Materi Biology Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia Terlengkap

Februari 2018 - Selamat datang untuk kalian yang saat ini sedang mengunjungi situs Biology, pada artikel yang kalian baca kali ini mengenai Februari 2018, saya mencoba membuat ulasan pada tulisan ini secara lengkap untuk menambah ilmu pengetahuan dan pembelajaran tentang berbagai hal di dunia ini yang berkaitan dengan ilmu biology. Semoga apa yang kami sampaikan di Artikel Materi Pembelajaran, bisa dijadikan penambah wawasan pengetahuan seputar keilmuan biology. Ok, selamat membaca dan jangan lupa bagikan pula artikel ini ke sosial media kalian agar bisa memberikan manfaat untuk orang lain juga.

Judul : Materi Biology Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia Terlengkap
link : Materi Biology Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia Terlengkap

Baca juga


Februari 2018

Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia

Saluran pencernaan dan kelenjar-kelenjar pencernaan dalam tubuh akan membentuk suatu sistem yang disebut sistem pencernaan. Molekul-molekul zat makanan yang berukuran besar akan diubah menjadi molekul-molekul yang lebih kecil agar dapat diserap oleh dinding usus. Proses perubahan tersebut disebut sebagai pencernaan.

Alat Pencernaan Makanan
Alat-alat pencernaan makanan berfungsi mencernakan makanan sehingga dapat diserap oleh usus halus. Saluran pencernaan makanan meliputi mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus.

1. Mulut
Di dalam mulut terjadi pencernaan secara mekanik dan kimia. Di dalam mulut terdapat gigi, lidah, kelenjar ludah.

a. Lidah
Berfungsi sebagai alat pengecap, membantu mendorong makanan dalam proses penelanan, membantu membersihkan mulut dan membantu bersuara.

b. Kelenjar ludah
Berfungsi untuk melarutkan makanan, memudahkan penelanan, dan melindungi selaput mulut terhadap panas, dingin, asam, dan basa. Kelenjar ludah ada 3 bagian, yaitu:
Glandula parotis, menghasilkan ludah yang berbentuk air.Glandula submaksilaris, menghasilkan getah yang mengandung air dan lendir.Glandula sublingualis, menghasilkan getah yang mengandung air dan lendir.

c. Gigi
Susunan gigi manusia dapat ditulis sebagai berikut:
Keterangan:
I = Insisivus = gigi seri
C = Caninus = gigi taring
P = Premolar = geraham depan
M = Molar = geraham belakang

2. Kerongkongan (Esofagus)
Di dalam kerongkongan terjadi gerakan peristaltik, gerakan inilah yang membantu mendorong makanan dari rongga mulut ke lambung lebih kurang selama 6 detik.

3. Lambung (Ventrikel)
Lambung tersusun atas 3 bagian, yaitu:
Kardiak, terdapat otot sfinkter kardiak yang akan membuka jika ada makanan masuk.Fundus, merupakan bagian tengah lambung dengan bentuk membulat.Pilorus, bagian bawah lambung yang berdekatan dengan usus halus, di dekat pilorus terdapat sfinkter pilorus yang dapat bergerak secara peristaltik sama dengan gerak pada esofagus.

Dinding lambung menghasilkan hormon gastrin dan getah lambung yang berfungsi merangsang dinding lambung agar mensekresikan getah lambung.

Di dalam getah lambung terkandung asam klorida (HCl), enzim pepsin, lipase, dan renin.
Asam klorida (HCl) berfungsi membunuh kuman yang ikut bersama makanan, mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin, merangsang membuka dan menutupnya sfinkter pilorus, dan merangsang sekresi getah usus.Pepsin berfungsi memecah protein menjadi pepton.Lipase berfungsi mencerna lemak.Renin berfungsi menggumpalkan kasein yang terdapat dalam susu.

4. Usus Halus (Intestinum)
Usus halus terbagi atas 3 bagian, yaitu:
Duodenum (usus 12 jari) karena panjangnya sekitar 12 jari orang dewasa yang disejajarkan.Jejenum (usus kosong) karena pada orang yang telah meninggal bagian usus tersebut kosong.Ileum (usus penyerapan) karena pada bagian inilah zat-zat makanan diserap oleh tubuh.
Pencernaan di dalam intestinum juga dibantu oleh pankreas. Organ ini dapat berperan sebagai kelenjar endokrin dengan menghasilkan hormon insulin dan sebagai kelenjar eksokrin dengan menghasilkan getah pencernaan berupa tripsin, amilase, dan lipase.
Insulin berfungsi untuk mempertahankan kestabilan kadar gula darah.Tripsin berfungsi memecah protein menjadi pepton.Amilase berfungsi mengubah amilum menjadi maltosa.Lipase berfungsi mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.

5. Usus Besar
Di dalam usus besar sisa makanan akan dibusukkan oleh bakteri Escherichia colimenjadi feses. Agar sisa makanan yang masuk ke dalam kolon tidak kembali ke intestinum, di perbatasan kedua usus tersebut terdapat klep yang bernama klep ileosekum. Di dalam kolon juga terjadi penyerapan air yang masih tersisa pada makanan sehingga feses menjadi padat. Feses tersebut melalui gerak peristaltik, kolon akan terdorong sedikit demi sedikit sehingga mendekati poros usus (rektum). Akibatnya, timbul rangsangan untuk buang air besar (defekasi). Rangsangan itu disebut gastrokolik. Feses akhirnya dikeluarkan tubuh melalui anus.

Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia

Saluran pencernaan dan kelenjar-kelenjar pencernaan dalam tubuh akan membentuk suatu sistem yang disebut sistem pencernaan. Molekul-molekul zat makanan yang berukuran besar akan diubah menjadi molekul-molekul yang lebih kecil agar dapat diserap oleh dinding usus. Proses perubahan tersebut disebut sebagai pencernaan.

Alat Pencernaan Makanan
Alat-alat pencernaan makanan berfungsi mencernakan makanan sehingga dapat diserap oleh usus halus. Saluran pencernaan makanan meliputi mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus.

1. Mulut
Di dalam mulut terjadi pencernaan secara mekanik dan kimia. Di dalam mulut terdapat gigi, lidah, kelenjar ludah.

a. Lidah
Berfungsi sebagai alat pengecap, membantu mendorong makanan dalam proses penelanan, membantu membersihkan mulut dan membantu bersuara.

b. Kelenjar ludah
Berfungsi untuk melarutkan makanan, memudahkan penelanan, dan melindungi selaput mulut terhadap panas, dingin, asam, dan basa. Kelenjar ludah ada 3 bagian, yaitu:
Glandula parotis, menghasilkan ludah yang berbentuk air.Glandula submaksilaris, menghasilkan getah yang mengandung air dan lendir.Glandula sublingualis, menghasilkan getah yang mengandung air dan lendir.

c. Gigi
Susunan gigi manusia dapat ditulis sebagai berikut:
Keterangan:
I = Insisivus = gigi seri
C = Caninus = gigi taring
P = Premolar = geraham depan
M = Molar = geraham belakang

2. Kerongkongan (Esofagus)
Di dalam kerongkongan terjadi gerakan peristaltik, gerakan inilah yang membantu mendorong makanan dari rongga mulut ke lambung lebih kurang selama 6 detik.

3. Lambung (Ventrikel)
Lambung tersusun atas 3 bagian, yaitu:
Kardiak, terdapat otot sfinkter kardiak yang akan membuka jika ada makanan masuk.Fundus, merupakan bagian tengah lambung dengan bentuk membulat.Pilorus, bagian bawah lambung yang berdekatan dengan usus halus, di dekat pilorus terdapat sfinkter pilorus yang dapat bergerak secara peristaltik sama dengan gerak pada esofagus.

Dinding lambung menghasilkan hormon gastrin dan getah lambung yang berfungsi merangsang dinding lambung agar mensekresikan getah lambung.

Di dalam getah lambung terkandung asam klorida (HCl), enzim pepsin, lipase, dan renin.
Asam klorida (HCl) berfungsi membunuh kuman yang ikut bersama makanan, mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin, merangsang membuka dan menutupnya sfinkter pilorus, dan merangsang sekresi getah usus.Pepsin berfungsi memecah protein menjadi pepton.Lipase berfungsi mencerna lemak.Renin berfungsi menggumpalkan kasein yang terdapat dalam susu.

4. Usus Halus (Intestinum)
Usus halus terbagi atas 3 bagian, yaitu:
Duodenum (usus 12 jari) karena panjangnya sekitar 12 jari orang dewasa yang disejajarkan.Jejenum (usus kosong) karena pada orang yang telah meninggal bagian usus tersebut kosong.Ileum (usus penyerapan) karena pada bagian inilah zat-zat makanan diserap oleh tubuh.
Pencernaan di dalam intestinum juga dibantu oleh pankreas. Organ ini dapat berperan sebagai kelenjar endokrin dengan menghasilkan hormon insulin dan sebagai kelenjar eksokrin dengan menghasilkan getah pencernaan berupa tripsin, amilase, dan lipase.
Insulin berfungsi untuk mempertahankan kestabilan kadar gula darah.Tripsin berfungsi memecah protein menjadi pepton.Amilase berfungsi mengubah amilum menjadi maltosa.Lipase berfungsi mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.

5. Usus Besar
Di dalam usus besar sisa makanan akan dibusukkan oleh bakteri Escherichia colimenjadi feses. Agar sisa makanan yang masuk ke dalam kolon tidak kembali ke intestinum, di perbatasan kedua usus tersebut terdapat klep yang bernama klep ileosekum. Di dalam kolon juga terjadi penyerapan air yang masih tersisa pada makanan sehingga feses menjadi padat. Feses tersebut melalui gerak peristaltik, kolon akan terdorong sedikit demi sedikit sehingga mendekati poros usus (rektum). Akibatnya, timbul rangsangan untuk buang air besar (defekasi). Rangsangan itu disebut gastrokolik. Feses akhirnya dikeluarkan tubuh melalui anus.

Materi Biology Sistem Pencernaan Makanan pada Hewan Terlengkap

Februari 2018 - Selamat datang untuk kalian yang saat ini sedang mengunjungi situs Biology, pada artikel yang kalian baca kali ini mengenai Februari 2018, saya mencoba membuat ulasan pada tulisan ini secara lengkap untuk menambah ilmu pengetahuan dan pembelajaran tentang berbagai hal di dunia ini yang berkaitan dengan ilmu biology. Semoga apa yang kami sampaikan di Artikel Materi Pembelajaran, bisa dijadikan penambah wawasan pengetahuan seputar keilmuan biology. Ok, selamat membaca dan jangan lupa bagikan pula artikel ini ke sosial media kalian agar bisa memberikan manfaat untuk orang lain juga.

Judul : Materi Biology Sistem Pencernaan Makanan pada Hewan Terlengkap
link : Materi Biology Sistem Pencernaan Makanan pada Hewan Terlengkap

Baca juga


Februari 2018

Sistem Pencernaan Makanan pada Hewan

Beberapa struktur khusus sistem pencernaan ruminansia yang membedakannya dengan hewan-hewan pemakan hewan dan pemakan segala antara lain:

Gigi serinya mempunyai bentuk yang sesuai untuk menjepit makanannya yang berupa rumput atau tumbuhan.Geraham belakang besar berbentuk datar dan lebar.Rahangnya bergerak menyamping untuk menggiling dan menggilas makanan.Struktur lambungnya kompleks dengan empat ruangan yang berbeda, yaitu rumen, retikulum, omasum, dan abomasum.Ukuran panjang ususnya, dibanding hewan karnivora atau omnivora yang ukuran tubuhnya sama, usus ruminansia jauh lebih panjang.Pada ususnya hidup koloni bakteri yang merupakan simbiosis mutualisme dengan ruminansia.

Saluran pencernaan hewan memamah biak terdiri atas organ-organ berikut:

Rongga Mulut (Cavum Oris)
Gigi yang terdapat dalam rongga mulut berbeda dengan mamalia lain dalam hal berikut.
Gigi seri (insisivus) mempunyai bentuk yang sesuai untuk menjepit makanan berupa tetumbuhan seperti rumput.Gigi taring (caninus) tidak berkembang.Gigi geraham belakang (molare) berbentuk datar dan lebar.

Makanan yang direnggut dengan bantuan lidah secara cepat dikunyah dan dicampur dengan air liur dalam mulut, kemudian ditelan masuk ke dalam lambung melalui esofagus.

Kerongkongan (Esofagus)
Esofagus merupakan saluran penghubung antara rongga mulut dengan lambung. Di sini tidak terjadi proses pencernaan. Esofagus pada sapi sangat pendek dan lebar, serta lebih mampu membesar (berdilatasi). Esofagus berdinding tipis dan panjang- nya bervariasi, diperkirakan sekitar 5 cm.

Lambung
Lambung mempunyai peranan penting untuk menyimpan makanan sementara yang akan dikunyah kembali (kedua kali). Selain itu, pada lambung juga terjadi proses pembusukan dan peragian.
Lambung Ruminansia terdiri atas empat ruangan, yaitu:
rumen (perut besar/perut urat daging),retikulum (perut jala),omasum (perut buku),abomasum (perut kelenjar/perut masam).

Ukuran ruangan tersebut bervariasi sesuai dengan umur dan makanan alamiahnya. Kapasitas rumen 80%, retikulum 5%, omasum 7–8%, dan abomasum 7–8%.
Mula-mula makanan masuk ke dalam rumen. Makanan yang masuk ke lambung ini telah bercampur dengan ludah yang bersifat alkali sehingga memberi suasana basa dengan pH ± 8,5.
Selanjutnya, dalam lambung sapi berlangsung proses pencernaan sebagai berikut.

a. Rumen
Rumen berfungsi sebagai gudang sementara bagi makanan yang ditelan. Setelah rumen cukup terisi makanan, sapi beristirahat. Di dalam rumen terdapat populasi bakteri dan Protozoa. Mikroorganisme tersebut menghasilkan enzim yang menguraikan polisakarida, misalnya enzim: hidrolase, amilase, oligosakharase, glikosidase, dan enzim selulase yang berfungsi untuk menguraikan selulosa. Selain itu juga terdapat enzim yang menguraikan protein, yaitu enzim proteolitik; dan enzim pencerna lemak.

b. Retikulum
Di dalam retikulum makanan diaduk-aduk kemudian dicampur dengan enzim yang dihasilkan oleh bakteri yang ada, hingga akhirnya menjadi gumpalan-gumpalan yang masih kasar (bolus). Pengadukan dilakukan oleh kontraksi otot dinding retikulum. Kemudian, gumpalan makanan tersebut didorong kembali ke mulut untuk dikunyah lebih sempurna (dimamah kedua kali), sambil beristirahat. Setelah itu, gumpalan makanan ditelan lagi masuk ke omasum melewati rumen dan retikulum.

c. Omasum
Di dalam omasum terdapat kelenjar yang memproduksi enzim yang akan bercampur dengan bolus. Makanan dijadikan lebih halus lagi di omasum. Kadar air dari gumpalan makanan dikurangi (terjadi absorpsi air), kemudian gumpalan makanan diteruskan keabomasum.

d. Abomasum
Di dalam abomasum makanan dicernakan lagi dengan bantuan enzim dan asam klorida. Abomasum merupakan perut yang sebenarnya, karena di sini terjadi pencernaan sebenarnya secara kimiawi oleh enzim-enzim pencernaan. Enzim yang dikeluarkan oleh dinding abomasum sama dengan yang terdapat pada lambung mamalia lain. Misalnya, enzim pepsin merombak protein menjadi asam amino.

Sistem Pencernaan Makanan pada Hewan

Beberapa struktur khusus sistem pencernaan ruminansia yang membedakannya dengan hewan-hewan pemakan hewan dan pemakan segala antara lain:

Gigi serinya mempunyai bentuk yang sesuai untuk menjepit makanannya yang berupa rumput atau tumbuhan.Geraham belakang besar berbentuk datar dan lebar.Rahangnya bergerak menyamping untuk menggiling dan menggilas makanan.Struktur lambungnya kompleks dengan empat ruangan yang berbeda, yaitu rumen, retikulum, omasum, dan abomasum.Ukuran panjang ususnya, dibanding hewan karnivora atau omnivora yang ukuran tubuhnya sama, usus ruminansia jauh lebih panjang.Pada ususnya hidup koloni bakteri yang merupakan simbiosis mutualisme dengan ruminansia.

Saluran pencernaan hewan memamah biak terdiri atas organ-organ berikut:

Rongga Mulut (Cavum Oris)
Gigi yang terdapat dalam rongga mulut berbeda dengan mamalia lain dalam hal berikut.
Gigi seri (insisivus) mempunyai bentuk yang sesuai untuk menjepit makanan berupa tetumbuhan seperti rumput.Gigi taring (caninus) tidak berkembang.Gigi geraham belakang (molare) berbentuk datar dan lebar.

Makanan yang direnggut dengan bantuan lidah secara cepat dikunyah dan dicampur dengan air liur dalam mulut, kemudian ditelan masuk ke dalam lambung melalui esofagus.

Kerongkongan (Esofagus)
Esofagus merupakan saluran penghubung antara rongga mulut dengan lambung. Di sini tidak terjadi proses pencernaan. Esofagus pada sapi sangat pendek dan lebar, serta lebih mampu membesar (berdilatasi). Esofagus berdinding tipis dan panjang- nya bervariasi, diperkirakan sekitar 5 cm.

Lambung
Lambung mempunyai peranan penting untuk menyimpan makanan sementara yang akan dikunyah kembali (kedua kali). Selain itu, pada lambung juga terjadi proses pembusukan dan peragian.
Lambung Ruminansia terdiri atas empat ruangan, yaitu:
rumen (perut besar/perut urat daging),retikulum (perut jala),omasum (perut buku),abomasum (perut kelenjar/perut masam).

Ukuran ruangan tersebut bervariasi sesuai dengan umur dan makanan alamiahnya. Kapasitas rumen 80%, retikulum 5%, omasum 7–8%, dan abomasum 7–8%.
Mula-mula makanan masuk ke dalam rumen. Makanan yang masuk ke lambung ini telah bercampur dengan ludah yang bersifat alkali sehingga memberi suasana basa dengan pH ± 8,5.
Selanjutnya, dalam lambung sapi berlangsung proses pencernaan sebagai berikut.

a. Rumen
Rumen berfungsi sebagai gudang sementara bagi makanan yang ditelan. Setelah rumen cukup terisi makanan, sapi beristirahat. Di dalam rumen terdapat populasi bakteri dan Protozoa. Mikroorganisme tersebut menghasilkan enzim yang menguraikan polisakarida, misalnya enzim: hidrolase, amilase, oligosakharase, glikosidase, dan enzim selulase yang berfungsi untuk menguraikan selulosa. Selain itu juga terdapat enzim yang menguraikan protein, yaitu enzim proteolitik; dan enzim pencerna lemak.

b. Retikulum
Di dalam retikulum makanan diaduk-aduk kemudian dicampur dengan enzim yang dihasilkan oleh bakteri yang ada, hingga akhirnya menjadi gumpalan-gumpalan yang masih kasar (bolus). Pengadukan dilakukan oleh kontraksi otot dinding retikulum. Kemudian, gumpalan makanan tersebut didorong kembali ke mulut untuk dikunyah lebih sempurna (dimamah kedua kali), sambil beristirahat. Setelah itu, gumpalan makanan ditelan lagi masuk ke omasum melewati rumen dan retikulum.

c. Omasum
Di dalam omasum terdapat kelenjar yang memproduksi enzim yang akan bercampur dengan bolus. Makanan dijadikan lebih halus lagi di omasum. Kadar air dari gumpalan makanan dikurangi (terjadi absorpsi air), kemudian gumpalan makanan diteruskan keabomasum.

d. Abomasum
Di dalam abomasum makanan dicernakan lagi dengan bantuan enzim dan asam klorida. Abomasum merupakan perut yang sebenarnya, karena di sini terjadi pencernaan sebenarnya secara kimiawi oleh enzim-enzim pencernaan. Enzim yang dikeluarkan oleh dinding abomasum sama dengan yang terdapat pada lambung mamalia lain. Misalnya, enzim pepsin merombak protein menjadi asam amino.

Materi Biology Kelainan dan Penyakit pada Sistem Pencernaan Terlengkap

Februari 2018 - Selamat datang untuk kalian yang saat ini sedang mengunjungi situs Biology, pada artikel yang kalian baca kali ini mengenai Februari 2018, saya mencoba membuat ulasan pada tulisan ini secara lengkap untuk menambah ilmu pengetahuan dan pembelajaran tentang berbagai hal di dunia ini yang berkaitan dengan ilmu biology. Semoga apa yang kami sampaikan di Artikel Materi Pembelajaran, bisa dijadikan penambah wawasan pengetahuan seputar keilmuan biology. Ok, selamat membaca dan jangan lupa bagikan pula artikel ini ke sosial media kalian agar bisa memberikan manfaat untuk orang lain juga.

Judul : Materi Biology Kelainan dan Penyakit pada Sistem Pencernaan Terlengkap
link : Materi Biology Kelainan dan Penyakit pada Sistem Pencernaan Terlengkap

Baca juga


Februari 2018

Kelainan dan Penyakit pada Sistem Pencernaan

Gangguan pada Mulut
Parotis atau gondong, yaitu infeksi pada kelenjar parotis.Xerostomia, yaitu produksi air liur yang amat sedikit.

Gangguan pada Lambung
Gastritis: radang akut pada dinding lambung karena makanan yang kotor.Kolik: salah cerna akibat makanan yang masuk terlalu banyak.

Gangguan pada Usus
Diare: injeksi kuman pada kolon yang mengakibatkan feses terlalu cepat keluar.Sembelit: keadaan sulit buang air besar akibat penyerapan air khim pada ileum berlebihanApendisitis: keadaan apendiks yang meradang.Hemoroid: keadaan membengkaknya vena pada anus.

Gangguan pada alat pencernaan bisa pula akibat keracunan makanan. Keracunan ini umumnya disebabkan oleh bakteri, seperti Salmonellayang dapat menyebabkan penyakit tifus dan Clostridium yang dapat menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian. Bakteri Clostridium umumnya terdapat pada makanan kaleng yang kadaluwarsa.

Kelainan dan Penyakit pada Sistem Pencernaan

Gangguan pada Mulut
Parotis atau gondong, yaitu infeksi pada kelenjar parotis.Xerostomia, yaitu produksi air liur yang amat sedikit.

Gangguan pada Lambung
Gastritis: radang akut pada dinding lambung karena makanan yang kotor.Kolik: salah cerna akibat makanan yang masuk terlalu banyak.

Gangguan pada Usus
Diare: injeksi kuman pada kolon yang mengakibatkan feses terlalu cepat keluar.Sembelit: keadaan sulit buang air besar akibat penyerapan air khim pada ileum berlebihanApendisitis: keadaan apendiks yang meradang.Hemoroid: keadaan membengkaknya vena pada anus.

Gangguan pada alat pencernaan bisa pula akibat keracunan makanan. Keracunan ini umumnya disebabkan oleh bakteri, seperti Salmonellayang dapat menyebabkan penyakit tifus dan Clostridium yang dapat menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian. Bakteri Clostridium umumnya terdapat pada makanan kaleng yang kadaluwarsa.

Materi Biology Cabang-cabang ilmu dalam Biologi dan kaitannya dengan pengembangan karir di masa depan Terlengkap

Februari 2018 - Selamat datang untuk kalian yang saat ini sedang mengunjungi situs Biology, pada artikel yang kalian baca kali ini mengenai Februari 2018, saya mencoba membuat ulasan pada tulisan ini secara lengkap untuk menambah ilmu pengetahuan dan pembelajaran tentang berbagai hal di dunia ini yang berkaitan dengan ilmu biology. Semoga apa yang kami sampaikan di Artikel Materi Pembelajaran, bisa dijadikan penambah wawasan pengetahuan seputar keilmuan biology. Ok, selamat membaca dan jangan lupa bagikan pula artikel ini ke sosial media kalian agar bisa memberikan manfaat untuk orang lain juga.

Judul : Materi Biology Cabang-cabang ilmu dalam Biologi dan kaitannya dengan pengembangan karir di masa depan Terlengkap
link : Materi Biology Cabang-cabang ilmu dalam Biologi dan kaitannya dengan pengembangan karir di masa depan Terlengkap

Baca juga


Februari 2018

Cabang-cabang ilmu dalam Biologi

Genetika
Genetika adalah ilmu yang mempelajari tentang susunan gen, pengaruh gen dalam makhluk hidup, dan hukum pewarisan sifat serta rekayasa genetika.
Contoh pekerjaan dalam ilmu genetika:
1. Perekayasa Gen
2. Ahli Pertanian (pembuat bibit unggul)
3. Ahli Peternakan (pembuat anakan unggul)
4. Dokter Spesialis Genetika
Taksonomi
Taksonomi adalah ilmu yang mempelajari tentang pengelompokkan makhluk hidup.
Contoh pekerjaan dalam ilmu taksonomi:
1. Petugas pusat konservasi
2. Petugas cagar alam
3. Paleontologis (orang yang mempelajari kehidupan purba)
Zoologi
Zoologi adalah ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk serta prilaku binatang.
Contoh pekerjaan dalam ilmu zoologi:
1. Petugas kebun binatang
2. Petugas pusat konservasi hewan
3. Dokter hewan
Ornitologi
Ornitologi adalah ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk serta prilaku aves/burung.
Contoh pekerjaan dalam ilmu ornitologi:
1. Petugas kebun binatang
2. Pengendalian unggas
3. Petugas pusat konservasi burung
Limnologi
Limnologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan di perairan darat atau perairan tawar.
Contoh pekerjaan dalam ilmu limnologi:
1. Limnologis (orang yang meneliti perairan darat)
2. Ahli perikanan air tawar
3. Pemeriksa kelayakan sungai dan danau
Sitologi
Sitologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sel dan fungsi serta aktivitasnya.
Contoh pekerjaan dalam ilmu sitologi:
1. Biomedis
2. Petugas labolatorium
3. Ahli penyakit sel
4. Petugas radiologi (Seperti CT Scan dan MRI 1.5 Tesla)
Enzimologi
Enzimologi adalah ilmu yang mempelajari tentang serba-serbi enzim dan nutrisi bagi makhluk hidup.
Contoh pekerjaan dalam ilmu enzimologi:
1. Badan pengawas obat dan makanan (BPOM)
2. Ahli Nutrisi
3. Dokter Spesialis Tumbuh Kembang
Virologi
Virologi adalah ilmu yang mempelajari tentang serba-serbi, fungsi, dan aktivitas suborganisme seperti virus.
Contoh pekerjaan dalam ilmu virologi:
1. Ahli Farmasi
2. Dokter
3. Dokter Hewan
4. Ahli Peternakan (spesialis virus, seperti pada flu burung dan flu babi)
5. Ahli Pertanian
Neurologi
Neurologi adalah ilmu yang mempelajari tentang saraf dan sistem saraf serta penyakit-penyakit yang berhubungan dengan saraf.
Contoh pekerjaan dalam ilmu neurologi:
1. Dokter spesialis Saraf
2. Psikiatris (orang yang mengurus masalah kesehatan jiwa)
3. Dokter spesialis Stroke dan penyakit Otak
Bioteknologi
Bioteknologi adalah ilmu yang mempelajari tentang penggunaan penerapan proses biologi secara terpadu yang meliputi proses biokimia, mikrobiologi, rekayasa kimia untuk bahan pangan dan peningkatan kesejahteraan manusia.
Contoh pekerjaan dalam ilmu bioteknologi:
1. Ahli pangan
2. Farmasi (ahli obat-obatan)
Radiologi
Radiologi adalahilmu untuk melihat bagian dalam tubuh manusia menggunakan pancaran atau radiasi gelombang, baik gelombang elektromagnetik maupun gelombang mekanik.
Contoh pekerjaan dalam ilmu radiologi:
1. Petugas Radiologi (X-Ray, CT Scan, MRI)
2. Dokter Spesialis Tulang
3. Dokter Spesialis Penyakit Dalam

Diatas adalah contoh sebagain Cabang dalam Ilmu Biologi beserta pekerjaan-pekerjaan yang cocok dengan bidang yang didalaminya. Selain cabang-cabang biologi diatas, sebenarnya masih banyak lagi cabang-cabang dalam ilmu biologi lainnya, di antaranya seperti berikut ini:

Sanitasi - Ilmu yang mempelajari tentang kesehatan dan kelayakan lingkungan.
Paleontologi - Ilmu yang mempelajari tentang kehidupan di zaman purbakala.
Parasitologi - Ilmu yang mempelajari tentang makhluk-makhluk pengganggu (Parasit).
Patologi - Ilmu yang mempelajari pengaruh penyakit bagi kehidupan manusia.
Onkologi - Ilmu yang mempelajari tentang kanker dan cara pencegahannya.
Onthogeni - Ilmu yang mempelajari tentang perkembangan makhluk hidup.
Mikrobiologi - Ilmu yang mempelajari tentang mikroorganisme.
Karsinologi - Ilmu yang mempelajari tentang crustacea/kepiting.
Ichtiologi - Ilmu yang mempelajari tentang pisces/ikan.
Klimatologi - Ilmu yang mempelajari tentang iklim dan pengaruhnya bagi makhluk hidup.
Histologi - Ilmu yang mempelajari tentang jaringan penyusun makhluk hidup.
Harpetologi - Ilmu yang mempelajari tentang reptilia/ular/kadal.
Farmakologi - Ilmu yang mempelajari tentang obat-obatan.
Dendrologi - Ilmu yang mepelajari tentang pohon dan tumbuhan berkayu.
Entomologi - Ilmu yang mempelajari tentang serangga.
Bryologi - Ilmu yang mempelajari tentang lumut.
Botani - Ilmu yang mempelajari tentang tumbuh-tumbuhan.
Anatomi - Ilmu yang mempelajari tentang struktur tubuh makhluk hidup.
Endokrinologi - Ilmu yang mempelajari tentang Hormon.
Epidemiologi - Ilmu yang mempelajari tentang penyakit menular.
Imunologi - Ilmu yang mempelajari tentang sistem kekebalan tubuh.
Cardiologi - Ilmu yang mempelajari tentang jantung dan pembuluh darah.
Fisiologi - Ilmu yang mempelajari tentang cara kerja tubuh.


Cabang-cabang ilmu dalam Biologi

Genetika
Genetika adalah ilmu yang mempelajari tentang susunan gen, pengaruh gen dalam makhluk hidup, dan hukum pewarisan sifat serta rekayasa genetika.
Contoh pekerjaan dalam ilmu genetika:
1. Perekayasa Gen
2. Ahli Pertanian (pembuat bibit unggul)
3. Ahli Peternakan (pembuat anakan unggul)
4. Dokter Spesialis Genetika
Taksonomi
Taksonomi adalah ilmu yang mempelajari tentang pengelompokkan makhluk hidup.
Contoh pekerjaan dalam ilmu taksonomi:
1. Petugas pusat konservasi
2. Petugas cagar alam
3. Paleontologis (orang yang mempelajari kehidupan purba)
Zoologi
Zoologi adalah ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk serta prilaku binatang.
Contoh pekerjaan dalam ilmu zoologi:
1. Petugas kebun binatang
2. Petugas pusat konservasi hewan
3. Dokter hewan
Ornitologi
Ornitologi adalah ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk serta prilaku aves/burung.
Contoh pekerjaan dalam ilmu ornitologi:
1. Petugas kebun binatang
2. Pengendalian unggas
3. Petugas pusat konservasi burung
Limnologi
Limnologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan di perairan darat atau perairan tawar.
Contoh pekerjaan dalam ilmu limnologi:
1. Limnologis (orang yang meneliti perairan darat)
2. Ahli perikanan air tawar
3. Pemeriksa kelayakan sungai dan danau
Sitologi
Sitologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sel dan fungsi serta aktivitasnya.
Contoh pekerjaan dalam ilmu sitologi:
1. Biomedis
2. Petugas labolatorium
3. Ahli penyakit sel
4. Petugas radiologi (Seperti CT Scan dan MRI 1.5 Tesla)
Enzimologi
Enzimologi adalah ilmu yang mempelajari tentang serba-serbi enzim dan nutrisi bagi makhluk hidup.
Contoh pekerjaan dalam ilmu enzimologi:
1. Badan pengawas obat dan makanan (BPOM)
2. Ahli Nutrisi
3. Dokter Spesialis Tumbuh Kembang
Virologi
Virologi adalah ilmu yang mempelajari tentang serba-serbi, fungsi, dan aktivitas suborganisme seperti virus.
Contoh pekerjaan dalam ilmu virologi:
1. Ahli Farmasi
2. Dokter
3. Dokter Hewan
4. Ahli Peternakan (spesialis virus, seperti pada flu burung dan flu babi)
5. Ahli Pertanian
Neurologi
Neurologi adalah ilmu yang mempelajari tentang saraf dan sistem saraf serta penyakit-penyakit yang berhubungan dengan saraf.
Contoh pekerjaan dalam ilmu neurologi:
1. Dokter spesialis Saraf
2. Psikiatris (orang yang mengurus masalah kesehatan jiwa)
3. Dokter spesialis Stroke dan penyakit Otak
Bioteknologi
Bioteknologi adalah ilmu yang mempelajari tentang penggunaan penerapan proses biologi secara terpadu yang meliputi proses biokimia, mikrobiologi, rekayasa kimia untuk bahan pangan dan peningkatan kesejahteraan manusia.
Contoh pekerjaan dalam ilmu bioteknologi:
1. Ahli pangan
2. Farmasi (ahli obat-obatan)
Radiologi
Radiologi adalahilmu untuk melihat bagian dalam tubuh manusia menggunakan pancaran atau radiasi gelombang, baik gelombang elektromagnetik maupun gelombang mekanik.
Contoh pekerjaan dalam ilmu radiologi:
1. Petugas Radiologi (X-Ray, CT Scan, MRI)
2. Dokter Spesialis Tulang
3. Dokter Spesialis Penyakit Dalam

Diatas adalah contoh sebagain Cabang dalam Ilmu Biologi beserta pekerjaan-pekerjaan yang cocok dengan bidang yang didalaminya. Selain cabang-cabang biologi diatas, sebenarnya masih banyak lagi cabang-cabang dalam ilmu biologi lainnya, di antaranya seperti berikut ini:

Sanitasi - Ilmu yang mempelajari tentang kesehatan dan kelayakan lingkungan.
Paleontologi - Ilmu yang mempelajari tentang kehidupan di zaman purbakala.
Parasitologi - Ilmu yang mempelajari tentang makhluk-makhluk pengganggu (Parasit).
Patologi - Ilmu yang mempelajari pengaruh penyakit bagi kehidupan manusia.
Onkologi - Ilmu yang mempelajari tentang kanker dan cara pencegahannya.
Onthogeni - Ilmu yang mempelajari tentang perkembangan makhluk hidup.
Mikrobiologi - Ilmu yang mempelajari tentang mikroorganisme.
Karsinologi - Ilmu yang mempelajari tentang crustacea/kepiting.
Ichtiologi - Ilmu yang mempelajari tentang pisces/ikan.
Klimatologi - Ilmu yang mempelajari tentang iklim dan pengaruhnya bagi makhluk hidup.
Histologi - Ilmu yang mempelajari tentang jaringan penyusun makhluk hidup.
Harpetologi - Ilmu yang mempelajari tentang reptilia/ular/kadal.
Farmakologi - Ilmu yang mempelajari tentang obat-obatan.
Dendrologi - Ilmu yang mepelajari tentang pohon dan tumbuhan berkayu.
Entomologi - Ilmu yang mempelajari tentang serangga.
Bryologi - Ilmu yang mempelajari tentang lumut.
Botani - Ilmu yang mempelajari tentang tumbuh-tumbuhan.
Anatomi - Ilmu yang mempelajari tentang struktur tubuh makhluk hidup.
Endokrinologi - Ilmu yang mempelajari tentang Hormon.
Epidemiologi - Ilmu yang mempelajari tentang penyakit menular.
Imunologi - Ilmu yang mempelajari tentang sistem kekebalan tubuh.
Cardiologi - Ilmu yang mempelajari tentang jantung dan pembuluh darah.
Fisiologi - Ilmu yang mempelajari tentang cara kerja tubuh.


Materi Biology Rangka - Sistem Gerak Terlengkap

Februari 2018 - Selamat datang untuk kalian yang saat ini sedang mengunjungi situs Biology, pada artikel yang kalian baca kali ini mengenai Februari 2018, saya mencoba membuat ulasan pada tulisan ini secara lengkap untuk menambah ilmu pengetahuan dan pembelajaran tentang berbagai hal di dunia ini yang berkaitan dengan ilmu biology. Semoga apa yang kami sampaikan di Artikel Materi Pembelajaran, bisa dijadikan penambah wawasan pengetahuan seputar keilmuan biology. Ok, selamat membaca dan jangan lupa bagikan pula artikel ini ke sosial media kalian agar bisa memberikan manfaat untuk orang lain juga.

Judul : Materi Biology Rangka - Sistem Gerak Terlengkap
link : Materi Biology Rangka - Sistem Gerak Terlengkap

Baca juga


Februari 2018

Rangka - Sistem Gerak

Gerakan tubuh dimungkinkan karena adanya kerjasama antara tulang dan otot. Tulang tidak dapat berfungsi sebagai alat gerak bila tidak digerakkan oleh otot. Otot dapat menggerakkan tulang karena dapat berkontraksi. Otot disebut alat gerak aktif sedangkan tulang disebut alat gerak pasif. Tulang-tulang di dalam tubuh manusia membentuk rangka.

Fungsi rangka :
Memberi bentuk pada tubuh.Sebagai alat gerak pasif.Melindungi alat-alat tubuh dalam yang lemah.Sebagai tempat melekatnya otototot rangka.Menunjang tegaknya tubuh.Tempat pembentukan sel-sel darah.Sebagai tempat penimbunan mineral.Secara garis besar rangka manusia dikelompokkan dalam 3 kelompok besar, kelopok tersebut sebagai berikut :

1. Tengkorak
Tengkorak terbentuk dari tempurung otak (kranium) dan bagian wajah.
2. Tulang Badan
Tulang badan terdiri atas tulang belakang, tulang dada, tulang rusuk, tulang bahu, tulang panggul.
3. Tulang Anggota Gerak
Tulang anggota gerak terdiri dari 2 kelompok, yaitu tulang anggota atas (lengan), dan tulang anggota bawah (tungkai).

Lengan terdiri atas : 2 tulang lengan atas (humerus), 2 tulang pengumpil (ulna), 2 batang hasta (radius), 16 tulang pergelangan tangan (os carpal), 10 tulang telapak tangan (os metacarpal), 28 ruas tulang jari tangan (phalanges), ibu jari 12 ruas.

Tungkai terdiri atas : 2 tulang paha (femur), 2 tulang tempurung lutut (patella), 2 tulang kering (tibia), 2 tulang betis (fibula), 14 tulang pergelangan kaki (tarsal), 10 tulang telapak kaki (metatarsal), 28 ruas tulang jari kaki (phalanges).

Rangka - Sistem Gerak

Gerakan tubuh dimungkinkan karena adanya kerjasama antara tulang dan otot. Tulang tidak dapat berfungsi sebagai alat gerak bila tidak digerakkan oleh otot. Otot dapat menggerakkan tulang karena dapat berkontraksi. Otot disebut alat gerak aktif sedangkan tulang disebut alat gerak pasif. Tulang-tulang di dalam tubuh manusia membentuk rangka.

Fungsi rangka :
Memberi bentuk pada tubuh.Sebagai alat gerak pasif.Melindungi alat-alat tubuh dalam yang lemah.Sebagai tempat melekatnya otototot rangka.Menunjang tegaknya tubuh.Tempat pembentukan sel-sel darah.Sebagai tempat penimbunan mineral.Secara garis besar rangka manusia dikelompokkan dalam 3 kelompok besar, kelopok tersebut sebagai berikut :

1. Tengkorak
Tengkorak terbentuk dari tempurung otak (kranium) dan bagian wajah.
2. Tulang Badan
Tulang badan terdiri atas tulang belakang, tulang dada, tulang rusuk, tulang bahu, tulang panggul.
3. Tulang Anggota Gerak
Tulang anggota gerak terdiri dari 2 kelompok, yaitu tulang anggota atas (lengan), dan tulang anggota bawah (tungkai).

Lengan terdiri atas : 2 tulang lengan atas (humerus), 2 tulang pengumpil (ulna), 2 batang hasta (radius), 16 tulang pergelangan tangan (os carpal), 10 tulang telapak tangan (os metacarpal), 28 ruas tulang jari tangan (phalanges), ibu jari 12 ruas.

Tungkai terdiri atas : 2 tulang paha (femur), 2 tulang tempurung lutut (patella), 2 tulang kering (tibia), 2 tulang betis (fibula), 14 tulang pergelangan kaki (tarsal), 10 tulang telapak kaki (metatarsal), 28 ruas tulang jari kaki (phalanges).

Materi Biology Peradangan, Alergi, Pencegahan dan Penyembuhan Penyakit Terlengkap

Februari 2018 - Selamat datang untuk kalian yang saat ini sedang mengunjungi situs Biology, pada artikel yang kalian baca kali ini mengenai Februari 2018, saya mencoba membuat ulasan pada tulisan ini secara lengkap untuk menambah ilmu pengetahuan dan pembelajaran tentang berbagai hal di dunia ini yang berkaitan dengan ilmu biology. Semoga apa yang kami sampaikan di Artikel Materi Pembelajaran, bisa dijadikan penambah wawasan pengetahuan seputar keilmuan biology. Ok, selamat membaca dan jangan lupa bagikan pula artikel ini ke sosial media kalian agar bisa memberikan manfaat untuk orang lain juga.

Judul : Materi Biology Peradangan, Alergi, Pencegahan dan Penyembuhan Penyakit Terlengkap
link : Materi Biology Peradangan, Alergi, Pencegahan dan Penyembuhan Penyakit Terlengkap

Baca juga


Februari 2018

inflamasi peradangan

Peradangan (Inflamasi)
Peradangan merupakan respon terhadap cedera. Arti khususnya, peradangan adalah reaksi vascular yang hasilnya merupakan pengiriman cairan, zat-zat yang terlarut dan sel-sel dari sirklasi darah ke jaringan interstitial pada daerah cedera atau nekrosis. Peradangan sebenarnya adalah gejala yang menguntungkan dan pertahanan, hasilnya adalah netralisasi dan pembuangan agen-agen penyerang, penghancur jaringan nekrosis, dan pembentukan keadaan yang dibutuhkan untuk perbaikan dan pemulihan.

Pada proses peradangan terjadi pelepasan histamine dan zat-zat humoral lain kedalam cairan jaringan sekitar.
Sekresi histamine mengakibatkan :
1.Peningkatan aliran darah lokal
2.Peningkatan permeabilitas kapiler
3.Permembesan arteri dan fibrinogen dalam jaringan interstitial
4.Edema ektraseluler
5.Pembekuan cairan ekstraseluler dan cairan limfe.

Proses Terjadinya Peradangan
Pada setiap luka jaringan, mula-mula akan terjadi dilatasi lokal dari arteriole dan kapiler sehingga plasma akan merembes keluar. Selanjutnya cairan edema akan berkumpul didaerah sekitar luka, kemudian fibrin membentuk semacam jala, struktur ini menutupi saluran limfe sehingga penyebaran mikroorganisme dapat dibatasi. Dalam proses imflamasi terjadi phagositosis, mula-mula phagosit, membungkus mikroorganisme, kemudian di digesti dalam sel. Selanjutnya akan keluar protease seluler yang menyebakan lisis leukosit. Setelah itu makrofak nuclear besar akan tiba dan membungkus sisa leukosit. Akhirnya terjadi pencairan yang merupakan hasil proses inflamasi lokal. Cairan kaya protein dan sel darah putih yang tertimbun dalam ruang ekstraseluler disebut dengan eksudat

Tanda-tanda Kardinal Peradangan
Pada peradangan akut, dapat dilihat dari tanda-tanda pokok (Tanda-tanda Peradangan)
1.Kemerahan (Rubor) : Kemerahan atau Rubor biasanya merupakan hal yang pertama dilihat di daerah yang mengalami peradangan.
2.Panas (Kalor) : Panas atau kalor terjadi bersamaan dengan kemerahan dari reaksi peradangan yang hanya terjadi pada permukaan tubuh yang dalam keadaan normal 37C( suhu dalam tubuh). Hal ini disebabkan karena darah lebih banyak disalurkan di daerah peradangan dibandingkan daerah yang normal.
3.Rasa Sakit (Dolor)
Rasa sakit terjadi karena adanya ransangan saraf. Rangsangan saraf sendiri sapat terjadi akibat perubahan pH lokal, perubahan konsentrasi ion-ion tertentu, atau pengeluaran zat-zat kimia bioaktif lainnya. Selain itu, pembengkakan jaringan yang mengakibatkan peningkatan tekanan lokal juga dapat menimbulkan rasa sakit.
4. Pembengkakan (Tumor)
Pembengkakan ditimbulkan oleh pengiriman cairan dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interstitial. Campuran cairan dan sel yang tertimbun didaerah peradangan disebut dengan eksudat.
5. Fungsio Lasea
Perubahan fungsi atau fungsio lasea adalah reaksi reaksi peradangan yang telah dikenal. Sepintas mudah dimengerti, mengapa bagian yang bengkak, nyeri yang disertai sirkulasi abnormal dari lingkungan kimiawi yang abnormal, berfungsi abnormal. Namun sebetulnya tidak diketahui secara mendalam dengan cara apa fungsi jaringan meradang terganggu.

Jenis Radang
1.Radang Kataral
Terbentuk diatas permukaan mukosa, dimana terdapat sel-sel yang mensekresikan musin. Eksudat musin yang terkenal adalah ‘Puck’ yang banyak menyertai infeksi pernafasan bagian atas.
2.Radang Pseudomembran
Istilah ini dipakai untuk reaksi radang pada permukaan selaput lendir, ditandai dengan pembentukan eksudat berupa lapisan selaput superficial, mengandung agen penyebab, endapan fibrin, sel-sel nekrotik aktif, dan sel-sel darah putih radang. Radang membranosa sering ditemui dalam orofaring, trachea, bronkus, dan traktus intestinal.
3. Ulkus
Terjadi bila bagian permukaan jaringan hilang. Sementara jaringan sekitarnya meradang, contohnya sariawan.
4. Abses
Abses adalah lubang yang berisi nanah dalam jaringan.
5.Radang Purulen
Radang purulen terjadi akibat infeksi bakteri. Terjadi pada cedera aseptis dan dapat terjadi dimana-mana pada tubuh yang jaringanya telah nekrotik.
6. Flegmon
Radang purulen yang meluas secara difuse pada jaringan
7.Radang Supuratif
Radang supuratif adalah radang yang menimbulkan nekrosis luquaktif. Nekrosis luquaktif adalah jaringan nekrosis yang sedikit demi sedikit mencair akibat enzim. Infeksi supuratif lokal disebabkan oleh banyak macam bakteri yang secara kolektif diberi nama piogen (Pembentukan nanah). Perbedaan penting antara radang supuratif dan radang purulen bahwa pada radang spuratif terjadi nekrosis luquaktif pada jaringan dasar.

Reaksi Sistemik Pada Peradangan
1. Demam
Demam terjadi akibat pelepasan zat pirogen endogen berasal dari netrofil dan makrofag. Selanjutnyaa zat tersebut
2. Perubahan Hematologis
Peradangan dapa mempengaruhi mempengaruhi maturasi dan pengelaran leukosit dari sum-sum tulang yang mengakibatkan kenaikan jumlah lekosit, yang disebut dengan leukositosis. Perubahan protein tertentu juga terjadi bersamaan dengan perubahan Laju Endap Darah (KED).
3. Gejala Konstitusional (Gejala Tidak Sehat Secara Umum)
Pada cedera hebat terjadi perubahan metabolisme dan endokrin sehingga reaksi peradangan lokal sering diiringi gejala konstisusional berupa malaise (Lemah/lesu), anorexia (tidak nafsu makan), tidak mampu melakukan pekerjaan yang berat, sampai tidak dapat melakukan apapun.



inflamasi peradangan

Peradangan (Inflamasi)
Peradangan merupakan respon terhadap cedera. Arti khususnya, peradangan adalah reaksi vascular yang hasilnya merupakan pengiriman cairan, zat-zat yang terlarut dan sel-sel dari sirklasi darah ke jaringan interstitial pada daerah cedera atau nekrosis. Peradangan sebenarnya adalah gejala yang menguntungkan dan pertahanan, hasilnya adalah netralisasi dan pembuangan agen-agen penyerang, penghancur jaringan nekrosis, dan pembentukan keadaan yang dibutuhkan untuk perbaikan dan pemulihan.

Pada proses peradangan terjadi pelepasan histamine dan zat-zat humoral lain kedalam cairan jaringan sekitar.
Sekresi histamine mengakibatkan :
1.Peningkatan aliran darah lokal
2.Peningkatan permeabilitas kapiler
3.Permembesan arteri dan fibrinogen dalam jaringan interstitial
4.Edema ektraseluler
5.Pembekuan cairan ekstraseluler dan cairan limfe.

Proses Terjadinya Peradangan
Pada setiap luka jaringan, mula-mula akan terjadi dilatasi lokal dari arteriole dan kapiler sehingga plasma akan merembes keluar. Selanjutnya cairan edema akan berkumpul didaerah sekitar luka, kemudian fibrin membentuk semacam jala, struktur ini menutupi saluran limfe sehingga penyebaran mikroorganisme dapat dibatasi. Dalam proses imflamasi terjadi phagositosis, mula-mula phagosit, membungkus mikroorganisme, kemudian di digesti dalam sel. Selanjutnya akan keluar protease seluler yang menyebakan lisis leukosit. Setelah itu makrofak nuclear besar akan tiba dan membungkus sisa leukosit. Akhirnya terjadi pencairan yang merupakan hasil proses inflamasi lokal. Cairan kaya protein dan sel darah putih yang tertimbun dalam ruang ekstraseluler disebut dengan eksudat

Tanda-tanda Kardinal Peradangan
Pada peradangan akut, dapat dilihat dari tanda-tanda pokok (Tanda-tanda Peradangan)
1.Kemerahan (Rubor) : Kemerahan atau Rubor biasanya merupakan hal yang pertama dilihat di daerah yang mengalami peradangan.
2.Panas (Kalor) : Panas atau kalor terjadi bersamaan dengan kemerahan dari reaksi peradangan yang hanya terjadi pada permukaan tubuh yang dalam keadaan normal 37C( suhu dalam tubuh). Hal ini disebabkan karena darah lebih banyak disalurkan di daerah peradangan dibandingkan daerah yang normal.
3.Rasa Sakit (Dolor)
Rasa sakit terjadi karena adanya ransangan saraf. Rangsangan saraf sendiri sapat terjadi akibat perubahan pH lokal, perubahan konsentrasi ion-ion tertentu, atau pengeluaran zat-zat kimia bioaktif lainnya. Selain itu, pembengkakan jaringan yang mengakibatkan peningkatan tekanan lokal juga dapat menimbulkan rasa sakit.
4. Pembengkakan (Tumor)
Pembengkakan ditimbulkan oleh pengiriman cairan dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interstitial. Campuran cairan dan sel yang tertimbun didaerah peradangan disebut dengan eksudat.
5. Fungsio Lasea
Perubahan fungsi atau fungsio lasea adalah reaksi reaksi peradangan yang telah dikenal. Sepintas mudah dimengerti, mengapa bagian yang bengkak, nyeri yang disertai sirkulasi abnormal dari lingkungan kimiawi yang abnormal, berfungsi abnormal. Namun sebetulnya tidak diketahui secara mendalam dengan cara apa fungsi jaringan meradang terganggu.

Jenis Radang
1.Radang Kataral
Terbentuk diatas permukaan mukosa, dimana terdapat sel-sel yang mensekresikan musin. Eksudat musin yang terkenal adalah ‘Puck’ yang banyak menyertai infeksi pernafasan bagian atas.
2.Radang Pseudomembran
Istilah ini dipakai untuk reaksi radang pada permukaan selaput lendir, ditandai dengan pembentukan eksudat berupa lapisan selaput superficial, mengandung agen penyebab, endapan fibrin, sel-sel nekrotik aktif, dan sel-sel darah putih radang. Radang membranosa sering ditemui dalam orofaring, trachea, bronkus, dan traktus intestinal.
3. Ulkus
Terjadi bila bagian permukaan jaringan hilang. Sementara jaringan sekitarnya meradang, contohnya sariawan.
4. Abses
Abses adalah lubang yang berisi nanah dalam jaringan.
5.Radang Purulen
Radang purulen terjadi akibat infeksi bakteri. Terjadi pada cedera aseptis dan dapat terjadi dimana-mana pada tubuh yang jaringanya telah nekrotik.
6. Flegmon
Radang purulen yang meluas secara difuse pada jaringan
7.Radang Supuratif
Radang supuratif adalah radang yang menimbulkan nekrosis luquaktif. Nekrosis luquaktif adalah jaringan nekrosis yang sedikit demi sedikit mencair akibat enzim. Infeksi supuratif lokal disebabkan oleh banyak macam bakteri yang secara kolektif diberi nama piogen (Pembentukan nanah). Perbedaan penting antara radang supuratif dan radang purulen bahwa pada radang spuratif terjadi nekrosis luquaktif pada jaringan dasar.

Reaksi Sistemik Pada Peradangan
1. Demam
Demam terjadi akibat pelepasan zat pirogen endogen berasal dari netrofil dan makrofag. Selanjutnyaa zat tersebut
2. Perubahan Hematologis
Peradangan dapa mempengaruhi mempengaruhi maturasi dan pengelaran leukosit dari sum-sum tulang yang mengakibatkan kenaikan jumlah lekosit, yang disebut dengan leukositosis. Perubahan protein tertentu juga terjadi bersamaan dengan perubahan Laju Endap Darah (KED).
3. Gejala Konstitusional (Gejala Tidak Sehat Secara Umum)
Pada cedera hebat terjadi perubahan metabolisme dan endokrin sehingga reaksi peradangan lokal sering diiringi gejala konstisusional berupa malaise (Lemah/lesu), anorexia (tidak nafsu makan), tidak mampu melakukan pekerjaan yang berat, sampai tidak dapat melakukan apapun.



Materi Biology Permasalahan Biologi pada berbagai objek Biologi, dan tingkat organisasi kehidupan Terlengkap

Februari 2018 - Selamat datang untuk kalian yang saat ini sedang mengunjungi situs Biology, pada artikel yang kalian baca kali ini mengenai Februari 2018, saya mencoba membuat ulasan pada tulisan ini secara lengkap untuk menambah ilmu pengetahuan dan pembelajaran tentang berbagai hal di dunia ini yang berkaitan dengan ilmu biology. Semoga apa yang kami sampaikan di Artikel Materi Pembelajaran, bisa dijadikan penambah wawasan pengetahuan seputar keilmuan biology. Ok, selamat membaca dan jangan lupa bagikan pula artikel ini ke sosial media kalian agar bisa memberikan manfaat untuk orang lain juga.

Judul : Materi Biology Permasalahan Biologi pada berbagai objek Biologi, dan tingkat organisasi kehidupan Terlengkap
link : Materi Biology Permasalahan Biologi pada berbagai objek Biologi, dan tingkat organisasi kehidupan Terlengkap

Baca juga


Februari 2018

Permasalahan Biologi pada berbagai objek

Masalah biologi dalam kehidupan dapat terjadi mulai dari molekul , sel, jaringan, organ, sistem organ, yang kesemuanya itu dapat dijumpai pada tingkat organisasi kehidupan individu. Selain individu, tingkat permasalahan biologi dalam kehidupan juga dapat terjado pada tingkat organisasi kehidupan populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer.

Contoh masalah biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan, antara lain :
? Pada tingkat molekul, seperti mutasi gen yang menimbulkan adanya gen mutan (gen albino, gen buta warna, gen hemofilia, gen botak, gen imbisil, gen sickle cell anemia, gen kecenderungan TBC, gen non taster, gen polidaktili), cara kerja enzim, sintesa protein.
 Pada tingkat? sel, seperti Plasmolisis, transportasi zat lintas membran, endositosis, penggadaan sel, perkembang biakan virus/bakteri.
 Pada tingkat jaringan, seperti leukemia, HIV/AIDS, CVPD tanaman jeruk.?
? Pada tingkat organ, seperti kanker kulit, kanker/tumor payu dara, kanker paru-paru, kista pada rahim, patah tulang, gagal ginjal, jantung koroner, katarak, mozaik.
 Pada tingkat populasi, seperti : penyebaran flu burung pada masyarakat manusia/unggas, penyebaran HIV/AIDS.?
? Pada tingkat komunitas, seperti rusaknya tanaman padi oleh tikus/hama wereng, rusaknya tanaman kelapa oleh hama, demam berarah, leptospirosis, penyebaran flu burung ke manusia
 Pada tingkat ekosistem, seperti? hampir punahnya badak bercula satu. Kebakaran hutan, masuknya harimau kepemukiman, pencemaran lingkungan.
 Pada tingkat biosfer, seperti: dampak kebocoran ozon terhadap biosfer, efek rumah kaca terhadap biosfer.?

Semakin kompleks tingkat organisasi kehidupan, semakin kompleks juga permasalahan biologi yang terkandung didalamnya. Dalam proses pemecahan semua masalah biologi, biologi tidak dapat berdiri sendiri, biologi memerlukan disiplin ilmu-ilmu lain, misal dengan ilmu fisika, ilmu kimia, geologi.
Contoh :
a. Permasalahan biologi yang terkait dengan prinsip-prinsip ilmu fisika antara lain : transportasi zat secara difusi, osmosis, absorbsi, kapilaritas xylem, ritme harian plankton.
b. Permasalahan biologi yang terkait dengan prinsip-prinsip ilmu kimia antara lain : proses pencemaran makanan oleh enzim, analisa bahan penyusunan zat makanan (seperti karbohidrat, protein, lemak), bagaimana produksi dan fungsi hormon bekerja, peranan senyawa buffer dalam sel, respirasi sel, fermentasi, peranan bakteri kemolitotrop pada permisahan logam dari bijihnya.
c. Permasalahan biologi yang terkait dengan prinsip-prinsip ilmu fisika dan ilmu kimia antara lain : peristiwa fotosintesis respirasi
d. Permasalahan biologi yang terkait dengan prinsip-prinsip ilmu geologi antara lain : pencemaran lingkungan, dampak kebocoran ozon terhadap biosfer.

Dengan Melibatkan Prinsip-Prinsip ilmu lain dalam hal dengan ilmu fisika dan ilmu kimia, biologi, makin berkembang kearaha tingkat molekuler dan lahirlah biologi molekuler. Babak ini dapat menyingkap inti permasalahan tentang sifat-sifat menurun sehingga lahirlah ilmu genetika. Seiring dengan makin banyaknya permasalahan biologi yang dapat dipecahkan maka juga semakin dapar dirasakan manfaat pengetahuan biologi dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan belajar biologi sebagai sains, kita semua dapat memiliki ketranpilan kerja ilmiah dan bersikap ilmiah, serta sadar terhadap hidup dan kehidupan dalam lingkungan;. Ilmu pengetahuan yang terkandung dalam biologi telah banyak menolong manusia dari berbagai masalah seperti wabah penyakit, kelaparan. Karena dengan biologi para ilmuan dapat mengetahui bagaimana suatu penyakit dapat menyebar dan menular sehingga memudahkan cara menanggulanginya atau mencegahnya berbgai obat-obatan juga telah diketemukan dapat menyelamatkan banyak manusia darikematian.

Pengetahuan biologi jugadapat membuat manusia sadar perlunya memilih makanan yang baik untuk pertumbuhan maupun kesehatan tubuh, serta menginsyafkan manusia pada pentingnya olahraga sebagai upaya menjaga kesegaran dan kebugaran tubuh. Disamping itu manusia juga dapat keluar dari malapetaka kelaparan, karena dapat meningkatkan produksi pertanian setelah berhasil menemukan bibit unggul maupun cara menanam danmemeliharanya. Pengetahuan biologi telah mengajarkan kepada manusia bagaiamana menjaga dan melestarikan flora dan fauna yang merupakan kekayaan alam sebagai anugerah dari Tuhan Pencipta Alam Semesta, serta bagaimana menjinakkan dan memelihara hewan dan tumbuhan liar sehingga dapat dimanfaatkan bagi kehidupan. Biologi berperan pula sebagai ilmu pengetahuan dasar bagi pertumbuhan dan perkembangan disiplin ilmu-ilmu yang lain seperti pertanian. Peternakan, kedokteran. Kehutanan, kependudukan, lingkungan hidup, dan lain sebagainya. Di tengah-tengah sains yang lain biologi dapat merupakan motivator bagi berkembang cabang sains lainnya. Selain yang penting dalam ilmu-ilmu sosial-ekonomi, geografi, dan bahkan ilmu pertahanan semesta.

Untuk memudahkan mempelajari ataupun melandasi suatu penelitian, objek-objek tersebut dipilah-pilah menurut tingkatan-tingkatan yaitu mulai dari tingkatan molekuler, sel, jaringan, organ, individu, populasi, komunitas, ekosistem, hingga tingkatan bioma, dimana antar tingkatan tersebut saling berhubungan. Hal ini menimbulkan terbentuknya cabang-cabang ilmu dalam Biologi. Contoh cabang-cabang ilmu Biologi adalah genetika, sitologi, histologi, anatomi, fisiologi, morfologi, taksonomi, zoologi, botani, embriologi, mikrobiologi, patologi, parasitologi, virologi, ekologi, dan bioteknologi.

Pada tingkat molekul, Biologi mempelajari berbagai macam struktur dan ciri molekul yang melakukan reaksi-reaksi penyusunan dan pembongkaran. Molekul-molekul tersebut kemudian saling berinteraksi membentuk sebuah struktur terkecil dari organisme yang dinamakan sel. Sel-sel dengan bentuk dan fungsi yang sama membentuk jaringan, dan beberapa jaringan menyusun organ. Untuk menjalankan fungsinya, suatu organ akan melibatkan organ-organ lainnya. Hal ini menimbulkan pengelompokan kerja organ-organ yang memiliki suatu fungsi khusus yang disebut Sistem Organ. Untuk tingkatan ini, di dalam tubuh hewan tingkat tinggi, terdapat bermacam sistem organ, diantaranya adalah sistem respirasi, sistem transportasi, sistem pencernaan, sistem saraf, sistem reproduksi dan sistem ekskresi. Seluruh sistem organ tersebut saling berinteraksi, saling menunjang atau saling berpengaruh dan membentuk satu tubuh yang disebut individu. Jadi individu merupakan satu organisme yang tubuhnya tersusun oleh berbagai sistem organ yang saling berhubungan.

Di lingkungan yang lebih luas, individu diartikan sebagai satuan makhluk hidup tunggal, misalnya seorang anak, seekor ayam, seekor ikan, sebatang pohon pisang, sebatang tanaman padi, dan sebagainya. Setiap individu di suatu areal tempat tinggal/habitatnya tentu tidak sendirian. Ia akan berinteraksi membentuk kumpulan individu sejenis yang dinamakan populasi. Individu-individu dikatakan sejenis atau satu species jika mampu melakukan perkawinan dan menghasilkan keturunan yang fertil. Misalnya sekelompok kambing di dalam kandang merupakan contoh populasi kambing; kambing betina dengan kambing jantan dikatakan satu species karena apabila terjadi perkawinan akan dihasilkan anak kambing yang juga dapat mempunyai keturunan lagi kelak.

Selanjutnya populasi ini berinteraksi dengan populasi lainnya dan membentuk komunitas. Interaksi antara beberapa komunitas dengan lingkungan abiotiknya akan menyusun struktur yang dinamakan ekosistem. Dalam lingkup yang lebih luas, iklim suatu daerah mempengaruhi kehidupan yang ada di dalamnya sehingga terbentuklah bioma. Contoh bioma adalah: tundra, taiga, hutan decidous, hutan hujan tropis, padang rumput, savana, dan gurun; dimana setiap bioma memiliki ciri atau karakter khusus yang ditandai dengan vegetasi (tumbuhan) dan hewan dominan. Selanjutnya interaksi antarbioma di permukaan bumi membentuk lapisan mahluk hidup di bumi yang dinamakan biosfer.

Setiap tingkatan dalam organisasi Biologi tersebut saling berkaitan/berhubungan dan saling mempengaruhi. Apabila terjadi gangguan atau kerusakan pada salah satu komponen atau tingkatan maka akan mempengaruhi keberadaan komponen atau tingkatan yang lainnya. Adapun gangguan atau kerusakan dalam lingkup ekosistem dapat terjadi akibat bencana alam dan atau akibat perbuatan manusia. Untuk yang kedua ini, perusakan ekosistem akibat perbuatan manusia biasanya dikarenakan kurangnya pemahaman yang baik mengenai ekologi dan sikap yang kurang bijaksana dalam mengeksploitasi sumber daya alam baik yang hayati maupun yang non hayati. Penanganan terhadap masalah lingkungan atau ekologis ini harus dilakukan dengan menggunakan pendekatan biologis, disamping alam sendiri memiliki kemampuan memperbaiki diri (self purification) yaitu dengan mengadakan suksesi ekologis.

Biologi sebagai ilmu murni yang mendasari ilmu terapan (bidang pertanian, peternakan, perikanan, dan kedokteran), bersama dengan perkembangan teknologi dan disiplin ilmu lainnya, telah banyak membawa perubahan yang mengarah pada peningkatan kesejahteraan hidup manusia. Penemuan-penemuan di bidang Biologi atau bioteknologi telah berhasil memecahkan berbagai masalah atau persoalan dalam hidup manusia; misalnya penemuan-penemuan dalam teknik rekayasa genetika untuk menciptakan hewan dan tanaman transgenik, teknik superovulasi untuk perbanyakan ternak jenis unggul, teknik penyisipan atau pemisahan gen, teknik fertilisasi in vitro, teknik penyimpanan dan transfer embrio, inseminasi buatan, teknik kultur jaringan, teknik kloning, teknik mutasi buatan, teknik transplantasi organ, serta penemuan berbagai jenis obat, antibiotik dan vaksin.

Permasalahan Biologi pada berbagai objek

Masalah biologi dalam kehidupan dapat terjadi mulai dari molekul , sel, jaringan, organ, sistem organ, yang kesemuanya itu dapat dijumpai pada tingkat organisasi kehidupan individu. Selain individu, tingkat permasalahan biologi dalam kehidupan juga dapat terjado pada tingkat organisasi kehidupan populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer.

Contoh masalah biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan, antara lain :
? Pada tingkat molekul, seperti mutasi gen yang menimbulkan adanya gen mutan (gen albino, gen buta warna, gen hemofilia, gen botak, gen imbisil, gen sickle cell anemia, gen kecenderungan TBC, gen non taster, gen polidaktili), cara kerja enzim, sintesa protein.
 Pada tingkat? sel, seperti Plasmolisis, transportasi zat lintas membran, endositosis, penggadaan sel, perkembang biakan virus/bakteri.
 Pada tingkat jaringan, seperti leukemia, HIV/AIDS, CVPD tanaman jeruk.?
? Pada tingkat organ, seperti kanker kulit, kanker/tumor payu dara, kanker paru-paru, kista pada rahim, patah tulang, gagal ginjal, jantung koroner, katarak, mozaik.
 Pada tingkat populasi, seperti : penyebaran flu burung pada masyarakat manusia/unggas, penyebaran HIV/AIDS.?
? Pada tingkat komunitas, seperti rusaknya tanaman padi oleh tikus/hama wereng, rusaknya tanaman kelapa oleh hama, demam berarah, leptospirosis, penyebaran flu burung ke manusia
 Pada tingkat ekosistem, seperti? hampir punahnya badak bercula satu. Kebakaran hutan, masuknya harimau kepemukiman, pencemaran lingkungan.
 Pada tingkat biosfer, seperti: dampak kebocoran ozon terhadap biosfer, efek rumah kaca terhadap biosfer.?

Semakin kompleks tingkat organisasi kehidupan, semakin kompleks juga permasalahan biologi yang terkandung didalamnya. Dalam proses pemecahan semua masalah biologi, biologi tidak dapat berdiri sendiri, biologi memerlukan disiplin ilmu-ilmu lain, misal dengan ilmu fisika, ilmu kimia, geologi.
Contoh :
a. Permasalahan biologi yang terkait dengan prinsip-prinsip ilmu fisika antara lain : transportasi zat secara difusi, osmosis, absorbsi, kapilaritas xylem, ritme harian plankton.
b. Permasalahan biologi yang terkait dengan prinsip-prinsip ilmu kimia antara lain : proses pencemaran makanan oleh enzim, analisa bahan penyusunan zat makanan (seperti karbohidrat, protein, lemak), bagaimana produksi dan fungsi hormon bekerja, peranan senyawa buffer dalam sel, respirasi sel, fermentasi, peranan bakteri kemolitotrop pada permisahan logam dari bijihnya.
c. Permasalahan biologi yang terkait dengan prinsip-prinsip ilmu fisika dan ilmu kimia antara lain : peristiwa fotosintesis respirasi
d. Permasalahan biologi yang terkait dengan prinsip-prinsip ilmu geologi antara lain : pencemaran lingkungan, dampak kebocoran ozon terhadap biosfer.

Dengan Melibatkan Prinsip-Prinsip ilmu lain dalam hal dengan ilmu fisika dan ilmu kimia, biologi, makin berkembang kearaha tingkat molekuler dan lahirlah biologi molekuler. Babak ini dapat menyingkap inti permasalahan tentang sifat-sifat menurun sehingga lahirlah ilmu genetika. Seiring dengan makin banyaknya permasalahan biologi yang dapat dipecahkan maka juga semakin dapar dirasakan manfaat pengetahuan biologi dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan belajar biologi sebagai sains, kita semua dapat memiliki ketranpilan kerja ilmiah dan bersikap ilmiah, serta sadar terhadap hidup dan kehidupan dalam lingkungan;. Ilmu pengetahuan yang terkandung dalam biologi telah banyak menolong manusia dari berbagai masalah seperti wabah penyakit, kelaparan. Karena dengan biologi para ilmuan dapat mengetahui bagaimana suatu penyakit dapat menyebar dan menular sehingga memudahkan cara menanggulanginya atau mencegahnya berbgai obat-obatan juga telah diketemukan dapat menyelamatkan banyak manusia darikematian.

Pengetahuan biologi jugadapat membuat manusia sadar perlunya memilih makanan yang baik untuk pertumbuhan maupun kesehatan tubuh, serta menginsyafkan manusia pada pentingnya olahraga sebagai upaya menjaga kesegaran dan kebugaran tubuh. Disamping itu manusia juga dapat keluar dari malapetaka kelaparan, karena dapat meningkatkan produksi pertanian setelah berhasil menemukan bibit unggul maupun cara menanam danmemeliharanya. Pengetahuan biologi telah mengajarkan kepada manusia bagaiamana menjaga dan melestarikan flora dan fauna yang merupakan kekayaan alam sebagai anugerah dari Tuhan Pencipta Alam Semesta, serta bagaimana menjinakkan dan memelihara hewan dan tumbuhan liar sehingga dapat dimanfaatkan bagi kehidupan. Biologi berperan pula sebagai ilmu pengetahuan dasar bagi pertumbuhan dan perkembangan disiplin ilmu-ilmu yang lain seperti pertanian. Peternakan, kedokteran. Kehutanan, kependudukan, lingkungan hidup, dan lain sebagainya. Di tengah-tengah sains yang lain biologi dapat merupakan motivator bagi berkembang cabang sains lainnya. Selain yang penting dalam ilmu-ilmu sosial-ekonomi, geografi, dan bahkan ilmu pertahanan semesta.

Untuk memudahkan mempelajari ataupun melandasi suatu penelitian, objek-objek tersebut dipilah-pilah menurut tingkatan-tingkatan yaitu mulai dari tingkatan molekuler, sel, jaringan, organ, individu, populasi, komunitas, ekosistem, hingga tingkatan bioma, dimana antar tingkatan tersebut saling berhubungan. Hal ini menimbulkan terbentuknya cabang-cabang ilmu dalam Biologi. Contoh cabang-cabang ilmu Biologi adalah genetika, sitologi, histologi, anatomi, fisiologi, morfologi, taksonomi, zoologi, botani, embriologi, mikrobiologi, patologi, parasitologi, virologi, ekologi, dan bioteknologi.

Pada tingkat molekul, Biologi mempelajari berbagai macam struktur dan ciri molekul yang melakukan reaksi-reaksi penyusunan dan pembongkaran. Molekul-molekul tersebut kemudian saling berinteraksi membentuk sebuah struktur terkecil dari organisme yang dinamakan sel. Sel-sel dengan bentuk dan fungsi yang sama membentuk jaringan, dan beberapa jaringan menyusun organ. Untuk menjalankan fungsinya, suatu organ akan melibatkan organ-organ lainnya. Hal ini menimbulkan pengelompokan kerja organ-organ yang memiliki suatu fungsi khusus yang disebut Sistem Organ. Untuk tingkatan ini, di dalam tubuh hewan tingkat tinggi, terdapat bermacam sistem organ, diantaranya adalah sistem respirasi, sistem transportasi, sistem pencernaan, sistem saraf, sistem reproduksi dan sistem ekskresi. Seluruh sistem organ tersebut saling berinteraksi, saling menunjang atau saling berpengaruh dan membentuk satu tubuh yang disebut individu. Jadi individu merupakan satu organisme yang tubuhnya tersusun oleh berbagai sistem organ yang saling berhubungan.

Di lingkungan yang lebih luas, individu diartikan sebagai satuan makhluk hidup tunggal, misalnya seorang anak, seekor ayam, seekor ikan, sebatang pohon pisang, sebatang tanaman padi, dan sebagainya. Setiap individu di suatu areal tempat tinggal/habitatnya tentu tidak sendirian. Ia akan berinteraksi membentuk kumpulan individu sejenis yang dinamakan populasi. Individu-individu dikatakan sejenis atau satu species jika mampu melakukan perkawinan dan menghasilkan keturunan yang fertil. Misalnya sekelompok kambing di dalam kandang merupakan contoh populasi kambing; kambing betina dengan kambing jantan dikatakan satu species karena apabila terjadi perkawinan akan dihasilkan anak kambing yang juga dapat mempunyai keturunan lagi kelak.

Selanjutnya populasi ini berinteraksi dengan populasi lainnya dan membentuk komunitas. Interaksi antara beberapa komunitas dengan lingkungan abiotiknya akan menyusun struktur yang dinamakan ekosistem. Dalam lingkup yang lebih luas, iklim suatu daerah mempengaruhi kehidupan yang ada di dalamnya sehingga terbentuklah bioma. Contoh bioma adalah: tundra, taiga, hutan decidous, hutan hujan tropis, padang rumput, savana, dan gurun; dimana setiap bioma memiliki ciri atau karakter khusus yang ditandai dengan vegetasi (tumbuhan) dan hewan dominan. Selanjutnya interaksi antarbioma di permukaan bumi membentuk lapisan mahluk hidup di bumi yang dinamakan biosfer.

Setiap tingkatan dalam organisasi Biologi tersebut saling berkaitan/berhubungan dan saling mempengaruhi. Apabila terjadi gangguan atau kerusakan pada salah satu komponen atau tingkatan maka akan mempengaruhi keberadaan komponen atau tingkatan yang lainnya. Adapun gangguan atau kerusakan dalam lingkup ekosistem dapat terjadi akibat bencana alam dan atau akibat perbuatan manusia. Untuk yang kedua ini, perusakan ekosistem akibat perbuatan manusia biasanya dikarenakan kurangnya pemahaman yang baik mengenai ekologi dan sikap yang kurang bijaksana dalam mengeksploitasi sumber daya alam baik yang hayati maupun yang non hayati. Penanganan terhadap masalah lingkungan atau ekologis ini harus dilakukan dengan menggunakan pendekatan biologis, disamping alam sendiri memiliki kemampuan memperbaiki diri (self purification) yaitu dengan mengadakan suksesi ekologis.

Biologi sebagai ilmu murni yang mendasari ilmu terapan (bidang pertanian, peternakan, perikanan, dan kedokteran), bersama dengan perkembangan teknologi dan disiplin ilmu lainnya, telah banyak membawa perubahan yang mengarah pada peningkatan kesejahteraan hidup manusia. Penemuan-penemuan di bidang Biologi atau bioteknologi telah berhasil memecahkan berbagai masalah atau persoalan dalam hidup manusia; misalnya penemuan-penemuan dalam teknik rekayasa genetika untuk menciptakan hewan dan tanaman transgenik, teknik superovulasi untuk perbanyakan ternak jenis unggul, teknik penyisipan atau pemisahan gen, teknik fertilisasi in vitro, teknik penyimpanan dan transfer embrio, inseminasi buatan, teknik kultur jaringan, teknik kloning, teknik mutasi buatan, teknik transplantasi organ, serta penemuan berbagai jenis obat, antibiotik dan vaksin.

Materi Biology Manfaat mempelajari Biologi bagi diri sendiri dan lingkungan, serta masa depan peradaban bangsa Terlengkap

Februari 2018 - Selamat datang untuk kalian yang saat ini sedang mengunjungi situs Biology, pada artikel yang kalian baca kali ini mengenai Februari 2018, saya mencoba membuat ulasan pada tulisan ini secara lengkap untuk menambah ilmu pengetahuan dan pembelajaran tentang berbagai hal di dunia ini yang berkaitan dengan ilmu biology. Semoga apa yang kami sampaikan di Artikel Materi Pembelajaran, bisa dijadikan penambah wawasan pengetahuan seputar keilmuan biology. Ok, selamat membaca dan jangan lupa bagikan pula artikel ini ke sosial media kalian agar bisa memberikan manfaat untuk orang lain juga.

Judul : Materi Biology Manfaat mempelajari Biologi bagi diri sendiri dan lingkungan, serta masa depan peradaban bangsa Terlengkap
link : Materi Biology Manfaat mempelajari Biologi bagi diri sendiri dan lingkungan, serta masa depan peradaban bangsa Terlengkap

Baca juga


Februari 2018

Manfaat mempelajari Biologi bagi diri sendiri dan lingkungan, serta masa depan peradaban bangsa

Ilmu biologi mencakup cabang ilmu yang lain. Semua hal yang terkait dengan makhluk hidup dan lingkungan selalu berhubungan dengan cabang-cabang ilmu biologi

Adapun manfaat mempelajari biologi dari berbagai sumber adalah
1)     Manfaat bagi Diri Sendiri
* Membantu mengenal dirinya sebagai makhluk hidup dan membantu mengenal lingkungannya.
* Memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang dirinya sendiri sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk peningkatan kualitas hidupnya, misalnya sebagai ilmu dasar untuk mencegah penyakit , mengetahui gejala penyakit, dasar pengobatan, dan memilih makanan bergizi.
* memiliki pengetahuan untuk pemanfaatan Sumber Daya Alam Hayati bagi pemenuhan kebutuhan manusia secara optimal.

2)     Manfaat bagi Lingkungan
* Sebagai pengetahuan dasar untuk memelihara kualitas dan kelestarian lingkungan , seperti mencegah kerusakan lingkungan , mendaur ulang limbah , menyediakan air bersih , dan mengendalikan hama.
* Sebagai pengetahuan dasar untuk melakukan konservasi atau pelestarian sumber daya hayati agar tidak punah
*
3)     Manfaat bagi Masa Depan Bangsa

* Memiliki pengetahuan untuk melakukan diversifikasi pemanfaatan sumber daya hayati dalam rangka ketahanan pangan bangsa
* Memiliki pengetahuan untuk pengembangan IPTEK berbasis biologi untuk meningkatkan derajat kehidupan bangsa , seperti penguasaan IPTEK di bidang kedokteran, pertanian, industri, pangan, dan sandang.

Manfaat mempelajari Biologi bagi diri sendiri dan lingkungan, serta masa depan peradaban bangsa

Ilmu biologi mencakup cabang ilmu yang lain. Semua hal yang terkait dengan makhluk hidup dan lingkungan selalu berhubungan dengan cabang-cabang ilmu biologi

Adapun manfaat mempelajari biologi dari berbagai sumber adalah
1)     Manfaat bagi Diri Sendiri
* Membantu mengenal dirinya sebagai makhluk hidup dan membantu mengenal lingkungannya.
* Memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang dirinya sendiri sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk peningkatan kualitas hidupnya, misalnya sebagai ilmu dasar untuk mencegah penyakit , mengetahui gejala penyakit, dasar pengobatan, dan memilih makanan bergizi.
* memiliki pengetahuan untuk pemanfaatan Sumber Daya Alam Hayati bagi pemenuhan kebutuhan manusia secara optimal.

2)     Manfaat bagi Lingkungan
* Sebagai pengetahuan dasar untuk memelihara kualitas dan kelestarian lingkungan , seperti mencegah kerusakan lingkungan , mendaur ulang limbah , menyediakan air bersih , dan mengendalikan hama.
* Sebagai pengetahuan dasar untuk melakukan konservasi atau pelestarian sumber daya hayati agar tidak punah
*
3)     Manfaat bagi Masa Depan Bangsa

* Memiliki pengetahuan untuk melakukan diversifikasi pemanfaatan sumber daya hayati dalam rangka ketahanan pangan bangsa
* Memiliki pengetahuan untuk pengembangan IPTEK berbasis biologi untuk meningkatkan derajat kehidupan bangsa , seperti penguasaan IPTEK di bidang kedokteran, pertanian, industri, pangan, dan sandang.

Materi Biology Pengertian Evolusi Terlengkap

Februari 2018 - Selamat datang untuk kalian yang saat ini sedang mengunjungi situs Biology, pada artikel yang kalian baca kali ini mengenai Februari 2018, saya mencoba membuat ulasan pada tulisan ini secara lengkap untuk menambah ilmu pengetahuan dan pembelajaran tentang berbagai hal di dunia ini yang berkaitan dengan ilmu biology. Semoga apa yang kami sampaikan di Artikel Materi Pembelajaran, bisa dijadikan penambah wawasan pengetahuan seputar keilmuan biology. Ok, selamat membaca dan jangan lupa bagikan pula artikel ini ke sosial media kalian agar bisa memberikan manfaat untuk orang lain juga.

Judul : Materi Biology Pengertian Evolusi Terlengkap
link : Materi Biology Pengertian Evolusi Terlengkap

Baca juga


Februari 2018

Pengertian Evolusi

Evolusi di permukaan bumi diawali dengan adanya asal-usul kehidupan di muka bumi ini. Beberapa ilmuwan maupun ahli yang mengemukakan pendapat atau argumentasi tentang asal-usul kehidupan ini, di antaranya Archbishop Usser (1650 SM) dan Armagh (Inggris) yang menyimpulkan bahwa bumi dan kehidupan di dalamnya diciptakan oleh Tuhan pada waktu yang telah ditentukan (Teori Penciptaan). Adapun Teori Cosmozoa mengatakan bahwa kehidupan di bumi berasal dari ruang angkasa.

Pengertian Evolusi - Hal ini dapat diamati pada banyaknya molekul organik, seperti sianogen maupun asam hidrosianida yang ditemukan di bumi. Pada akhir abad ke-17, seorang ilmuwan IPA berkebangsaan Belanda yaitu Antonie van Leeuwenhoek (1632–1723) mengemukakan teori asal-usul kehidupan yang dikenal dengan Teori Abiogenesis (kehidupan berasal dari benda mati). Teori ini sama halnya dengan Teori Generatio Spontanea (Abiogenesis) dari Aristoteles (384–322 SM). Lain halnya dengan teori yang dikemukakan oleh seorang ahli IPA Francisco Redi (1616–1628) melalui percobaannya yang terkenal dengan dua toples yang masing-masing berisi daging, dan salah satu toples ditutup rapat. Hasil dari percobaan ini ternyata dapat menyanggah Teori Abiogenesis dengan kesimpulannya (Teori Biogenesis) bahwa kehidupan berasal dari benda hidup bukan benda mati. Teori ini kemudian diperkuat oleh Lazzaro Spallanzani (1729–1799) yang melakukan eksperimen dengan tiga buah tabung yang berisi air kaldu. Tabung pertama dibiarkan terbuka, sedangkan tabung kedua dan ketiga dipanasi sampai mendidih selama 15 menit.

Pada tabung kedua dibiarkan mulutnya terbuka, sedangkan tabung ketiga ditutup rapat dengan lapisan lilin. Setelah dibiarkan selama tujuh hari, air kaldu yang tutupnya terbuka menjadi keruh penuh dengan bakteri, sedang air kaldu yang tertutup keadaannya masih seperti semula. Berdasarkan eksperimen L. Spallanzani, ternyata ada kelemahannya yaitu dengan tertutupnya tabung, maka hal tersebut menutup kemungkinan adanya gaya yang masuk untuk hidup.

Untuk itu, Louis Pasteur (1822–1895) seorang ahli biokimia dan mikrobiologi dari Prancis mengadakan riset dengan mengganti tabung yang tertutup tersebut dengan pipa panjang berlekuk (seperti leher angsa) yang terbuka atau dapat berhubungan dengan udara luar. Hal ini diperkirakan jika ada bakteri tidak akan dapat masuk ke dalam tabung karena tertahan dalam leher angsa tersebut. Berdasarkan hasil ini, berakhirlah Teori Abiogenesis dan digantikan Teori Biogenesis dengan pernyataannya yang terkenal omne vivum ex ovo omne ovum ex vivo (kehidupan berasal dari telur, telur berasal dari makhluk hidup).

Berdasarkan hasil eksperimen Louis Pasteur yang berhasil menumbangkan Teori Abiogenesis itu, kemudian ahli biokimia Rusia Oparin (1929) dan ahli kimia Amerika Harold Urey (1893) mengemukakan tentang Teori Urey dan Teori Oparin. Teori tersebut menyatakan bahwa kehidupan berawal dari atmosfer yang kemudian berkembang menjadi berbagai makhluk hidup seperti sekarang ini.

Untuk membuktikannya, Stanley Miller (1953) mahasiswa dari Universitas Chicago, membuat serangkaian alat percobaan dengan tabung kaca yang diatur pemasukan gas-gas CH4, NH3, H2, dan H2O. Alat tersebut dilengkapi dengan elektrode-elektrode bersumber listrik, yang berfungsi untuk menghasilkan loncatan bunga api sekaligus sebagai pencampur dari gas-gas tadi. Hasil dari loncatan bunga api yang bertegangan tinggi membentuk satu senyawa kimia yaitu asam amino. Atmosfer bumi kita kaya akan zatzat kimia seperti CH4 (metana), NH3 (amoniak), dan hidrogen. Zat-zat kimia tersebut bersama air dalam bentuk uap air akan mengadakan reaksi dengan sinar-sinar kosmis dan loncatan-loncatan listrik alam membentuk protein, yang merupakan komponen dasar makhluk hidup.
Berdasarkan beberapa teori yang mengemukakan tentang asal-usul kehidupan tersebut, menjadikan pengetahuan awal dalam membuka ragam kehidupan yang ada sampai saat sekarang ini. 

Setelah itu, banyak ilmuwanilmuwan yang menyelidiki lebih lanjut tentang keanekaragaman makhluk hidup di bumi ini. Dengan kata lain, pengetahuan evolusi menjadi perhatian serta bahan penyelidikan yang menarik. Evolusi pada makhluk hidup adalah perubahan yang dialami makhluk hidup secara berangsur-angsur dalam waktu yang lama sehingga terbentuk spesies baru. Kajian yang membahas tentang kejadian makhluk hidup yang bisa beraneka ragam di bumi ini disebut dengan Teori Evolusi.
Para ilmuwan biologi, seperti Charles Darwin (Inggris, 1809–1882) menyatakan bahwa makhluk hidup selalu mengalami perubahan secara berangsur-angsur dalam waktu yang relative lama. Dengan adanya perubahan tersebut, mengakibatkan timbulnya sifat-sifat baru. Sifat baru yang mula-mula merupakan penyimpangan sedikit dari sifat asli, namun karena berlangsung terus-menerus dalam waktu yang lama akhirnya menyebabkan munculnya jenis makhluk hidup baru dengan sifat yang berbeda dari sifat asal makhluk hidup tersebut.

Para ahli biologi telah mengakui bahwa makhluk hidup yang ada sekarang berasal dari makhluk hidup pada masa lalu. Bukti adanya petunjuk kehidupan pada masa lalu yang berbeda terdapat pada tiap-tiap lapisan bumi dengan adanya perubahan yang nyata dari masa ke masa. Lapisan bumi yang paling atas menunjukkan adanya kegiatan pada masa yang paling muda. Makin ke bawah, memberi petunjuk pada masa yang lebih tua. Spesies-spesies yang hidup pada lapisan bumi yang atas, berasal dari kehidupan pada lapisan bumi di bawahnya. Begitu seterusnya, sehingga makhluk hidup yang ada sekarang berasal dari makhluk hidup pada masa lampau yang mengalami beberapa perubahan melalui peristiwa evolusi.

Pengertian Evolusi

Evolusi di permukaan bumi diawali dengan adanya asal-usul kehidupan di muka bumi ini. Beberapa ilmuwan maupun ahli yang mengemukakan pendapat atau argumentasi tentang asal-usul kehidupan ini, di antaranya Archbishop Usser (1650 SM) dan Armagh (Inggris) yang menyimpulkan bahwa bumi dan kehidupan di dalamnya diciptakan oleh Tuhan pada waktu yang telah ditentukan (Teori Penciptaan). Adapun Teori Cosmozoa mengatakan bahwa kehidupan di bumi berasal dari ruang angkasa.

Pengertian Evolusi - Hal ini dapat diamati pada banyaknya molekul organik, seperti sianogen maupun asam hidrosianida yang ditemukan di bumi. Pada akhir abad ke-17, seorang ilmuwan IPA berkebangsaan Belanda yaitu Antonie van Leeuwenhoek (1632–1723) mengemukakan teori asal-usul kehidupan yang dikenal dengan Teori Abiogenesis (kehidupan berasal dari benda mati). Teori ini sama halnya dengan Teori Generatio Spontanea (Abiogenesis) dari Aristoteles (384–322 SM). Lain halnya dengan teori yang dikemukakan oleh seorang ahli IPA Francisco Redi (1616–1628) melalui percobaannya yang terkenal dengan dua toples yang masing-masing berisi daging, dan salah satu toples ditutup rapat. Hasil dari percobaan ini ternyata dapat menyanggah Teori Abiogenesis dengan kesimpulannya (Teori Biogenesis) bahwa kehidupan berasal dari benda hidup bukan benda mati. Teori ini kemudian diperkuat oleh Lazzaro Spallanzani (1729–1799) yang melakukan eksperimen dengan tiga buah tabung yang berisi air kaldu. Tabung pertama dibiarkan terbuka, sedangkan tabung kedua dan ketiga dipanasi sampai mendidih selama 15 menit.

Pada tabung kedua dibiarkan mulutnya terbuka, sedangkan tabung ketiga ditutup rapat dengan lapisan lilin. Setelah dibiarkan selama tujuh hari, air kaldu yang tutupnya terbuka menjadi keruh penuh dengan bakteri, sedang air kaldu yang tertutup keadaannya masih seperti semula. Berdasarkan eksperimen L. Spallanzani, ternyata ada kelemahannya yaitu dengan tertutupnya tabung, maka hal tersebut menutup kemungkinan adanya gaya yang masuk untuk hidup.

Untuk itu, Louis Pasteur (1822–1895) seorang ahli biokimia dan mikrobiologi dari Prancis mengadakan riset dengan mengganti tabung yang tertutup tersebut dengan pipa panjang berlekuk (seperti leher angsa) yang terbuka atau dapat berhubungan dengan udara luar. Hal ini diperkirakan jika ada bakteri tidak akan dapat masuk ke dalam tabung karena tertahan dalam leher angsa tersebut. Berdasarkan hasil ini, berakhirlah Teori Abiogenesis dan digantikan Teori Biogenesis dengan pernyataannya yang terkenal omne vivum ex ovo omne ovum ex vivo (kehidupan berasal dari telur, telur berasal dari makhluk hidup).

Berdasarkan hasil eksperimen Louis Pasteur yang berhasil menumbangkan Teori Abiogenesis itu, kemudian ahli biokimia Rusia Oparin (1929) dan ahli kimia Amerika Harold Urey (1893) mengemukakan tentang Teori Urey dan Teori Oparin. Teori tersebut menyatakan bahwa kehidupan berawal dari atmosfer yang kemudian berkembang menjadi berbagai makhluk hidup seperti sekarang ini.

Untuk membuktikannya, Stanley Miller (1953) mahasiswa dari Universitas Chicago, membuat serangkaian alat percobaan dengan tabung kaca yang diatur pemasukan gas-gas CH4, NH3, H2, dan H2O. Alat tersebut dilengkapi dengan elektrode-elektrode bersumber listrik, yang berfungsi untuk menghasilkan loncatan bunga api sekaligus sebagai pencampur dari gas-gas tadi. Hasil dari loncatan bunga api yang bertegangan tinggi membentuk satu senyawa kimia yaitu asam amino. Atmosfer bumi kita kaya akan zatzat kimia seperti CH4 (metana), NH3 (amoniak), dan hidrogen. Zat-zat kimia tersebut bersama air dalam bentuk uap air akan mengadakan reaksi dengan sinar-sinar kosmis dan loncatan-loncatan listrik alam membentuk protein, yang merupakan komponen dasar makhluk hidup.
Berdasarkan beberapa teori yang mengemukakan tentang asal-usul kehidupan tersebut, menjadikan pengetahuan awal dalam membuka ragam kehidupan yang ada sampai saat sekarang ini. 

Setelah itu, banyak ilmuwanilmuwan yang menyelidiki lebih lanjut tentang keanekaragaman makhluk hidup di bumi ini. Dengan kata lain, pengetahuan evolusi menjadi perhatian serta bahan penyelidikan yang menarik. Evolusi pada makhluk hidup adalah perubahan yang dialami makhluk hidup secara berangsur-angsur dalam waktu yang lama sehingga terbentuk spesies baru. Kajian yang membahas tentang kejadian makhluk hidup yang bisa beraneka ragam di bumi ini disebut dengan Teori Evolusi.
Para ilmuwan biologi, seperti Charles Darwin (Inggris, 1809–1882) menyatakan bahwa makhluk hidup selalu mengalami perubahan secara berangsur-angsur dalam waktu yang relative lama. Dengan adanya perubahan tersebut, mengakibatkan timbulnya sifat-sifat baru. Sifat baru yang mula-mula merupakan penyimpangan sedikit dari sifat asli, namun karena berlangsung terus-menerus dalam waktu yang lama akhirnya menyebabkan munculnya jenis makhluk hidup baru dengan sifat yang berbeda dari sifat asal makhluk hidup tersebut.

Para ahli biologi telah mengakui bahwa makhluk hidup yang ada sekarang berasal dari makhluk hidup pada masa lalu. Bukti adanya petunjuk kehidupan pada masa lalu yang berbeda terdapat pada tiap-tiap lapisan bumi dengan adanya perubahan yang nyata dari masa ke masa. Lapisan bumi yang paling atas menunjukkan adanya kegiatan pada masa yang paling muda. Makin ke bawah, memberi petunjuk pada masa yang lebih tua. Spesies-spesies yang hidup pada lapisan bumi yang atas, berasal dari kehidupan pada lapisan bumi di bawahnya. Begitu seterusnya, sehingga makhluk hidup yang ada sekarang berasal dari makhluk hidup pada masa lampau yang mengalami beberapa perubahan melalui peristiwa evolusi.

Materi Biology Keselamatan Kerja Terlengkap

Februari 2018 - Selamat datang untuk kalian yang saat ini sedang mengunjungi situs Biology, pada artikel yang kalian baca kali ini mengenai Februari 2018, saya mencoba membuat ulasan pada tulisan ini secara lengkap untuk menambah ilmu pengetahuan dan pembelajaran tentang berbagai hal di dunia ini yang berkaitan dengan ilmu biology. Semoga apa yang kami sampaikan di Artikel Materi Pembelajaran, bisa dijadikan penambah wawasan pengetahuan seputar keilmuan biology. Ok, selamat membaca dan jangan lupa bagikan pula artikel ini ke sosial media kalian agar bisa memberikan manfaat untuk orang lain juga.

Judul : Materi Biology Keselamatan Kerja Terlengkap
link : Materi Biology Keselamatan Kerja Terlengkap

Baca juga


Februari 2018

Keselamatan Kerja

Penerapan Keselamatan Kerja pada suatu kegiatan merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh seluruh pelaku Kegiatan Guna melindungi keamanan Para Pekerja.

Pengertian Keselamatan Kerja Yang dikutip dari beberapa sumber adalah :
1. Keselamatan kerja adalah sarana utama untuk pencegahan kecelakaan, cacat dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja. Keselamatan kerja yang baik adalah pintu gerbang bagi keamanan tenaga kerja Keselamatan kerja menyangkut segenap proses produksi dan distribusi, baik barang maupun jasa (Suma’mur, 1996).
2. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaannya.
3. Keselamatan Kerja Adalah Segala upaya untuk mengurangi Kemungkinan Terjadinya kecelakaan saat melakukan pekerjaan.
4. Keselamatan Kerja adalah Tindakan aktif setiap orang untuk menjaga keselamatan dirinya dari hal-hal yang tidak diiginkan.
5. Keselamatan kerja adalah system perlindungan diri terhadap segala kemungkinan yang dapat menyebabkan kecelakaan
6. Keselamatan Kerja adalah tindakan preventif terhadap kecelakaan yang dilakukan sebagai bentuk tanggungjawab diri saat bekerja
Adapun tujuan dari keselamatan kerja adalah :
1. Melindungi keselamatan pekerja dalam melakukan pekerjaannya untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produktifitas nasional.
2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada ditempat kerja.
3. Sumber produksi terpelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.
Menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Pasal 3 :
1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja
2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan bahaya kebakaran
3. Mencegah dan mengurangi bahaya-bahaya peledakan
Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 1997 tentang perlindungan atas keselamatan karyawan dijamin pada pasal 108 yaitu:
1. Keselamatan dan kesehatan kerja
2. Moral dan kesusilaan
3. Pelaksanaan yang sesuai dengan harkat dan martabat sebagai manusia serta nilai-nilai agama.

Filosofi dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau disingkat K3 adalah melindungi keselamatan dan kesehatan para pekerja dalam menjalankan pekerjaannya, melalui upaya-upaya pengendalian semua bentuk potensi bahaya yang ada di lingkungan tempat kerjanya. Bila semua potensi bahaya telah dikendalikan dan memenuhi batas standar aman, maka akan memberikan kontribusi terciptanya kondisi lingkungan kerja yang aman, sehat, dan proses produksi menjadi lancar, yang pada akhirnya akan dapat menekan risiko kerugian dan berdampak terhadap peningkatan produktivitas.


Definisi K3
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) “Occupational Health and Safety”, disingkat OHS. K3 adalah kondisi yang harus diwujudkan di tempat kerja dengan segala daya upaya berdasarkan ilmu pengetahuan dan pemikiran mendalam guna melindungi tenaga kerja, manusia serta karya dan budayanya melalui penerapan teknologi pencegahan kecelakaan yang dilaksanakan secara konsisten sesuai dengan peraturan perundangan dan standar yang berlaku.

Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi maupun lokasi proyek.

Secara keilmuan, keselamatan dan kesehatan kerja diartikan sebagai suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam upaya mencegah kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran, penyakit, dan sebagainya.
1. Keselamatan (safety), Keselamatan kerja diartikan sebagai upaya-upaya yang ditujukan untuk melindungi pekerja; menjaga keselamatan orang lain; melindungi peralatan, tempat kerja dan bahan produksi; menjaga kelestarian lingkungan hidup dan melancarkan proses produksi.
2. Kesehatan (health), Kesehatan diartikan sebagai derajat/tingkat keadaan fisik dan psikologi individu (the degree of physiological and psychological well being of the individual). Secara umum, pengertian dari kesehatan adalah upaya-upaya yang ditujukan untuk memperoleh kesehatan yang setinggi-tingginya dengan cara mencegah dan memberantas penyakit yang diidap oleh pekerja, mencegah kelelahan kerja, dan menciptakan lingkungan kerja yang sehat.

Tujuan Penerapan K3
Tujuan utama dalam Penerapan K3 berdasarkan Undang- Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja yaitu antara lain :
1. Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja.
2. Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien.
3. Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas nasional

Berikut ini merupakan contoh keselamatan kerja di laboratorium :
a.         Selama bekerja di laboratorium harus mengenakan jas laboratorium
b.         Setiap pengguna laboratorium harus menjaga ketertiban, kebersihan, dan keamanan laboratorium
c.         Dilarang bekerja sendirian di laboratorium
d.        Dilarang bersendau gurau di laboratorium
e.         Dilarang bermain-main dengan peralatan laboratorium dan bahan kimia
f.          Sebelum bekerja di laboratorium siapkan buku kerja dan alat tulis
g.         Pelajari dengan seksama jenis percobaan, jenis bahan, jenis peralatan, dan cara membuang limbah sisa percobaan.
h.         Dilarang makan, minum, dan merokok di dalam laboratorium.
i.           Jagalah kebersihan meja percobaan.
j.           Setiap praktikan harus mencatat semua kegiatan dengan selengkap-lengkapnya.
k.         Gunakan peralatan kerja khusus, seperti kacamata pengaman , untuk melindungi mata.
l.           Dilarang memakai sandal atau sepatu terbuka atau sepatu berhak tinggi.
m.       Biasakan mencuci tangan dengan sabun dan air bersih , terutama setelah melakukan percobaan
n.         Apabila terjadi kecelakaaan yang berkaitan dengan bahan kimia, laporkan segera kepasa asisten
o.         Matikan keran air dan aliran listrik sebelum meninggalkan laboratoruim.

Alat-alat keselamatan kerja di laboratorium :
a.         Jas laboratorium
b.         Kain lap yang tahan panas/tidak mudah terbakar
c.         Sarung tangan tahan panas
d.        Masker
e.         Kacamata pelindung
f.          Ruangan khusus untuk pemakaian bahan kimia berbahaya
g.         Peralatan PPPK
h.         Alat pemadam api ringan

Keselamatan Kerja

Penerapan Keselamatan Kerja pada suatu kegiatan merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh seluruh pelaku Kegiatan Guna melindungi keamanan Para Pekerja.

Pengertian Keselamatan Kerja Yang dikutip dari beberapa sumber adalah :
1. Keselamatan kerja adalah sarana utama untuk pencegahan kecelakaan, cacat dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja. Keselamatan kerja yang baik adalah pintu gerbang bagi keamanan tenaga kerja Keselamatan kerja menyangkut segenap proses produksi dan distribusi, baik barang maupun jasa (Suma’mur, 1996).
2. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaannya.
3. Keselamatan Kerja Adalah Segala upaya untuk mengurangi Kemungkinan Terjadinya kecelakaan saat melakukan pekerjaan.
4. Keselamatan Kerja adalah Tindakan aktif setiap orang untuk menjaga keselamatan dirinya dari hal-hal yang tidak diiginkan.
5. Keselamatan kerja adalah system perlindungan diri terhadap segala kemungkinan yang dapat menyebabkan kecelakaan
6. Keselamatan Kerja adalah tindakan preventif terhadap kecelakaan yang dilakukan sebagai bentuk tanggungjawab diri saat bekerja
Adapun tujuan dari keselamatan kerja adalah :
1. Melindungi keselamatan pekerja dalam melakukan pekerjaannya untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produktifitas nasional.
2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada ditempat kerja.
3. Sumber produksi terpelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.
Menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Pasal 3 :
1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja
2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan bahaya kebakaran
3. Mencegah dan mengurangi bahaya-bahaya peledakan
Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 1997 tentang perlindungan atas keselamatan karyawan dijamin pada pasal 108 yaitu:
1. Keselamatan dan kesehatan kerja
2. Moral dan kesusilaan
3. Pelaksanaan yang sesuai dengan harkat dan martabat sebagai manusia serta nilai-nilai agama.

Filosofi dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau disingkat K3 adalah melindungi keselamatan dan kesehatan para pekerja dalam menjalankan pekerjaannya, melalui upaya-upaya pengendalian semua bentuk potensi bahaya yang ada di lingkungan tempat kerjanya. Bila semua potensi bahaya telah dikendalikan dan memenuhi batas standar aman, maka akan memberikan kontribusi terciptanya kondisi lingkungan kerja yang aman, sehat, dan proses produksi menjadi lancar, yang pada akhirnya akan dapat menekan risiko kerugian dan berdampak terhadap peningkatan produktivitas.


Definisi K3
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) “Occupational Health and Safety”, disingkat OHS. K3 adalah kondisi yang harus diwujudkan di tempat kerja dengan segala daya upaya berdasarkan ilmu pengetahuan dan pemikiran mendalam guna melindungi tenaga kerja, manusia serta karya dan budayanya melalui penerapan teknologi pencegahan kecelakaan yang dilaksanakan secara konsisten sesuai dengan peraturan perundangan dan standar yang berlaku.

Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi maupun lokasi proyek.

Secara keilmuan, keselamatan dan kesehatan kerja diartikan sebagai suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam upaya mencegah kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran, penyakit, dan sebagainya.
1. Keselamatan (safety), Keselamatan kerja diartikan sebagai upaya-upaya yang ditujukan untuk melindungi pekerja; menjaga keselamatan orang lain; melindungi peralatan, tempat kerja dan bahan produksi; menjaga kelestarian lingkungan hidup dan melancarkan proses produksi.
2. Kesehatan (health), Kesehatan diartikan sebagai derajat/tingkat keadaan fisik dan psikologi individu (the degree of physiological and psychological well being of the individual). Secara umum, pengertian dari kesehatan adalah upaya-upaya yang ditujukan untuk memperoleh kesehatan yang setinggi-tingginya dengan cara mencegah dan memberantas penyakit yang diidap oleh pekerja, mencegah kelelahan kerja, dan menciptakan lingkungan kerja yang sehat.

Tujuan Penerapan K3
Tujuan utama dalam Penerapan K3 berdasarkan Undang- Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja yaitu antara lain :
1. Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja.
2. Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien.
3. Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas nasional

Berikut ini merupakan contoh keselamatan kerja di laboratorium :
a.         Selama bekerja di laboratorium harus mengenakan jas laboratorium
b.         Setiap pengguna laboratorium harus menjaga ketertiban, kebersihan, dan keamanan laboratorium
c.         Dilarang bekerja sendirian di laboratorium
d.        Dilarang bersendau gurau di laboratorium
e.         Dilarang bermain-main dengan peralatan laboratorium dan bahan kimia
f.          Sebelum bekerja di laboratorium siapkan buku kerja dan alat tulis
g.         Pelajari dengan seksama jenis percobaan, jenis bahan, jenis peralatan, dan cara membuang limbah sisa percobaan.
h.         Dilarang makan, minum, dan merokok di dalam laboratorium.
i.           Jagalah kebersihan meja percobaan.
j.           Setiap praktikan harus mencatat semua kegiatan dengan selengkap-lengkapnya.
k.         Gunakan peralatan kerja khusus, seperti kacamata pengaman , untuk melindungi mata.
l.           Dilarang memakai sandal atau sepatu terbuka atau sepatu berhak tinggi.
m.       Biasakan mencuci tangan dengan sabun dan air bersih , terutama setelah melakukan percobaan
n.         Apabila terjadi kecelakaaan yang berkaitan dengan bahan kimia, laporkan segera kepasa asisten
o.         Matikan keran air dan aliran listrik sebelum meninggalkan laboratoruim.

Alat-alat keselamatan kerja di laboratorium :
a.         Jas laboratorium
b.         Kain lap yang tahan panas/tidak mudah terbakar
c.         Sarung tangan tahan panas
d.        Masker
e.         Kacamata pelindung
f.          Ruangan khusus untuk pemakaian bahan kimia berbahaya
g.         Peralatan PPPK
h.         Alat pemadam api ringan

Materi Biology Metode Ilmiah Terlengkap

Februari 2018 - Selamat datang untuk kalian yang saat ini sedang mengunjungi situs Biology, pada artikel yang kalian baca kali ini mengenai Februari 2018, saya mencoba membuat ulasan pada tulisan ini secara lengkap untuk menambah ilmu pengetahuan dan pembelajaran tentang berbagai hal di dunia ini yang berkaitan dengan ilmu biology. Semoga apa yang kami sampaikan di Artikel Materi Pembelajaran, bisa dijadikan penambah wawasan pengetahuan seputar keilmuan biology. Ok, selamat membaca dan jangan lupa bagikan pula artikel ini ke sosial media kalian agar bisa memberikan manfaat untuk orang lain juga.

Judul : Materi Biology Metode Ilmiah Terlengkap
link : Materi Biology Metode Ilmiah Terlengkap

Baca juga


Februari 2018

Metode Ilmiah

Metode ilmiah atau dalam bahasa inggris dikenal sebagai scientific method adalah proses berpikir untuk memecahkan masalah secara sistematis,empiris, dan terkontrol.

Metode ilmiah merupakan proses berpikir untuk memecahkan masalah
Metode ilmiah berangkat dari suatu permasalahan yang perlu dicari jawaban atau pemecahannya. Proses berpikir ilmiah dalam metode ilmiah tidak berangkat dari sebuah asumsi, atau simpulan, bukan pula berdasarkan  data atau fakta khusus. Proses berpikir untuk memecahkan masalah lebih berdasar kepada masalah nyata. Untuk memulai suatu metode ilmiah, maka dengan demikian pertama-tama harus dirumuskan masalah apa yang sedang dihadapi dan sedang dicari pemecahannya. Rumusan permasalahan ini akan menuntun proses selanjutnya.

Pada Metode Ilmiah, proses berpikir dilakukan secara sistematis
Dalam metode ilmiah, proses berpikir dilakukan secara sistematis dengan bertahap, tidak zig-zag. Proses berpikir yang sistematis ini dimulai dengan kesadaran akan adanya masalah hingga terbentuk sebuah kesimpulan. Dalam metode ilmiah, proses berpikir dilakukan sesuai langkah-langkah metode ilmiah secara sistematis dan berurutan.

Metode ilmiah didasarkan pada data empiris
Setiap metode ilmiah selalu disandarkan pada data empiris. maksudnya adalah, bahwa masalah yang hendak ditemukan pemecahannya atau jawabannya itu harus tersedia datanya, yang diperoleh dari hasil pengukuran secara objektif. Ada atau tidak tersedia data empiris merupakan salah satu kriteria penting dalam metode ilmiah. Apabila sebuah masalah dirumuskan lalu dikaji tanpa data empiris, maka itu bukanlah sebuah bentuk metode ilmiah.

Pada metode ilmiah, proses berpikir dilakukan secara terkontrol
Di saat melaksanakan metode ilmiah, proses berpikir dilaksanakan secara terkontrol. Maksudnya terkontrol disini adalah, dalam berpikir secara ilmiah itu dilakukan secara sadar dan terjaga, jadi apabila ada orang lain yang juga ingin membuktikan kebenarannya dapat dilakukan seperti apa adanya. Seseorang yang berpikir ilmiah tidak melakukannya dalam keadaan berkhayal atau bermimpi, akan tetapi dilakukan secara sadar dan terkontrol.

Langkah-Langkah Metode Ilmiah
Karena metode ilmiah dilakukan secara sistematis dan berencana, maka terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan secara urut dalam pelaksanaannya. Setiap langkah atau tahapan dilaksanakan secara terkontrol dan terjaga. Adapun langkah-langkah metode ilmiah adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan masalah.
2. Merumuskan hipotesis.
3. Mengumpulkan data.
4. Menguji hipotesis.
5. Merumuskan kesimpulan.

Merumuskan Masalah
Berpikir ilmiah melalui metode ilmiah didahului dengan kesadaran akan adanya masalah. Permasalahan ini kemudian harus dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya. Dengan penggunaan kalimat tanya diharapkan akan memudahkan orang yang melakukan metode ilmiah untuk mengumpulkan data yang dibutuhkannya, menganalisis data tersebut, kemudian menyimpulkannya.Permusan masalah adalah sebuah keharusan. Bagaimana mungkin memecahkan sebuah permasalahan dengan mencari jawabannya bila masalahnya sendiri belum dirumuskan?

Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah yang masih memerlukan pembuktian berdasarkan data yang telah dianalisis. Dalam metode ilmiah dan proses berpikir ilmiah, perumusan hipotesis sangat penting. Rumusan hipotesis yang jelas dapat memabntu mengarahkan pada proses selanjutnya dalam metode ilmiah. Seringkali pada saat melakukan penelitian, seorang peneliti merasa semua data sangat penting. Oleh karena itu melalui rumusan hipotesis yang baik akan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data yang benar-benar dibutuhkannya. Hal ini dikarenakan berpikir ilmiah dilakukan hanya untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan.

Mengumpulkan Data
Pengumpulan data merupakan tahapan yang agak berbeda dari tahapan-tahapan sebelumnya dalam metode ilmiah. Pengumpulan data dilakukan di lapangan. Seorang peneliti yang sedang menerapkan metode ilmiah perlu mengumpulkan data berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskannya. Pengumpulan data memiliki peran penting dalam metode ilmiah, sebab berkaitan dengan pengujian hipotesis. Diterima atau ditolaknya sebuah hipotesis akan bergantung pada data yang dikumpulkan.

Menguji Hipotesis
Sudah disebutkan sebelumnya bahwa hipotesis adalah jawaban sementaradari suatu permasalahan yang telah diajukan. Berpikir ilmiah pada hakekatnya merupakan sebuah proses pengujian hipotesis. Dalam kegiatan atau langkah menguji hipotesis, peneliti tidak membenarkan atau menyalahkan hipotesis, namun menerima atau menolak hipotesis tersebut. Karena itu, sebelum pengujian hipotesis dilakukan, peneliti harus terlebih dahulu menetapkan taraf signifikansinya. Semakin tinggi taraf signifikansi yang tetapkan maka akan semakin tinggi pula derjat kepercayaan terhadap hasil suatu penelitian.Hal ini dimaklumi karena taraf signifikansi berhubungan dengan ambang batas kesalahan suatu pengujian hipotesis itu sendiri.

Merumuskan Kesimpulan
Langkah paling akhir dalam berpikir ilmiah pada sebuah metode ilmiah adalah kegiatan perumusan kesimpulan. Rumusan simpulan harus bersesuaian dengan masalah yang telah diajukan sebelumnya. Kesimpulan atau simpulan ditulis dalam bentuk kalimat deklaratif secara singkat tetapi jelas. Harus dihindarkan untuk menulis data-data yang tidak relevan dengan masalah yang diajukan, walaupun dianggap cukup penting. Ini perlu ditekankan karena banyak peneliti terkecoh dengan temuan yang dianggapnya penting, walaupun pada hakikatnya tidak relevan dengan rumusan masalah yang diajukannya.

Metode Ilmiah

Metode ilmiah atau dalam bahasa inggris dikenal sebagai scientific method adalah proses berpikir untuk memecahkan masalah secara sistematis,empiris, dan terkontrol.

Metode ilmiah merupakan proses berpikir untuk memecahkan masalah
Metode ilmiah berangkat dari suatu permasalahan yang perlu dicari jawaban atau pemecahannya. Proses berpikir ilmiah dalam metode ilmiah tidak berangkat dari sebuah asumsi, atau simpulan, bukan pula berdasarkan  data atau fakta khusus. Proses berpikir untuk memecahkan masalah lebih berdasar kepada masalah nyata. Untuk memulai suatu metode ilmiah, maka dengan demikian pertama-tama harus dirumuskan masalah apa yang sedang dihadapi dan sedang dicari pemecahannya. Rumusan permasalahan ini akan menuntun proses selanjutnya.

Pada Metode Ilmiah, proses berpikir dilakukan secara sistematis
Dalam metode ilmiah, proses berpikir dilakukan secara sistematis dengan bertahap, tidak zig-zag. Proses berpikir yang sistematis ini dimulai dengan kesadaran akan adanya masalah hingga terbentuk sebuah kesimpulan. Dalam metode ilmiah, proses berpikir dilakukan sesuai langkah-langkah metode ilmiah secara sistematis dan berurutan.

Metode ilmiah didasarkan pada data empiris
Setiap metode ilmiah selalu disandarkan pada data empiris. maksudnya adalah, bahwa masalah yang hendak ditemukan pemecahannya atau jawabannya itu harus tersedia datanya, yang diperoleh dari hasil pengukuran secara objektif. Ada atau tidak tersedia data empiris merupakan salah satu kriteria penting dalam metode ilmiah. Apabila sebuah masalah dirumuskan lalu dikaji tanpa data empiris, maka itu bukanlah sebuah bentuk metode ilmiah.

Pada metode ilmiah, proses berpikir dilakukan secara terkontrol
Di saat melaksanakan metode ilmiah, proses berpikir dilaksanakan secara terkontrol. Maksudnya terkontrol disini adalah, dalam berpikir secara ilmiah itu dilakukan secara sadar dan terjaga, jadi apabila ada orang lain yang juga ingin membuktikan kebenarannya dapat dilakukan seperti apa adanya. Seseorang yang berpikir ilmiah tidak melakukannya dalam keadaan berkhayal atau bermimpi, akan tetapi dilakukan secara sadar dan terkontrol.

Langkah-Langkah Metode Ilmiah
Karena metode ilmiah dilakukan secara sistematis dan berencana, maka terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan secara urut dalam pelaksanaannya. Setiap langkah atau tahapan dilaksanakan secara terkontrol dan terjaga. Adapun langkah-langkah metode ilmiah adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan masalah.
2. Merumuskan hipotesis.
3. Mengumpulkan data.
4. Menguji hipotesis.
5. Merumuskan kesimpulan.

Merumuskan Masalah
Berpikir ilmiah melalui metode ilmiah didahului dengan kesadaran akan adanya masalah. Permasalahan ini kemudian harus dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya. Dengan penggunaan kalimat tanya diharapkan akan memudahkan orang yang melakukan metode ilmiah untuk mengumpulkan data yang dibutuhkannya, menganalisis data tersebut, kemudian menyimpulkannya.Permusan masalah adalah sebuah keharusan. Bagaimana mungkin memecahkan sebuah permasalahan dengan mencari jawabannya bila masalahnya sendiri belum dirumuskan?

Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah yang masih memerlukan pembuktian berdasarkan data yang telah dianalisis. Dalam metode ilmiah dan proses berpikir ilmiah, perumusan hipotesis sangat penting. Rumusan hipotesis yang jelas dapat memabntu mengarahkan pada proses selanjutnya dalam metode ilmiah. Seringkali pada saat melakukan penelitian, seorang peneliti merasa semua data sangat penting. Oleh karena itu melalui rumusan hipotesis yang baik akan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data yang benar-benar dibutuhkannya. Hal ini dikarenakan berpikir ilmiah dilakukan hanya untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan.

Mengumpulkan Data
Pengumpulan data merupakan tahapan yang agak berbeda dari tahapan-tahapan sebelumnya dalam metode ilmiah. Pengumpulan data dilakukan di lapangan. Seorang peneliti yang sedang menerapkan metode ilmiah perlu mengumpulkan data berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskannya. Pengumpulan data memiliki peran penting dalam metode ilmiah, sebab berkaitan dengan pengujian hipotesis. Diterima atau ditolaknya sebuah hipotesis akan bergantung pada data yang dikumpulkan.

Menguji Hipotesis
Sudah disebutkan sebelumnya bahwa hipotesis adalah jawaban sementaradari suatu permasalahan yang telah diajukan. Berpikir ilmiah pada hakekatnya merupakan sebuah proses pengujian hipotesis. Dalam kegiatan atau langkah menguji hipotesis, peneliti tidak membenarkan atau menyalahkan hipotesis, namun menerima atau menolak hipotesis tersebut. Karena itu, sebelum pengujian hipotesis dilakukan, peneliti harus terlebih dahulu menetapkan taraf signifikansinya. Semakin tinggi taraf signifikansi yang tetapkan maka akan semakin tinggi pula derjat kepercayaan terhadap hasil suatu penelitian.Hal ini dimaklumi karena taraf signifikansi berhubungan dengan ambang batas kesalahan suatu pengujian hipotesis itu sendiri.

Merumuskan Kesimpulan
Langkah paling akhir dalam berpikir ilmiah pada sebuah metode ilmiah adalah kegiatan perumusan kesimpulan. Rumusan simpulan harus bersesuaian dengan masalah yang telah diajukan sebelumnya. Kesimpulan atau simpulan ditulis dalam bentuk kalimat deklaratif secara singkat tetapi jelas. Harus dihindarkan untuk menulis data-data yang tidak relevan dengan masalah yang diajukan, walaupun dianggap cukup penting. Ini perlu ditekankan karena banyak peneliti terkecoh dengan temuan yang dianggapnya penting, walaupun pada hakikatnya tidak relevan dengan rumusan masalah yang diajukannya.

Materi Biology Konsep keanekaragaman gen, jenis, ekosistem Terlengkap

Februari 2018 - Selamat datang untuk kalian yang saat ini sedang mengunjungi situs Biology, pada artikel yang kalian baca kali ini mengenai Februari 2018, saya mencoba membuat ulasan pada tulisan ini secara lengkap untuk menambah ilmu pengetahuan dan pembelajaran tentang berbagai hal di dunia ini yang berkaitan dengan ilmu biology. Semoga apa yang kami sampaikan di Artikel Materi Pembelajaran, bisa dijadikan penambah wawasan pengetahuan seputar keilmuan biology. Ok, selamat membaca dan jangan lupa bagikan pula artikel ini ke sosial media kalian agar bisa memberikan manfaat untuk orang lain juga.

Judul : Materi Biology Konsep keanekaragaman gen, jenis, ekosistem Terlengkap
link : Materi Biology Konsep keanekaragaman gen, jenis, ekosistem Terlengkap

Baca juga


Februari 2018

Konsep keanekaragaman gen, jenis, ekosistem

Keanekaragaman hayati Gen, Jenis dan Ekosistem merupakan keanekaragaman makhluk hidup pada semua tingkatan organisasi kehidupan. Perhatikan lingkungan di sekitarmu, kamu akan menemukan beraneka ragam makhluk hidup ciptaan Tuhan. Di tempat yang berbeda, kamu akan menemukan keanekaragaman makhluk hidup yang berbeda. Bahkan di antara makhluk hidup yang sejenis terdapat keanekaragaman. Keanekaragaman hayati yang ada di bumi memang sangat menakjubkan. Sekitar dua juta jenis makhluk hidup yang hidup saat ini baik monera, hewan, maupun tumbuhan telah diberi nama dan dideskripsikan dengan baik. Namun diperkirakan masih ada sekitar 10 juta hingga 30 juta jenis makhluk hidup yang belum dikenal dan dideskripsikan. Belum lagi jenis-jenis makhluk hidup yang dulu pernah menghuni bumi namun sekarang telah punah. Selain jenisnya yang begitu banyak, makhluk hidup itu juga beragam dalam ukuran, bentuk, dan cara hidupnya.

Meskipun makhluk hidup sangat beraneka ragam, kamu dapat menemukan persamaan ciri di antara mereka (keseragaman). Coba kamu amati halaman rumah atau sekolahmu. Di sana terdapat bermacam-macam tumbuhan dan hewan. Perhatikan tumbuhan yang ada, meskipun jenisnya bermacam-macam, kamu akan menemukan tumbuhan yang sama-sama berupa pohon, perdu, atau semak; sama-sama sebagai tanaman hias, tanaman peneduh, atau tanaman pelindung. Dari bermacam-macam hewan yang ada, kamu akan menemukan hewan yang sama-sama berkaki dua, empat, atau berkaki banyak; sama-sama memakan rumput, buah, serangga, atau hewan lain. Kamu boleh juga mengelompokkan hewan dan tumbuhan itu berdasarkan kriteria yang lain. Dari hasil pengamatan itu, kamu tentu dapat membedakan konsep keseragaman dan keberagaman makhluk hidup.

Apa perlunya mempelajari keseragaman dan keberagaman makhluk hidup? Karena jenis makhluk hidup sangat banyak, kamu akan lebih mudah mempelajarinya jika mereka dibagi dalam kelompok-kelompok. Pengelompokan ini disebut klasifikasi, yang didasarkan adanya persamaan dan perbedaan ciri di antara berbagai makhluk hidup.

Tingkat Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati meliputi keanekaragaman makhluk hidup pada semua tingkatan organisasi kehidupan. Jadi keanekaragaman hayati tidak hanya terjadi antarjenis, tetapi dalam satu jenis pun terdapat keanekaragaman atau bervariasi. Variasi ini diakibatkan oleh keanekaragaman gen. Selain itu keanekaragaman lingkungan menyebabkan jenis makhluk hidup yang ditemukan di suatu ekosistem berbeda dengan jenis makhluk hidup di ekosistem yang lain. Hal ini menyebabkan terjadinya keanekaragaman ekosistem.

1. Keanekaragaman Hayati Tingkat Gen

insert Picture

Keanekaragaman hayati tingkat gen adalah keanekaragaman gen dalam satu spesies. Gen merupakan pembawa sifat suatu makhluk hidup, misalnya gen pada manusia menentukan bentuk rambut, hidung, mata, kulit, postur tubuh, dan sebagainya. Perubahan gen menyebabkan perubahan sifat sehingga perbedaan gen menyebabkan terjadinya variasi dalam satu spesies. Gen terletak pada ADN yang berada pada tempattempat tertentu di dalam kromosom dan kromosom terletak di dalam sel. Makhluk hidup dalam satu spesies mempunyai jumlah kromosom yang sama. Meskipun perangkat dasarnya sama, tetapi susunan gen dapat berbeda-beda bergantung pada masing-masing induknya. Susunan perangkat gen inilah yang menentukan ciri atau sifat suatu individu dalam satu spesies. Selain faktor genetik (disebut genotipe), ciri atau sifat yang muncul pada suatu makhluk hidup (disebut fenotipe) juga ditentukan oleh lingkungan. Jika salah satu atau keduanya berubah, maka akan menimbulkan perubahan sifat.

Contoh keanekaragaman hayati tingkat gen adalah keanekaragaman warna pada bunga tanaman mawar. Tanaman ini memiliki bunga yang berwarna-warni, dapat berwarna merah, putih, atau kuning. Pada tanaman jeruk, kamu dapat menemukan variasi pada bentuk buah, rasa, dan warnanya. Demikian juga pada ayam, kamu dapat membedakan bentuk dan ukuran tubuh, warna bulu, dan bentuk pial (jengger) antara ayam kampung, ayam cemani, ayam hutan, ayam leghorn, ayam bangkok, dan ayam kate.

Mengapa terjadi variasi genetik dalam satu spesies, padahal jumlah kromosomnya sama? Variasi gen dapat terjadi karena adanya perkawinan dan mutasi. Keturunan dari hasil perkawinan memiliki susunan perangkat gen yang merupakan kombinasi dari perangkat gen kedua induk/orang tuanya. Kombinasi ini akan menyebabkan keanekaragaman individu dalam satu spesies berupa varietas-varietas (varitas). Sedangkan mutasi adalah perubahan susunan materi genetik. Karena susunan materi genetik berubah maka terjadi perubahan ciri atau sifat yang menimbulkan keanekaragaman fenotipe.

Susunan perangkat gen menentukan ciri dan sifat pada individu yang bersangkutan. Keanekaragaman susunan perangkat gen menentukan keanekaragaman individu. Setiap individu mempunyai  susunan gen yang berbeda dengan individu lainnya, walaupun termasuk kedalam jenis yang sama. Variasi susunan gen pada individu-individu yang termasuk dalam jenis sama akan mengakibatkan adanya variasi bentuk,  penampilan, dan sifat yang tampak akan berbeda. Variasi tersebut adalah sebagai keanekaragaman gen atau individu.

Variasi bentuk, penampilan dan sifat antar individu tanaman padi merupakan contoh keanekaragaman gen. pada tumbuhan. Variasi bentuk, penampilan antar individu tikus merupakan contoh keanekaragaman pada hewan.

2. Keanekaragaman Hayati Tingkat Jenis

insert picture

Keanekaragaman hayati tingkat jenis merupakan keanekaragaman jenis dalam suatu ekosistem yang ditunjukkan oleh adanya beraneka ragam jenis makhluk hidup baik dari kelompok hewan, tumbuhan, jamur, dan mikroorganisme. Keanekaragaman jenis merupakan seluruh variasi pada makhluk hidup yang berbeda jenisnya dan dapat diamati dengan mudah. Tentu kamu dapat membedakan jenis kacang-kacangan, seperti kacang tanah, kacang buncis, kacang kapri, dan kacang hijau. Atau membedakan kelompok hewan antara kucing, harimau, singa, dan citah. Untuk mengetahui keanekaragaman hayati tingkat jenis, salah satu caranya adalah dengan mengamati ciri ciri fisiknya, misalnya bentuk dan ukuran tubuh, warna, kebiasaan hidup, dan lain-lain. Walaupun kacang-kacangan termasuk dalam satu familia Leguminosae dan hewan-hewan tersebut termasuk dalam satu familia/suku Felidae, tetapi diantara mereka terdapat perbedaan-perbedaan sifat yang mencolok. Misalnya, perbedaan warna bulu, tipe lorengnya, ukuran tubuh, tingkah laku, dan lingkungan hidupnya.

3. Keanekaragaman Hayati Tingkat Ekosistem

insert picture

Semua makhluk hidup berinteraksi atau berhubungan erat dengan lingkungan tempat hidupnya. Setiap makhluk hidup tumbuh dan berkembang pada lingkungan yang sesuai, sehingga pada lingkungan tertentu dapat dihuni berbagai macam makhluk hidup. Perbedaan komponen abiotik menyebabkan perbedaan makhluk hidup yang menghuninya. Karena ada banyak ekosistem di bumi maka timbul keanekaragaman hayati tingkat ekosistem, misalnya ekosistem padang rumput, hutan hujan tropis, pantai, sungai, dan air laut.

Lingkungan hidup terdiri dari komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik meliputi berbagai jenis makhluk hidup. Komponen abiotik meliputi faktor fisik dan faktor kimia. Faktor fisik misalnya iklim, cahaya, batuan, air, tanah, dan kelembaban. Faktor kimia meliputi salinitas (kadar garam), tingkat keasaman, dan kandungan mineral. Komponen biotik maupun abiotik dalam suatu ekosistem sangat beragam, sehingga ekosistem yang terbentuk akan bervariasi pula. Di dalam ekosistem, terjadi hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungan biotik maupun abiotik.

Salah satu penyebab keanekaragaman hayati tingkat ekosistem adalah perbedaan letak geografis. Perbedaan letak geografis menyebabkan perbedaan iklim. Perbedaan iklim menyebabkan terjadinya perbedaan temperatur, curah hujan, intensitas cahaya matahari, dan lamanya penyinaran. Keadaan ini akan berpengaruh terhadap jenis-jenis flora (tumbuhan) dan fauna (hewan) yang menempati suatu daerah. Di daerah dingin terdapat bioma tundra yang ditumbuhi sejenis lumut. Hewan yang dapat hidup antara lain rusa kutub dan beruang kutub. Di daerah beriklim sedang terdapat bioma taiga yang ditumbuhi berbagai jenis tumbuhan konifer dan ditempati hewan seperti anjing hutan dan rusa kutub. Pada iklim tropis terdapat hutan hujan tropis yang memiliki flora dan fauna yang sangat beraneka ragam.

Konsep keanekaragaman gen, jenis, ekosistem

Keanekaragaman hayati Gen, Jenis dan Ekosistem merupakan keanekaragaman makhluk hidup pada semua tingkatan organisasi kehidupan. Perhatikan lingkungan di sekitarmu, kamu akan menemukan beraneka ragam makhluk hidup ciptaan Tuhan. Di tempat yang berbeda, kamu akan menemukan keanekaragaman makhluk hidup yang berbeda. Bahkan di antara makhluk hidup yang sejenis terdapat keanekaragaman. Keanekaragaman hayati yang ada di bumi memang sangat menakjubkan. Sekitar dua juta jenis makhluk hidup yang hidup saat ini baik monera, hewan, maupun tumbuhan telah diberi nama dan dideskripsikan dengan baik. Namun diperkirakan masih ada sekitar 10 juta hingga 30 juta jenis makhluk hidup yang belum dikenal dan dideskripsikan. Belum lagi jenis-jenis makhluk hidup yang dulu pernah menghuni bumi namun sekarang telah punah. Selain jenisnya yang begitu banyak, makhluk hidup itu juga beragam dalam ukuran, bentuk, dan cara hidupnya.

Meskipun makhluk hidup sangat beraneka ragam, kamu dapat menemukan persamaan ciri di antara mereka (keseragaman). Coba kamu amati halaman rumah atau sekolahmu. Di sana terdapat bermacam-macam tumbuhan dan hewan. Perhatikan tumbuhan yang ada, meskipun jenisnya bermacam-macam, kamu akan menemukan tumbuhan yang sama-sama berupa pohon, perdu, atau semak; sama-sama sebagai tanaman hias, tanaman peneduh, atau tanaman pelindung. Dari bermacam-macam hewan yang ada, kamu akan menemukan hewan yang sama-sama berkaki dua, empat, atau berkaki banyak; sama-sama memakan rumput, buah, serangga, atau hewan lain. Kamu boleh juga mengelompokkan hewan dan tumbuhan itu berdasarkan kriteria yang lain. Dari hasil pengamatan itu, kamu tentu dapat membedakan konsep keseragaman dan keberagaman makhluk hidup.

Apa perlunya mempelajari keseragaman dan keberagaman makhluk hidup? Karena jenis makhluk hidup sangat banyak, kamu akan lebih mudah mempelajarinya jika mereka dibagi dalam kelompok-kelompok. Pengelompokan ini disebut klasifikasi, yang didasarkan adanya persamaan dan perbedaan ciri di antara berbagai makhluk hidup.

Tingkat Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati meliputi keanekaragaman makhluk hidup pada semua tingkatan organisasi kehidupan. Jadi keanekaragaman hayati tidak hanya terjadi antarjenis, tetapi dalam satu jenis pun terdapat keanekaragaman atau bervariasi. Variasi ini diakibatkan oleh keanekaragaman gen. Selain itu keanekaragaman lingkungan menyebabkan jenis makhluk hidup yang ditemukan di suatu ekosistem berbeda dengan jenis makhluk hidup di ekosistem yang lain. Hal ini menyebabkan terjadinya keanekaragaman ekosistem.

1. Keanekaragaman Hayati Tingkat Gen

insert Picture

Keanekaragaman hayati tingkat gen adalah keanekaragaman gen dalam satu spesies. Gen merupakan pembawa sifat suatu makhluk hidup, misalnya gen pada manusia menentukan bentuk rambut, hidung, mata, kulit, postur tubuh, dan sebagainya. Perubahan gen menyebabkan perubahan sifat sehingga perbedaan gen menyebabkan terjadinya variasi dalam satu spesies. Gen terletak pada ADN yang berada pada tempattempat tertentu di dalam kromosom dan kromosom terletak di dalam sel. Makhluk hidup dalam satu spesies mempunyai jumlah kromosom yang sama. Meskipun perangkat dasarnya sama, tetapi susunan gen dapat berbeda-beda bergantung pada masing-masing induknya. Susunan perangkat gen inilah yang menentukan ciri atau sifat suatu individu dalam satu spesies. Selain faktor genetik (disebut genotipe), ciri atau sifat yang muncul pada suatu makhluk hidup (disebut fenotipe) juga ditentukan oleh lingkungan. Jika salah satu atau keduanya berubah, maka akan menimbulkan perubahan sifat.

Contoh keanekaragaman hayati tingkat gen adalah keanekaragaman warna pada bunga tanaman mawar. Tanaman ini memiliki bunga yang berwarna-warni, dapat berwarna merah, putih, atau kuning. Pada tanaman jeruk, kamu dapat menemukan variasi pada bentuk buah, rasa, dan warnanya. Demikian juga pada ayam, kamu dapat membedakan bentuk dan ukuran tubuh, warna bulu, dan bentuk pial (jengger) antara ayam kampung, ayam cemani, ayam hutan, ayam leghorn, ayam bangkok, dan ayam kate.

Mengapa terjadi variasi genetik dalam satu spesies, padahal jumlah kromosomnya sama? Variasi gen dapat terjadi karena adanya perkawinan dan mutasi. Keturunan dari hasil perkawinan memiliki susunan perangkat gen yang merupakan kombinasi dari perangkat gen kedua induk/orang tuanya. Kombinasi ini akan menyebabkan keanekaragaman individu dalam satu spesies berupa varietas-varietas (varitas). Sedangkan mutasi adalah perubahan susunan materi genetik. Karena susunan materi genetik berubah maka terjadi perubahan ciri atau sifat yang menimbulkan keanekaragaman fenotipe.

Susunan perangkat gen menentukan ciri dan sifat pada individu yang bersangkutan. Keanekaragaman susunan perangkat gen menentukan keanekaragaman individu. Setiap individu mempunyai  susunan gen yang berbeda dengan individu lainnya, walaupun termasuk kedalam jenis yang sama. Variasi susunan gen pada individu-individu yang termasuk dalam jenis sama akan mengakibatkan adanya variasi bentuk,  penampilan, dan sifat yang tampak akan berbeda. Variasi tersebut adalah sebagai keanekaragaman gen atau individu.

Variasi bentuk, penampilan dan sifat antar individu tanaman padi merupakan contoh keanekaragaman gen. pada tumbuhan. Variasi bentuk, penampilan antar individu tikus merupakan contoh keanekaragaman pada hewan.

2. Keanekaragaman Hayati Tingkat Jenis

insert picture

Keanekaragaman hayati tingkat jenis merupakan keanekaragaman jenis dalam suatu ekosistem yang ditunjukkan oleh adanya beraneka ragam jenis makhluk hidup baik dari kelompok hewan, tumbuhan, jamur, dan mikroorganisme. Keanekaragaman jenis merupakan seluruh variasi pada makhluk hidup yang berbeda jenisnya dan dapat diamati dengan mudah. Tentu kamu dapat membedakan jenis kacang-kacangan, seperti kacang tanah, kacang buncis, kacang kapri, dan kacang hijau. Atau membedakan kelompok hewan antara kucing, harimau, singa, dan citah. Untuk mengetahui keanekaragaman hayati tingkat jenis, salah satu caranya adalah dengan mengamati ciri ciri fisiknya, misalnya bentuk dan ukuran tubuh, warna, kebiasaan hidup, dan lain-lain. Walaupun kacang-kacangan termasuk dalam satu familia Leguminosae dan hewan-hewan tersebut termasuk dalam satu familia/suku Felidae, tetapi diantara mereka terdapat perbedaan-perbedaan sifat yang mencolok. Misalnya, perbedaan warna bulu, tipe lorengnya, ukuran tubuh, tingkah laku, dan lingkungan hidupnya.

3. Keanekaragaman Hayati Tingkat Ekosistem

insert picture

Semua makhluk hidup berinteraksi atau berhubungan erat dengan lingkungan tempat hidupnya. Setiap makhluk hidup tumbuh dan berkembang pada lingkungan yang sesuai, sehingga pada lingkungan tertentu dapat dihuni berbagai macam makhluk hidup. Perbedaan komponen abiotik menyebabkan perbedaan makhluk hidup yang menghuninya. Karena ada banyak ekosistem di bumi maka timbul keanekaragaman hayati tingkat ekosistem, misalnya ekosistem padang rumput, hutan hujan tropis, pantai, sungai, dan air laut.

Lingkungan hidup terdiri dari komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik meliputi berbagai jenis makhluk hidup. Komponen abiotik meliputi faktor fisik dan faktor kimia. Faktor fisik misalnya iklim, cahaya, batuan, air, tanah, dan kelembaban. Faktor kimia meliputi salinitas (kadar garam), tingkat keasaman, dan kandungan mineral. Komponen biotik maupun abiotik dalam suatu ekosistem sangat beragam, sehingga ekosistem yang terbentuk akan bervariasi pula. Di dalam ekosistem, terjadi hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungan biotik maupun abiotik.

Salah satu penyebab keanekaragaman hayati tingkat ekosistem adalah perbedaan letak geografis. Perbedaan letak geografis menyebabkan perbedaan iklim. Perbedaan iklim menyebabkan terjadinya perbedaan temperatur, curah hujan, intensitas cahaya matahari, dan lamanya penyinaran. Keadaan ini akan berpengaruh terhadap jenis-jenis flora (tumbuhan) dan fauna (hewan) yang menempati suatu daerah. Di daerah dingin terdapat bioma tundra yang ditumbuhi sejenis lumut. Hewan yang dapat hidup antara lain rusa kutub dan beruang kutub. Di daerah beriklim sedang terdapat bioma taiga yang ditumbuhi berbagai jenis tumbuhan konifer dan ditempati hewan seperti anjing hutan dan rusa kutub. Pada iklim tropis terdapat hutan hujan tropis yang memiliki flora dan fauna yang sangat beraneka ragam.

Materi Biology Keanekaragaman hayati Indonesia, flora dan fauna, serta penyebarannya berdasarkan Garis Wallace dan Garis Weber Terlengkap

Februari 2018 - Selamat datang untuk kalian yang saat ini sedang mengunjungi situs Biology, pada artikel yang kalian baca kali ini mengenai Februari 2018, saya mencoba membuat ulasan pada tulisan ini secara lengkap untuk menambah ilmu pengetahuan dan pembelajaran tentang berbagai hal di dunia ini yang berkaitan dengan ilmu biology. Semoga apa yang kami sampaikan di Artikel Materi Pembelajaran, bisa dijadikan penambah wawasan pengetahuan seputar keilmuan biology. Ok, selamat membaca dan jangan lupa bagikan pula artikel ini ke sosial media kalian agar bisa memberikan manfaat untuk orang lain juga.

Judul : Materi Biology Keanekaragaman hayati Indonesia, flora dan fauna, serta penyebarannya berdasarkan Garis Wallace dan Garis Weber Terlengkap
link : Materi Biology Keanekaragaman hayati Indonesia, flora dan fauna, serta penyebarannya berdasarkan Garis Wallace dan Garis Weber Terlengkap

Baca juga


Februari 2018

Keanekaragaman hayati Indonesia, flora dan fauna

Keanekaragaman Hayati Indonesia
Indonesia merupakan salah satu dari tiga negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Dua negara lainnya adalah Brasil dan Zaire. Tetapi dibandingkan dengan Brazil dan Zaire, Indonesia memiliki keunikan tersendiri. Keunikannya adalah di samping memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi, Indonesia memiliki areal tipe indo-malaya yang luas, juga tipe oriental, australia, dan peralihannya. Selain itu, di Indonesia terdapat banyak hewan dan tumbuhan langka, serta spesies endemik.

Indonesia terletak pada garis 6° LU – 11° LS dan 95° BT – 141° BT. Dengan demikian, Indonesia terletak di daerah beriklim tropis dan dilewati oleh garis khatulistiwa. Letak ini menyebabkan Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Indonesia juga memiliki berbagai jenis ekosistem, seperti ekosistem perairan, ekosistem air tawar, rawa gambut, hutan bakau, terumbu karang, dan ekosistem pantai.

Indonesia terletak di daerah tropik sehingga memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dibandingkan dengan daerah subtropik (iklim sedang) dan kutub (iklim kutub). Keanekaragaman tinggi di Indonesia dapat dijumpai di dalam lingkungan hutan tropik. Jika di hutan iklim sedang dijumpai satu atau dua jenis pohon, maka di areal yang sama di dalam hutan hujan tropik memiliki keanekaragaman hayati sekitar 300 kali lebih besar dibandingkan dengan hutan iklim sedang. Di dalam hutan hujan tropik terdapat berbagai jenis tumbuhan (flora) dan fauna yang belum dimanfaatkan, atau masih liar. Di dalam tubuh hewan dan tumbuhan itu tersimpan sifat-sifat unggul, yang mungkin dapat dimanfaatkan di masa mendatang. Sifat-sifat unggul itu misalnya tumbuhan yang tahan penyakit, tahan kekeringan, dan tahan terhadap kadar garam yang tinggi. Ada pula yang memiliki sifat menghasilkan bahan kimia beracun. Jadi, di dalam dunia hewan dan tumbuhan, baik yang sudah dibudidayakan maupun belum, terdapat sifat-sifat unggul yang perlu dilestarikan.

Flora dan Fauna di Indonesia
1.  Jenis dan Persebaran Tumbuhan (Flora) di Indonesia
Jenis tumbuh-tumbuhan di Indonesia diperkirakan berjumlah 25.000 jenis atau lebih dari 10% dari flora dunia. Lumut dan ganggang diperkirakan jumlahnya 35.000 jenis. Tidak kurang dari 40% dari jenis-jenis ini merupakan jenis yang endemik atau jenis yang hanya terdapat di Indonesia dan tidak terdapat di tempat lain di dunia.

Tumbuhan yang tumbuh di Malaysia, Indonesia, Philipina sering disebut kelompok tumbuhan Malesiana. Beberapa jenis tumbuhan khas di Indonesia :
* Durian ( Durio zibethinus ), ada beberapa varietas : Durian Petruk  (Jepara), durian Simas (Bogor), durian Sitokong (Ragunan-Jakarta).
* Salak ( Salacca edulis ), beberapa varietas : salak pondoh (sleman), salak bali, salak condet (jakarta).
* Bunga Bangkai ( Rafflesia arnoldi ) dari Bengkulu
* Pohon Jati (Tectona grandis), Mahoni (Switenia mahagoni), Kenari     (Canarium caesius) banyak ditemukan di Jawa, keruing (Dipterocarpus  sp), Matoa (Pometia pinnata) dari Papua.
* Meranti (Shorea sp), rotan (Calamus caesius) di kalimantan.
* Cendana (Santalumalbum), kayu putih (Eucalyptus alba)

2.  Jenis dan Persebaran Hewan (Fauna) di Indonesia
Hewan-hewan di bagian barat Indonesia (Oriental) yang meliputi Sumatera, Jawa dan Kalimantan, serta pulau-pulaunya memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
-Banyak spesies mamalia yang berukuran besar, misalnya gajah, banteng, harimau, badak. Mamalia berkantung jumlahnya sedikit, bahkan hampir tidak ada.
-Terdapat berbagai macam kera. Kalimantan merupakan pulau yang paling kaya kan jenis-jenis primata. Ada tiga jenis primata, misalnya bekantan, tarsius, loris hantu, orang utan.
-Terdapat hewan endemik, seperti:
       1.      Badak bercula satu di Ujung Kulon
       2.      Binturong (Arctictis binturong), hewan sebangsa beruang tapi kecil
       3.      Monyet Presbytis thomasi
       4.      Tarsius (Tarsius bancanus)
       5.      Kukang (Mycticebus coucang)
-Burung-burung Oriental memiliki warna yang kurang menarik dibanding burung-burung di daerah Australia, tetapi dapat berkicau. Burung-burung yang endemik misalnya jalak bali (Leucopsar rothschildi), elang jawa, murai mengkilat (Myophoneus melurunus), elang putih (Mycrohyerax latifrons), ayam hutan berdada merah (Arborphila hyperithra), ayam pegar.

Jenis-jenis hewan di Indonesia bagian Timur (Australian), yaitu Irian, Maluku, Sulawesi, Nusa Tenggara, relatif sama dengan Australia. Ciri-ciri hewan di Indonesia bagian Timur adalah:
        a)      Mamalia berukuran kecil
        b)     Banyak hewan berkantung
        c)      Tidak terdapat spesies kera
        d)     Jenis-jenis burung memiliki warna yang beragam

3.  Hewan dan Tumbuhan endemik  di Indonesia
Hewan dan tumbuhan endemik Indonesia adalah hewan dan tumbuhan yang hanya ada di di Indonesia.
* Hewan yang endemik misalnya : harimau jawa (Panthera tigris sondaicus), harimau bali (sudah punah), jalak bali putih (Leucopsar     rothschildi) di Bali, badak bercula satu (Rhinoceros sondaicus) di Ujung Kulon, binturong (Artictis binturong), monyet (Presbytis thomasi), tarsius (Tarsius bancanus) di Sulawesi Utara, kukang (Nycticebus coucang), maleo (hanya di Sulawesi), komodo (Varanus komodoensis) di Pulau Komodo dan sekitarnya.
* Tumbuhan yang endemik terutama dari genus Rafflesia misalnya Rafflesia arnoldii (endemik di Sumatra Barat, Bengkulu, dan Aceh), Rafflesia borneensis (Kalimantan), Rafflesia cilliata (Kalimantan Timur), Rafflesia horsfilldii (Jawa), Rafflesia patma (Nusa Kambangan dan Pangandaran), Rafflesia rochussenii (Jawa Barat), dan Rafflesia contleyi (Sumatra bagian timur).
* Bedali (Radermachera gigantean),  Kepuh (Stereula foetida),  Bungur (Lagerstroemia spesiosa), Nangka celeng (Arthocarpus heterophyllus),  Mundu (Garcinia dulcis),  Sawo kecik (Manilkara kauki),  Winong (Tetrameles nudiflora),  Kluwak (Pingium edule),  Gandaria (Bouea macrophylla)

Penyebaran Flora dan Fauna di Indonesia berdasarkan Garis Wallace dan Garis Weber

Persebaran hewan-hewan di dunia dikelompokkan menjadi 6 (enam) daerah utama, yaitu :

insert picture

Jenis-jenis hewan yang ada di Indonesia diperkirakan berjumlah sekitar 220.000 jenis yang terdiri atas lebih kurang 200.000 serangga (± 17% fauna serangga di dunia), 4.000 jenis ikan, 2.000 jenis burung, serta 1.000 jenis reptilia dan amphibia.

Penyebaran keanekaragaman hayati di Indonesia, khususnya hewan, sangat berkaitan erat dengan letak geografis Indonesia. Penyebaran hewan ini secara umum terbagi menjadi dua wilayah, yaitu kawasan timur (Benua Australia) dan kawasan barat (Benua Asia).

Dalam ekspedisinya ke Indonesia, Alfred R. Wallace (1856)  menemukan perbedaan hewan di beberapa daerah di Indonesia.  Jenis burung yang ada di Bali tidak dijumpai di Lombok, dan sebaliknya. Hewan yang terdapat di Sumatera, jawa, Bali, dan Kalimantan mirip dengah  jenis hewan di daerah geografis Oriental (Asia), sehingga Wallace  membuat garis pembatas yang dikenal dengan garis wallace yang memisahkan daerah oriental dengan daerah Australian (meliputi Papua, Maluku, Sulawesi, dan Nusa Tenggara).

Ahli zoology Jerman, Max Weber menjumpai hewan di daerah  Sulawesi mirip dengah hewan di daerah Oriental dan Australian (merupakan peralihan), sehingga membuat garis pembatas yang dikenal garis weber  yang membentang daerah Sulawesi ke selatan hingga kepulauan Aru.

Dengan demikian, hewan-hewan di Indonesia memiliki tipe daerah Oriental, Australian, dan Peralihan

Keanekaragaman hayati Indonesia, flora dan fauna

Keanekaragaman Hayati Indonesia
Indonesia merupakan salah satu dari tiga negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Dua negara lainnya adalah Brasil dan Zaire. Tetapi dibandingkan dengan Brazil dan Zaire, Indonesia memiliki keunikan tersendiri. Keunikannya adalah di samping memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi, Indonesia memiliki areal tipe indo-malaya yang luas, juga tipe oriental, australia, dan peralihannya. Selain itu, di Indonesia terdapat banyak hewan dan tumbuhan langka, serta spesies endemik.

Indonesia terletak pada garis 6° LU – 11° LS dan 95° BT – 141° BT. Dengan demikian, Indonesia terletak di daerah beriklim tropis dan dilewati oleh garis khatulistiwa. Letak ini menyebabkan Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Indonesia juga memiliki berbagai jenis ekosistem, seperti ekosistem perairan, ekosistem air tawar, rawa gambut, hutan bakau, terumbu karang, dan ekosistem pantai.

Indonesia terletak di daerah tropik sehingga memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dibandingkan dengan daerah subtropik (iklim sedang) dan kutub (iklim kutub). Keanekaragaman tinggi di Indonesia dapat dijumpai di dalam lingkungan hutan tropik. Jika di hutan iklim sedang dijumpai satu atau dua jenis pohon, maka di areal yang sama di dalam hutan hujan tropik memiliki keanekaragaman hayati sekitar 300 kali lebih besar dibandingkan dengan hutan iklim sedang. Di dalam hutan hujan tropik terdapat berbagai jenis tumbuhan (flora) dan fauna yang belum dimanfaatkan, atau masih liar. Di dalam tubuh hewan dan tumbuhan itu tersimpan sifat-sifat unggul, yang mungkin dapat dimanfaatkan di masa mendatang. Sifat-sifat unggul itu misalnya tumbuhan yang tahan penyakit, tahan kekeringan, dan tahan terhadap kadar garam yang tinggi. Ada pula yang memiliki sifat menghasilkan bahan kimia beracun. Jadi, di dalam dunia hewan dan tumbuhan, baik yang sudah dibudidayakan maupun belum, terdapat sifat-sifat unggul yang perlu dilestarikan.

Flora dan Fauna di Indonesia
1.  Jenis dan Persebaran Tumbuhan (Flora) di Indonesia
Jenis tumbuh-tumbuhan di Indonesia diperkirakan berjumlah 25.000 jenis atau lebih dari 10% dari flora dunia. Lumut dan ganggang diperkirakan jumlahnya 35.000 jenis. Tidak kurang dari 40% dari jenis-jenis ini merupakan jenis yang endemik atau jenis yang hanya terdapat di Indonesia dan tidak terdapat di tempat lain di dunia.

Tumbuhan yang tumbuh di Malaysia, Indonesia, Philipina sering disebut kelompok tumbuhan Malesiana. Beberapa jenis tumbuhan khas di Indonesia :
* Durian ( Durio zibethinus ), ada beberapa varietas : Durian Petruk  (Jepara), durian Simas (Bogor), durian Sitokong (Ragunan-Jakarta).
* Salak ( Salacca edulis ), beberapa varietas : salak pondoh (sleman), salak bali, salak condet (jakarta).
* Bunga Bangkai ( Rafflesia arnoldi ) dari Bengkulu
* Pohon Jati (Tectona grandis), Mahoni (Switenia mahagoni), Kenari     (Canarium caesius) banyak ditemukan di Jawa, keruing (Dipterocarpus  sp), Matoa (Pometia pinnata) dari Papua.
* Meranti (Shorea sp), rotan (Calamus caesius) di kalimantan.
* Cendana (Santalumalbum), kayu putih (Eucalyptus alba)

2.  Jenis dan Persebaran Hewan (Fauna) di Indonesia
Hewan-hewan di bagian barat Indonesia (Oriental) yang meliputi Sumatera, Jawa dan Kalimantan, serta pulau-pulaunya memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
-Banyak spesies mamalia yang berukuran besar, misalnya gajah, banteng, harimau, badak. Mamalia berkantung jumlahnya sedikit, bahkan hampir tidak ada.
-Terdapat berbagai macam kera. Kalimantan merupakan pulau yang paling kaya kan jenis-jenis primata. Ada tiga jenis primata, misalnya bekantan, tarsius, loris hantu, orang utan.
-Terdapat hewan endemik, seperti:
       1.      Badak bercula satu di Ujung Kulon
       2.      Binturong (Arctictis binturong), hewan sebangsa beruang tapi kecil
       3.      Monyet Presbytis thomasi
       4.      Tarsius (Tarsius bancanus)
       5.      Kukang (Mycticebus coucang)
-Burung-burung Oriental memiliki warna yang kurang menarik dibanding burung-burung di daerah Australia, tetapi dapat berkicau. Burung-burung yang endemik misalnya jalak bali (Leucopsar rothschildi), elang jawa, murai mengkilat (Myophoneus melurunus), elang putih (Mycrohyerax latifrons), ayam hutan berdada merah (Arborphila hyperithra), ayam pegar.

Jenis-jenis hewan di Indonesia bagian Timur (Australian), yaitu Irian, Maluku, Sulawesi, Nusa Tenggara, relatif sama dengan Australia. Ciri-ciri hewan di Indonesia bagian Timur adalah:
        a)      Mamalia berukuran kecil
        b)     Banyak hewan berkantung
        c)      Tidak terdapat spesies kera
        d)     Jenis-jenis burung memiliki warna yang beragam

3.  Hewan dan Tumbuhan endemik  di Indonesia
Hewan dan tumbuhan endemik Indonesia adalah hewan dan tumbuhan yang hanya ada di di Indonesia.
* Hewan yang endemik misalnya : harimau jawa (Panthera tigris sondaicus), harimau bali (sudah punah), jalak bali putih (Leucopsar     rothschildi) di Bali, badak bercula satu (Rhinoceros sondaicus) di Ujung Kulon, binturong (Artictis binturong), monyet (Presbytis thomasi), tarsius (Tarsius bancanus) di Sulawesi Utara, kukang (Nycticebus coucang), maleo (hanya di Sulawesi), komodo (Varanus komodoensis) di Pulau Komodo dan sekitarnya.
* Tumbuhan yang endemik terutama dari genus Rafflesia misalnya Rafflesia arnoldii (endemik di Sumatra Barat, Bengkulu, dan Aceh), Rafflesia borneensis (Kalimantan), Rafflesia cilliata (Kalimantan Timur), Rafflesia horsfilldii (Jawa), Rafflesia patma (Nusa Kambangan dan Pangandaran), Rafflesia rochussenii (Jawa Barat), dan Rafflesia contleyi (Sumatra bagian timur).
* Bedali (Radermachera gigantean),  Kepuh (Stereula foetida),  Bungur (Lagerstroemia spesiosa), Nangka celeng (Arthocarpus heterophyllus),  Mundu (Garcinia dulcis),  Sawo kecik (Manilkara kauki),  Winong (Tetrameles nudiflora),  Kluwak (Pingium edule),  Gandaria (Bouea macrophylla)

Penyebaran Flora dan Fauna di Indonesia berdasarkan Garis Wallace dan Garis Weber

Persebaran hewan-hewan di dunia dikelompokkan menjadi 6 (enam) daerah utama, yaitu :

insert picture

Jenis-jenis hewan yang ada di Indonesia diperkirakan berjumlah sekitar 220.000 jenis yang terdiri atas lebih kurang 200.000 serangga (± 17% fauna serangga di dunia), 4.000 jenis ikan, 2.000 jenis burung, serta 1.000 jenis reptilia dan amphibia.

Penyebaran keanekaragaman hayati di Indonesia, khususnya hewan, sangat berkaitan erat dengan letak geografis Indonesia. Penyebaran hewan ini secara umum terbagi menjadi dua wilayah, yaitu kawasan timur (Benua Australia) dan kawasan barat (Benua Asia).

Dalam ekspedisinya ke Indonesia, Alfred R. Wallace (1856)  menemukan perbedaan hewan di beberapa daerah di Indonesia.  Jenis burung yang ada di Bali tidak dijumpai di Lombok, dan sebaliknya. Hewan yang terdapat di Sumatera, jawa, Bali, dan Kalimantan mirip dengah  jenis hewan di daerah geografis Oriental (Asia), sehingga Wallace  membuat garis pembatas yang dikenal dengan garis wallace yang memisahkan daerah oriental dengan daerah Australian (meliputi Papua, Maluku, Sulawesi, dan Nusa Tenggara).

Ahli zoology Jerman, Max Weber menjumpai hewan di daerah  Sulawesi mirip dengah hewan di daerah Oriental dan Australian (merupakan peralihan), sehingga membuat garis pembatas yang dikenal garis weber  yang membentang daerah Sulawesi ke selatan hingga kepulauan Aru.

Dengan demikian, hewan-hewan di Indonesia memiliki tipe daerah Oriental, Australian, dan Peralihan