaman hias (mawar, melati, cempaka, anggrek), tanaman makanan pokok (padi, jagung, gandum, ubi), tanaman sayuran (bayam, kangkung, kacang panjang, kol), tanaman buah-buahan (jeruk, salak, pepaya, apel), tanaman sandang (kapas), dan tanaman untuk papan (jati, bambu, meranti). Klasifikasi sistem artifisial diperkenalkan pertama kali oleh seorang naturalis berkebangsaan Swedia, Carl von Linne, yang lebih dikenal dengan nama Carolus Linnaeus. Linnaeus mengemukakan makalahnya yang berjudul Systema Naturae pada tahun 1735. Dalam makalah tersebut ia mengelompokan tumbuhan berdasarkan alat reproduksi seksualnya (bunga). Kelompok mamalia diberi nama berdasarkan keberadaan kelenjar susu (mamae) yang digunakan untuk merawat bayinya.

3.  Klasifikasi Sistem Filogenetik
Pada sistem filogenetik, klasifikasi didasarkan pada jauh dekatnya hubungan kekerabatan antar organisme atau kelompok organisme, dengan melihat kesamaan ciri morfologi, struktur anatomi, fisiologi dan etologi (perilaku). Filogeni merupakan hubungan kekerabatan antar organisme berdasarkan proses evolusinya. Hubungan kekerabatan tersebut digambarkan sebagai pohon filogenetik (gambar. 1.13). Klasifikasi sistem filogenetik diperkenalkan sejak munculnya teori evolusi yang dikemukakan oleh Charles Darwin pada tahun 1859.

Pada sistem filogenetik, klasifikasi didasarkan pada jauh dekatnya hubungan kekerabatan antar organisme atau kelompok organism

4.  Klasifikasi Sistem Modern
Klasifikasi sistem modern dibuat berdasarkan hubungan kekerabatan organisme (filogenetik), ciri-ciri gen atau kromosom, serta ciri-ciri biokimia. Misalnya, hewan Limulus polyphemus, dahulu dimasukkan ke dalam golongan rajungan (Crab) karena bentuknya seperti rajungan, tetapi setelah dianalisis darahnya secara biokimia, terbukti bahwa hewan ini lebih dekat dengan laba-laba (Spider). Berdasarkan bukti ini, Limulus dimasukkan ke dalam golongan laba-laba;

Pada klasifikasi sistem modern, selain menggunakan dasar perbandingan ciri-ciri morfologi, struktur anatomi, fisiologi, etologi, juga dilakukan perbandingan struktur molekuler dari organisme yang diklasifikasikan.

Langkah-langkah klasifikasi
mengidentifikasi objek berdasar ciri-ciri struktur tubuh makhluk hidup, misalnya, hewan atau tumbuhan yang sama jenis atau spesiesnya
setelah kelompok spesies terbentuk, dapat dibentuk kelompok-kelompok lain dari urutan tingkatan klasifikasi sebagai berikut.

Dua atau lebih spesies dengan ciri-ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson genus.
Beberapa genus yang memiliki ciri-ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson famili.
Beberapa famili dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson ordo.
Beberapa ordo dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson kelas.
Beberapa kelas dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson filum (untuk hewan) atau divisio (untuk tumbuhan).

Dengan cara tersebut terbentuklah urutan hierarki atau tingkatan klasifikasi makhluk hidup. Urutan klasifikasi dari tingkatan tertinggi hingga terendah adalah sebagai berikut:
kingdom (kerajaan)
divisio atau filum
kelas (classis)
ordo (bangsa)
famili (suku)
genus (marga)
spesies (jenis)


Tata Nama Makhluk Hidup
Kamu tentu sering menemukan suatu jenis makhluk hidup, misalnya tanaman mangga dalam bahasa Indonesia memiliki nama yang berbeda-beda. Misalnya orang Jawa Tengah menyebutnya pelem, paoh bagi orang Jawa Timur, sedangkan di Sumatera Barat disebut pauh. Contoh lain, pisang dalam bahasa Indonesia, di Jawa Barat disebut cau, sedangkan di Jawa Tengah dinamakan gedang. Nama mangga dan pisang dapat berbeda-beda menurut daerah masing-masing, dan hanya dimengerti oleh penduduk setempat.

Agar nama-nama tersebut dimengerti oleh semua orang, maka setiap jenis makhluk hidup perlu diberi nama ilmiah dengan menggunakan nama latin, sesuai dengan kode Internasional Tata Nama Tumbuhan dan Hewan. Nama ilmiah makhluk hidup digunakan sebagai alat komunikasi ilmiah di seluruh dunia. Walaupun kadang-kadang sulit di eja atau diingat, tetapi diharapkan suatu organisme hanya memiliki satu nama yang benar. Upaya memberi nama ilmiah makhluk hidup yang dirintis oleh para ilmuwan, akhirnya melahirkan sistem tata nama binomial nomenklatur (tata nama biner) yang meliputi ketentuan pemberian nama takson jenis.

Materi Biology Dasar Klasifikasi Makhluk Hidup Terlengkap

- Selamat datang untuk kalian yang saat ini sedang mengunjungi situs Biology, pada artikel yang kalian baca kali ini mengenai , saya mencoba membuat ulasan pada tulisan ini secara lengkap untuk menambah ilmu pengetahuan dan pembelajaran tentang berbagai hal di dunia ini yang berkaitan dengan ilmu biology. Semoga apa yang kami sampaikan di Artikel Materi Pembelajaran, bisa dijadikan penambah wawasan pengetahuan seputar keilmuan biology. Ok, selamat membaca dan jangan lupa bagikan pula artikel ini ke sosial media kalian agar bisa memberikan manfaat untuk orang lain juga.

Judul : Materi Biology Dasar Klasifikasi Makhluk Hidup Terlengkap
link : Materi Biology Dasar Klasifikasi Makhluk Hidup Terlengkap

Baca juga


Dasar Klasifikasi Makhluk Hidup

Kita sudah mengetahui bahwa klasifikasi merupakan cara yang baik untuk mempermudah dan menyederhanakan objek studi tentang makhluk hidup.

Selain itu, mempelajari klasifikasi dalam biologi sangat penting dalam memahami keanekaragaman makhluk hidup yang sangat kompleks di dunia ini.  Masing-masing makhluk hidup memiliki ciri-ciri yang membedakan dengan makhluk hidup lain, tetapi ada beberapa makhluk hidup yang memiliki satu atau lebih persamaan.

Jadi, dasar untuk mengelompokkan makhluk hidup adalah sebagai berikut:

a. Berdasarkan Persamaan
Dengan mengamati ciri-cirinya, maka kita dapat memasukkan bahwa ayam dan elang adalah golongan hewan, yaitu jenis aves (burung) karena memiliki bulu, sayap, dan paruh.

b. Berdasarkan Perbedaan
Apabila kita mengamati perbedaan ciri yang dimiliki ayam dan elang berdasarkan jenis makanannya, maka ayam termasuk herbivora, sedangkan elang termasuk golongan karnivora, yaitu pemakan daging.

c. Berdasarkan Ciri Morfologi dan Anatomi
Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan dari makhluk hidup pertama-tama yang dapat dilakukan adalah mengamati bentuk luar dari makhluk hidup tersebut, misalnya bentuk paruh dan jumlah sayap. Apabila hendak menggolongkan beberapa tumbuhan, maka yang dapat diamati adalah bentuk pohon, bentuk daun, bentuk bunga, warna bunga, dan lain-lain.

Ciri-ciri inilah yang dinamakan ciri morfologi. Apabila kita mengamati dari ada tidaknya sel trakea, kambium, ada tidaknya berkas pengangkut, ada tidaknya sel kambium, ciri-ciri ini dinamakan ciri anatomi.

d. Berdasarkan Ciri Biokimia
Sejalan dengan masa perkembangannya, untuk menentukan klasifikasi makhluk hidup selain berdasarkan ciri-ciri yang telah disebutkan di atas, bisa pula menggunakan ciri-ciri biokimia, misalnya jenis-jenis enzim, jenis-jenis protein, dan jenis-jenis DNA. Hal tersebut dapat menentukan hubungan kekerabatan antara makhluk hidup satu dengan lainnya.

e. Berdasarkan Manfaat
Tujuan pengelompokan ini adalah untuk memudahkan kita memanfaatkan suatu makhluk hidup.

Dasar Klasifikasi Makhluk Hidup

Kita sudah mengetahui bahwa klasifikasi merupakan cara yang baik untuk mempermudah dan menyederhanakan objek studi tentang makhluk hidup.

Selain itu, mempelajari klasifikasi dalam biologi sangat penting dalam memahami keanekaragaman makhluk hidup yang sangat kompleks di dunia ini.  Masing-masing makhluk hidup memiliki ciri-ciri yang membedakan dengan makhluk hidup lain, tetapi ada beberapa makhluk hidup yang memiliki satu atau lebih persamaan.

Jadi, dasar untuk mengelompokkan makhluk hidup adalah sebagai berikut:

a. Berdasarkan Persamaan
Dengan mengamati ciri-cirinya, maka kita dapat memasukkan bahwa ayam dan elang adalah golongan hewan, yaitu jenis aves (burung) karena memiliki bulu, sayap, dan paruh.

b. Berdasarkan Perbedaan
Apabila kita mengamati perbedaan ciri yang dimiliki ayam dan elang berdasarkan jenis makanannya, maka ayam termasuk herbivora, sedangkan elang termasuk golongan karnivora, yaitu pemakan daging.

c. Berdasarkan Ciri Morfologi dan Anatomi
Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan dari makhluk hidup pertama-tama yang dapat dilakukan adalah mengamati bentuk luar dari makhluk hidup tersebut, misalnya bentuk paruh dan jumlah sayap. Apabila hendak menggolongkan beberapa tumbuhan, maka yang dapat diamati adalah bentuk pohon, bentuk daun, bentuk bunga, warna bunga, dan lain-lain.

Ciri-ciri inilah yang dinamakan ciri morfologi. Apabila kita mengamati dari ada tidaknya sel trakea, kambium, ada tidaknya berkas pengangkut, ada tidaknya sel kambium, ciri-ciri ini dinamakan ciri anatomi.

d. Berdasarkan Ciri Biokimia
Sejalan dengan masa perkembangannya, untuk menentukan klasifikasi makhluk hidup selain berdasarkan ciri-ciri yang telah disebutkan di atas, bisa pula menggunakan ciri-ciri biokimia, misalnya jenis-jenis enzim, jenis-jenis protein, dan jenis-jenis DNA. Hal tersebut dapat menentukan hubungan kekerabatan antara makhluk hidup satu dengan lainnya.

e. Berdasarkan Manfaat
Tujuan pengelompokan ini adalah untuk memudahkan kita memanfaatkan suatu makhluk hidup.